Ngarot, Ikon Budaya Kota Mangga
Setiap tahunnya, tiap tanggal 7 Oktober, masyarakat Indramayu sangat antusias dalam memperingati Hari Jadi Kabupatennya. Tingginya animo masyarakat dalam peringatan tersebut, menjadi bukti bahwa masyarakat Indramayu sangat mencintai daerahnya, sekaligus bangga dengan daerahnya. Wujud perayaan hari jadi pun sangat beragam. Mulai dari pameran hasil-hasil pembangunan daerah, pameran pendidikan, job fair, festival seni, lomba-lomba dan lain-lain. Ini semua dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak henti-hentinya memberi karunia untuk Kabupaten Indramayu. Dijelaskan bupati, untuk tahun ini peringatan ke-488 Kabupaten Indramayu mengangkat tema ”Festival Cimanuk”. Dalam festival tersebut, ditampilkan budaya, tradisi, aneka kuliner, potensi dan keunggulan Kabupaten Indramayu dari berbagai macam bidang. Festival Cimanuk berlangsung mulai tanggal 7-17 Oktober 2015 yang berlokasi di bantaran Sungai Cimanuk. Penunjukan lokasi festival yang mengambil tempat di bantaran Sungai Cimanuk bukan tanpa alasan. Ini bertujuan untuk membangkitkan romantisme masyarakat Indramayu akan kejayaan Cimanuk di masa lalu, juga sekaligus sebagai spirit bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengulang kejayaan tersebut, bahkan mengukir prestasi melebihi apa yang dahulu sudah dilakukan. Cimanuk di masa lalu sudah menjadi arus lalu lintas perdagangan nasional bahkan internasional yang sangat maju. Tidak ada salahnya apabila semangat itu digelorakan kembali untuk membangun dan memperbaharui (baca: recover-i) wajah Indramayu lebih baik dan maju. Kalau di masa lalu saja Cimanuk sudah menjadi sentra perdagangan yang maju, sekarang harus jauh lebih maju lagi dan maju lagi. “Kunci untuk kemajuan sudah ada. Yaitu kehendak bersama untuk mewujudkan cita-cita dan harapan yang sama. Oleh karena itu, dukungan segenap pihak mutlak diperlukan untuk Indramayu tercinta. Tanpa adanya dukungan niscaya Indramayu hanya diam di tempat, bahkan mundur ratusan tahun silam,” tegasnya. Kepala Bagian Humas Pemkab Indramayu, Wawan Idris menjelaskan, dalam Festival Cimanuk 2015 ini, ada dua kegiatan utama, yaitu Cimanuk Carnival dengan ikonnya Eksotika 1.000 Gadis Ngarot dan Expo Pendidikan. Diangkatnya budaya Ngarot sebagai ikon karena Ngarot merupakan budaya asli Indramayu, yang hidup dan berkembang di Desa/Kecamatan Lelea. Yang lebih membanggakan dari Ngarot ini, karena Ngarot telah diakui oleh Badan Dunia UNESCO pada 2014 sebagai warisan budaya tak benda (intangible heritage). UNESCO mengakui keaslian atau keorisinalan Ngarot sebagai tradisi Indramayu ini. Tidak ada daerah lain yang memiliki tradisi ini. Karena keaslian dan keorisinalannya inilah maka Kabupaten Indramayu akan menjadikan NGAROT sebagai ikon Indramayu di bidang kebudayaan. “Jadi nantinya, siapa pun yang berbicara “Ngarot” akan ingat dengan Indramayu,” tuturnya. Ngarot memiliki nilai filosofis yang adiluhung, yaitu semangat bagi kawula muda dan masyarakat pada umumnya untuk giat bekerja, khususnya menjadi petani yang mengolah sawahnya sendiri untuk bekal kehidupannya sediri sehingga menjadi berdikari dan mandiri. Dalam Ngarot, muda-mudi tidak hanya dibekali untuk bercocok tanam, tetapi sebagai sebuah penanda bahwa hubungan manusia dan alam harus selaras, tanpa mengeksploitasi alam. Selain itu, Ngarot juga sebagai penanda datangnya musim penghujan setelah sekian lama musim kemarau dilewati. Ini menjadi penanda bahwa kehidupan baru dimulai, bersemi, dan produktif kembali. Sedangkan expo pendidikan merupakan ajang unjuk kreativitas para siswa di bidang teknologi. Itulah sebabnya dalam expo pendidikan ditampilkan karya teknologi siswa. Kali ini ada satu karya siswa yang diunggulkan, yaitu pembuatan mesin pengering padi hasil karya siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Mesin pengering padi ini sangat bermanfaat bagi para petani dalam menangani padi, terutama panen rendeng yang biasanya disertai dengan curah hujan tinggi. Akibat panen yang disertai hujan, padi pun basah dan kualitasnya buruk. Harganya pun menjadi jatuh. Dengan adanya mesin pengering, masalah klasik ini pun bisa diatasi. Kalau sudah memenuhi syarat, mesin pengering buatan siswa ini akan diproduksi secara massal. Untuk mendukung kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Indramayu mengundang Menteri Pertanian, Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Ristek dan Dikti. Akhirnya, tidak ada gading yang tak retak. Diakui, masih ada celah dan kekurangan di sana-sini. Dan ini merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Begitu pula dengan pembangunan. Pembangunan adalah sebuah proses. Wajar bila masih ada kekurangan. Oleh karena itu, mari bersama-sama memperbaiki kekurangan, mari berpartisipasi dalam pembangunan untuk Indramayu tercinta. Mari bahu-membahu membangun Indramayu. Karena hakekat pembangunan adalah partisipasi masyarakat yang hasilnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Dirgahayu ke-488 Indramayu. Ayo perbanyak inisiatif, kembangkan kreativitas, dan kerja nyata untuk Kota Mangga tercinta. (oet)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: