Pemda Anak Tirikan Guru Madrasah

Pemda Anak Tirikan Guru Madrasah

Pendidikan DTA Diwajibkan tapi Honor Tak Diperhatikan SUMBER-Pemerintah Kabupaten Cirebon memang telah memberikan stimulan sebesar Rp250 ribu per tahun untuk guru Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah. Namun hal itu tidak sebanding dengan beban kerja guru madrasah. Apalagi dalam Perda Kabupaten Cirebon Nomor 2 tahun 2009, dan Peraturan Bupati (Perbup) No 17 Tahun 2014 dikatakan pembelajaran Madrasah Diniyah Takimiliyah Awaliyah (DTA) sebagai salah satu syarat masuk ke jenjang SMP. Kondisi itu sangat disayangkan oleh Pengamat Pendidikan Islam, H Abah Tolkha. Ia menilai pemerintah tak serius dalam mengimplementasi aturan tersebut. Buktinya usaha dan kerja keras guru madrasah sama sekali tidak dihargai. \"Kalau pemerintah serius ingin memberlakukan DTA sebagai salah satu persyaratan untuk bisa mengikuti pendidikan berikutnya, tentunya dibutuhkan keseriusan pemerintah daerah. Pemda harus sungguh-sungguh memperhatikannya, termasuk legislatif yang punya hak menganggarkan, kontrol dan pengawasan harus bener-benar mengawal agar program ini bisa terlaksana,\" jelasnya, Rabu (30/9). Tidak hanya urusan honor, Tolkha mengaku sering mendapatkan curahan hati dari para guru DTA yang kesulitan untuk mengajukan proposal pembangunan, Bantuan Operasional Madrasah dan dana stimulan. “Kenyataan yang terjadi guru DTA yang turut andil dalam mengisi pembangunan bangsa ini hanya dihargai Rp250ribu/tahun dan itu hanya diberikan untuk 3 orang guru walaupun di DTA tersebut ada 5-7 guru. Sudah begitu birokrasinya berbelit-belit, proposal pencairan anggaran stimulan guru sampai numpuk entah kapan diliriknya,” ungkapnya. Bukan itu saja, Tolkha juga menyayangkan sikap Dinas pendidikan yang masih mengabaikan aturan tersebut. Sebab, hanya sekitar 20 persen siswa baru SMP yang memiliki ijazah DTA. \"Masih banyak SMP yang menabrak aturan. Siswa yang tidak memiliki ijazah DTA tetap diterima, itu artinya pemda tidak serius dengan aturan yang telah dibuat sendiri,\" pungkasnya. Senada, Guru DTA Baitul Rizki Babakan Sumber, Koniah juga menyampaikah mengatakan perhatian dalam bentuk materi, jauh dari apa yang diharapkan. \"Kami menjadi guru DTA sebetulnya karena lillahita\'ala, iklas karena pahalanya akan didapat di akhirat kelak. Namun setidaknya jerih payah kami sedikit dihargai pemerintah karena dari dana stimulan guru Rp250ribu/tahun, di DTA yang dapat hanya sekitar 3 guru. Sementara gurunya lebih dari itu. Harapan kami mudah-mudahan pemerintah mau ikhlas membantu untuk menaikannya, karena sudah lebih dua tahun segitu saja,\" ucapnya.(via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: