Lima Kontainer Belum Dibuka, Data Korban Wafat Tembus 1.107 Orang

Lima Kontainer Belum Dibuka, Data Korban Wafat Tembus 1.107 Orang

DATA korban wafat peristiwa Mina dari seluruh negara masih terus bertambah. Data sementara, korban wafat bahkan sudah mencapai 1.107 orang. Jumlah ini mungkin masih akan bertambah lagi. Apalagi saat ini ada 5 kontainer berisi jenazah yang belum dibuka petugas Arab Saudi. Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kembali menunjukan keseriusannya untuk segera menyelesaikan penanganan korban tragedi Jalan Arab 204, Mina, yang terjadi Kamis (24/9). Tidak hanya menunda kepulangannya ke Indonesia, kali ini Menag langsung turun ke Muaishim atau tempat pemulasaraan jenazah. Selama satu jam Menag mulai meneliti foto, mencocokkan filing, hingga langsung melihat jenazah. “Yang penting, poin saya adalah ketelitian. Setiap kali mereka mengeluarkan foto begini, selalu ada petugas kita yang melihat secara rinci foto per foto sehingga tidak ada yang miss,”ujar Menag. Saat itu menag didampingi petugas tim khusus operasi Armina yang bertugas mencari dan menelusuri keberadaan korban Mina. Yaitu Zaitul Muchlis, Naif, dan Fadil serta tim PPIH lainnya.  Minggu malam (27/9), mereka berkutat di Majmaath-Thawary bil Muaishim yang menjadi tempat pemulasaraan jenazah korban peristiwa Mina. Ikut dalam monitoring identifikasi jenazah ini, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil, Irjen Kemenag M Jasin, Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Muhajirin Yanis, Direktur Pelayanan Haji luar Negeri Sri Ilham Lubis, Direktur Pengelolaan Dana Haji Ramadan Harisman, Kepala Pusat Informasi dan Humas Rudi Subiyantoro. Sejak kali pertama merilis data korban Mina dari semua negara, Pemerintah Arab Saudi telah merilis lebih dari 1.107 foto jenazah. Pada malam pertama pembukaan akses, Jumat malam (25/9), dirilis sekitar 500 foto. Pada malam kedua kemudian dirilis kembali 350 foto. Dan pada malam ketiga, ketika Menag Lukman berkunjung, diinformasikan bahwa telah dirilis 257 foto. Foto-foto tersebut ditempel pada dinding-dinding dua buah ruangan besar dengan luas sekitar 60 meter persegi. Satu ruangan diperuntukan untuk menempel foto-foto sebelumnya, sedang satu ruangan untuk menempel foto-foto rilis terbaru. Menag pun ikut meneliti satu persatu foto yang dipampang. “Kita harus yakin bahwa semua foto yang dirilis itu sudah kita lihat semua. Sebab, kalau tidak kita lihat, maka kita tidak bisa cek ke tempat mayat,” jelasnya. Saat penelusuran malam itu, Menag dan tim menemukan tujuh korban lagi yang merupakan jamaah haji Indonesia korban Mina. Diakui tim, tidak gampang untuk menemukan identifikasi korban. Karena ada kalanya foto sudah dirilis, tetapi filing bukti belum ada, sehingga tidak bisa melihat jenazah. “Ada pula yang buktinya minim. Gelang tidak ada, hanya tinggal handphone saja,” ujar Fadhil salah seorang petugas. Bau menyengat tak tertahankan ketika menag dan tim melakukan verifikasi. Saat itu tampak banyak kontainer yang ada di depan gedung rilis foto. Menurut Lukman Hakim Saifuddin, masih ada lima kontainer besar yang belum dibuka isinya oleh pihak Arab Saudi. Otomatis belum ada petunjuk awal di lima kontainer berpendingin itu. Siapa saja korban tewas lainnya. Diperkirakan satu kontainer ada puluhan jenazah.”Sore ini (kemarin, red) akan dirilis lagi foto-foto terbaru korban Mina dari kontainer tersebut. Kami akan secepatnya mengakses informasinya,” kata Menag. Menurut Lukman, pihaknya juga akan berusaha dengan upaya diplomatik agar tim medis dan tim penelusur korban Mina bisa langsung melihat korban yang baru dikeluarkan di kontainer. Sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan identifikasi. “Semoga bisa langsung identifikasi dan tidak perlu menunggu rilis foto. Sehingga keluarga di Indonesia tak perlu lama menunggu kepastian jamaah haji,” paparnya. Hingga Senin dini hari (28/9), Tim PPIH telah berhasil mengidentifikasi 41 jamaah haji Indonesia yang wafat karena peristiwa Mina. Tujuh korban baru, dan 34 teridentifikasi sebelumnya. Korban cidera ditemukan lagi empat orang di RS di luar Makkah, yaitu di Jeddah. Sehingga total korban cidera 10 orang. Juga masih ada 82 jamaah haji Indonesia yang belum diketahui keberadaannya. Baik di pemondokan, di RS, di Masjid-masjid, maupun ditempat public yang dimungkinkan jamaah kesasar.  Untuk itu, Dirjen PHU Abdul Djamil memastikan bahwa tim PPIH akan terus bekerja keras untuk melakukan penelusuran.  “Tim telah berusaha keras siang malam mencari jamaah yang masih belum diketahui keberadaannya dan mengidentifikasi jenazah yang telah diketahui meninggal dunia,” terang Abdul Djamil, Senin (28/9). Sementara itu, selain jamaah haji ditemukan seorang lagi mukimin (TKI perempuan) yang menjadi korban Mina. Sehingga ada empat mukimin, tiga orang sebelumnya adalah pekerja di Binladin. Korban terbaru adalah warga Malang, Jatim, bernama Aminah alias Rumiati binti Nomo. Dia sudah sekitar 10 tahun tinggal di Jeddah. Berbeda dengan tiga korban lainnya, Aminah adalah jamaah haji mandiri yang berangkat tidak melalui jasa travel yang resmi di Arab Saudi. Hanya ada paspor dan handphone yang ada padanya. “Ketika ditelepon yang menerima kemenakannya yang tinggal di Jeddah dan dibenarkan bahwa korban belum pulang hingga sekarang,” ujar Kepala KJRI Darmakitri Syailendra Putra, kemarin. Menurut dia, TKI yang bermukim di Arab Saudi bisa berhaji jika ikut travel resmi dan membayar minimal 4 ribu riyal. “Namun, tampaknya bu Aminah berangkat sendiri. Bisa dibilang dia haji backpacker,” ujarnya. Dengan banyaknya korban dan lamanya identifikasi, Lukman Hakim Saifuddin meminta keluarga jamaah haji di Indonesia bersabar. “Saya sebagai amirulhaj memohon maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Tapi percayalah tim di sini bekerja 24 jam untuk secepatnya melakukan identifikasi korban. Semua tak bisa cepat, harus ada prosedur yang dilalui yang itu merupakan otoritas Arab Saudi,” paparnya. (end)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: