Jangan Ada Negara di Dalam Negara

Jangan Ada Negara di Dalam Negara

Pemkab Majalengka Kerja Sama Riset dengan ITB MAJALENGKA - Pembangunan yang pesat di segala bidang yang kini dialami Kabupaten Majalengka rupanya menarik perhatian Institut Teknologi Bandung (ITB), untuk melakukan riset pembangunan di Kota Angin. Hal itu ditandai dengan ditandatanganinya MoU antara kedua belah pihak di ruang rapat pendopo, Jumat (4/9). Bupati di hadapan sejumlah tim riset ITB mengemukakan, pembangunan di Majalengka seperti BIJB, jalan tol dan lainnya sudah masuk dalam rencana inti Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan pemerintah pusat dan provinsi. Hal itu juga menjadikan Majalengka sebagai pusat ekonomi Jawa Barat bagian timur. “Dengan hadirnya BIJB nanti saya tidak ingin nasib warga Tangerang dengan Bandara Soetta dan warga Deliserdang dengan Bandara Kualanamu terulang, karena hanya menjadi tukang antar jemput di bandara. Mirisnya lagi pemda tidak mendapat apapun selain pajak parkir kendaraan. Jadi istilahnya seperti ada negara di dalam negara,” ucap Sutrisno. Keterkaitan pembangunan antara wilayah bandung raya sampai Metro Cirebon membuat Majalengka berada dalam wilayah strategis. BIJB harus mendatangkan manfaat bagi daerah, terutama lagi warganya. Maka dirinya berencana membangun kota satelit Kertajati sebagai bagian dari Majalengka Aerocity. “Kami telah merencanakan berbagai fasilitas dan wilayah penyangga BIJB. Fasilitas berupa tempat hiburan, wisata, argowisata, pemukiman, hotel dan pusat perbelanjaan. Di samping itu industri menengah dan besar yang sudah berdiri ataupun pindahan dari sekitar Bandung sudah muncul,” tuturnya. Sutrisno juga merencanakan pengembangan kota metro sebagai pengembangan wilayah Jatiwangi. Yang mencakup wilayah jalan lingkar, Karayunan dan Baribis. Arahnya dijadikan sebagai pusat perkantoran, bisnis, pemukiman, dan sarana olahraga. “Memang hadirnya BIJB nanti akan menimbulkan aspek multikultur, karena sebagai bandara internasional tentunya akan dipadati warga asing. Pendeknya seperti Las Vegas, akan ada keramaian warga asing maka butuh suatu tempat yang terlokalisir di sekitar bandara itu,” jelasnya lagi. Wakil Rektor ITB bidang riset dan inovasi Prof DR Ir Bambang Riyanto Trilaksono menyampaikan kekagumannya dengan perkembangan pembangunan di Majalengka. Tim riset yang dipimpinnya akan menemui tantangan yang sesungguhnya, karena riset dan perencanaan akan dihadapkan pada multisektor. “Dari pemaparan bupati tadi, jelas sekali Majalengka memiliki sumber daya menuju kota metropolis. Aspek wilayah, kultur budaya, SDM, SDA dan tentu saja pemerintahan yang gencar melakukan pembangunan. Apalagi pak bupati secara gamblang meminta bantuan ITB untuk melakukan riset di sini, kami merasa tertantang,” terang Bambang. Hal senada diungkapkan Wakil Rektor bidang keuangan, perencanaan dan pembangunan Prof Wawan Gunawan Kadir MS, yang paham betul perkembangan Majalengka dari waktu ke waktu. Pasalnya, Wawan adalah putra asli Majalengka. Dari mulai terkenal sebagai kota pensiun sekarang menuju kota metropolis. “Tahun 2000-an saya melihat Majalengka masih stagnan, tapi dibawah kepemimpinan Bupati Sutrisno, ibarat grafik itu naik secara tajam. Saya yakin kota metropolis dapat terwujud paling tidak pada tahun 2020 nanti. Tentu saja konektivitas dengan daerah sekitar diperlukan untuk keselarasan pembangunan secara keseluruhan,” kata Wawan. Penandatanganan MoU dihadiri SKPD pemda, rombongan dari ITB yang berjumlah 40 orang. Dalam kesempatan tersebut kedua belah pihak saling bertukar cenderamata. ITB memberikan tanda warga kehormatan ITB untuk Sutrisno, sementara Sutrisno memberikan replika tugu gedong gincu yang merupakan ikon Majalengka. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: