Indonesia Kejar Titah Raja Saudi
Soal Santunan Rp3,8 Miliar Per Orang dan Naik Haji bagi Keluarga Korban Insiden Crane MAKKAH- Pemerintah Arab Saudi menjanjikan kompensasi cukup besar untuk korban ambruknya crane di Masjidilharam pekan lalu. Kemarin, arabnews.com melaporkan bahwa Arab Saudi akan menyantuni seluruh korban tewas dan memberikan ganti rugi kepada mereka yang terluka. “Kerajaan akan membayar santunan sebesar 1 juta riyal (sekitar Rp3,8 miliar) kepada keluarga korban yang meninggal,” tulis Raja Saudi Salman bin Abdul Aziz dalam dekrit kerajaan. Bagi korban dengan cacat permanen, kerajaan mengalokasikan kompensasi 1 juta riyal (sekitar Rp3,8 miliar). Kepada mereka yang luka, diberikan 500 ribu riyal (sekitar Rp1,9 miliar). Saudi juga mengundang dua anggota keluarga dari setiap korban meninggal untuk berhaji gratis. Sementara itu, korban luka yang tidak bisa menunaikan prosesi haji akan diberi kesempatan untuk berhaji tahun depan. Mereka juga dibebaskan dari segala biaya. Informasi soal santunan ini akhirnya ditanggapi Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin di sela-sela meninjau Arafah, Muzdalifah, dan Mina, kemarin (16/9). Menurut Lukman, pihaknya atas nama pemerintah akan mengirimkan petugas khusus untuk menanyakan ke pemerintah Arab Saudi secara resmi. Seperti diketahui, 11 jamaah haji Indonesia wafat dalam insiden ambruknya crane, dan puluhan lainnya luka-luka. Menurut menteri, hingga saat ini pemerintah maupun Kemenag belum mendapatkan informasi secara resmi dari Arab Saudi. Lukman mengaku baru mendapatkan informasi dari media Arab Saudi. “Saya juga mendapat banyak pertanyaan tentang itu. Tapi belum tahu kepastiannya,” ujarnya. Amirul hajj Indonesia ini berharap informasi itu benar dan dapat direalisasikan sehingga bisa untuk memberi bantuan kepada keluarga korban. Terutama janji pemerintah Saudi untuk memberikan prioritas kepada keluarga jamaah untuk berhaji tahun depan. “Kami akan melakukan klarifikasi dan konfirmasi tentang kebenaran soal santunan dari pemerintah Saudi. Masih harus dicek,” katanya. Sementara pemerintah sendiri sudah mengasuransikan jamaah haji yang meninggal. Baik meninggal biasa karena sakit maupun yang korban crane. Namun, menag mengaku tidak hafal dengan besarnya asuransi itu. Berdasarkan informasi, korban meninggal karena sakit mendapat santunan Rp18,5 juta. Sedangkan yang meninggal karena kecelakaan crane sebesar Rp37 juta, dan yang mengalami cacat permanen mendapat santunan Rp18,5 juta. Soal pemakaman, dari 11 korban wafat karena crane roboh, sudah lima orang yang telah dimakamkan di Makkah. 23 korban sudah kembali ke pemondokan, dan 19 terpaksa masih dirawat di RS. “Memang ada kesulitan saat identifikasi korban yang dalam kondisi tidak utuh lagi. Karena itu tahun depan perlu berkoordinasi dengan kemenkes agar setiap jamaah dilengkapi informasi DNA,” paparnya. Menag mengatakan sebenarnya gelang tembaga yang dipakai jamaah sudah digunakan untuk mempermudah identifikasi. Terutama untuk korban kebakaran. Karena gelang itu meski terbakar masih tetap terbaca. “Nanti bisa ditambah dengan DNA,” tegasnya. Sementara itu, tentang persiapan armina, menag merasa cukup lega karena fasilitas yang diberikan Muassasah Asia Tenggara lebih baik dari tahun lalu. Saat di Arafah, menag didampingi Ketua Muassasah Amin Hasan Andergiri melihat langsung karpet merah yang lebih tebal dari hambal yang dipakai tahun lalu. Demikian juga telah disiapkan tenda besi yang kapasitasnya dua hektare untuk satu maktab atau sekitar tiga ribu orang. Sedangkan yang di Mina satu kuncup tenda untuk 14 orang. Menang juga melihat langsung AC atau water cooler yang telah dipasang masih gres. Untuk tenda besar bisa sampai 6 AC, tapi jika tenda sedang hanya dua AC. Saat melihat fasilitas toilet, menag meminta agar kran- kran yang bocor diperbaiki. Sedangkan fasilitas dapur yang baru dibangun lebih baik dari tahun lalu karena berlantai keramik. “Jamaah haji kita kan sukanya minum teh atau ngopi di pagi hari. Makanya saya sudah minta disediakan air panas. Dan nantinya ada air panas 24 jam yang dialirkan dari dapur melalui pipa-pipa ke tenda,” tuturnya. (end)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: