Panjang Jimat Semua Keraton Meriah

Panjang Jimat Semua Keraton Meriah

\"\"CIREBON - Panjang Jimat yang menjadi puncak acara Maulud Nabi Muhammad adalah tradisi yang sudah berlangsung selama ratusan tahun dan masih dipertahankan sampai sekarang. Berlangsungnya acara Panjang Jimat di Keraton Kasepuhan, Minggu (5/2) kemarin sangat khidmat. Prosesi adat Panjang Jimat yang merupakan refleksi dari proses kelahiran Nabi Muhammad SAW ini mempunyai makna tersendiri. Panjang berarti panjang atau waktu yang lama dan Jimat yaitu ‘siji di rumat’ yang mempunyai arti dua kalimat syahadat yang secara terus-menerus dipelihara dan diamalkan. Acara yang dimulai sejak pukul 19.30 ini dihadiri oleh masyarakat yang tidak hanya datang dari Cirebon, melainkan dari kota-kota lain. Bahkan, sejumlah pejabat nasional seperti Menko Kesra Agung Laksono, Ditjen NBSF Kementerian Pariwisata, Ditjen Kesbangpol Kemendagri, anggota DPR RI, deputy set wapres RI, utusan Gubernur Banten, utusan Bupati Siak Riau, serta pejabat lainnya turut hadir pada prosesi ini. PRA Arief Natadiningrat, Sultan Sepuh XIV yang memimpin jalannya prosesi Panjang Jimat, pada kesempatan ini pun sekaligus mengimbau dan berpesan kepada masyarakat agar mampu mencontoh akhlak Nabi Muhammad SAW. “Semoga kita semua bisa mencontoh sifat teladan Nabi Muhammad SAW. Dengan berpasrah di semua aspek kehidupan hanya kepada Tuhan YME, menjadi manusia yang santun dan beradab, menjaga persaudaraan dan ukuwah dengan penuh toleran, menyelesaikan permasalahan dengan damai dan musyawarah mufakat, serta membantu kaum duafa dan gotong royong,” tuturnya kepada Radar, Minggu (5/2) kemarin. Masyarakat yang  mengikuti prosesi panjang jimat ini rela berdiri dan berjalan berjam-jam. Seperti yang dilakukan Eni, warga asal Palimanan ini setiap tahunnya mengagendakan untuk ikut berpartisipasi pada pelaksanaan panjang jimat. “Setiap tahun saya dan keluarga sudah rutin datang ke sini, ngalap berkah,” ungkapnya. Sementara itu, perayaan panjang jimat di keraton Kanoman juga berlangsung khidmat. Meski diguyur hujan, namun ritual bisa tetap berjalan dengan baik. Juru bicara keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi mengatakan, prosesi panjang jimat ini lebih kepada instrospeksi diri. Karena, acara panjang jimat ini merupakan pemaknaan dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. “Ini kan pemaknaan dari kelahiran nabi. Mudah-mudahan, warga bisa mengartikan ritual ini sebagai ajang evaluasi dan introspeksi diri untuk melakukan amalan dan perintah Allah,” tuturnya. Sehingga diharapkan, kata dia, nantinya masyarakat bisa lahir menjadi individu baru yang lebih baik. Arimbi juga mengucapkan terima kasih untuk keluarga keraton, abdi dalam dan masyarakat yang telah berpartisipasi dalam ritual ini. “Alhamdulillah berkat dukungan berbagai pihak, kita bisa tetap melaksanakan ritual dengan baik,” tuturnya lagi. Dia juga berharap, mudah-mudahan prosesi tersebut memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat. Kirab panjang jimat juga di laksanakan di Keraton Kacerbonan, Minggu (5/2), kemarin. Selain warga masyarakat dari sekitar keraton dan berbagai daerah lain, Wali Kota Cirebon, Subardi SPd bersama jajaran Muspida Kota Cirebon ikut menyaksikan kirab panjang jimat tersebut. Menurut Subardi, peringatan Maulid Nabi haruslah dimaknai sedemikian rupa, agar umat Islam bisa meraih hikmah mendalam dari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan peningkatan nilai religius dalam kehidupanya. “Memperingati berarti meningkatkan kecintaan kita terhadap Nabi, tentu hal ini juga mewarnai hikmah dari kelahiran Nabi itu sendiri,” ujarnya. H Nurul Qomar, Calon Bupati Cirebon dari Partai Demokrat juga turut hadir, yang kemudian dijamu oleh keluarga keraton dengan jamuan makan malam. Kedatangan baik masyarakat maupun para petinggi tentu saja untuk mencari berkah dari peringatan Maulid Nabi Muhammad tersebut. Sementara itu, di Masjid Attaqwa Kota Cirebon, Majelis Tawajjuh Indonesia, pimpinan Abah Anom, menggelar gemah zikir salawat nabi. Ribuan jamaah zikir salawat dari berbagai daerah memadati Masjid Attaqwa. Gemah zikir salawat Nabi digelar dalam rangka bertepatan dengan momentum maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam gelaran zikir salawat Nabi tersebut, juga dihadiri Wakil Menteri Agama RI, Prof Nasruddin Umar memberikan sambutan. Nasruddin meminta tradisi maulid Nabi harus tetap dilestarikan. Karena dalam maulid Nabi, kita bersalawat. Ini diperintahkan Allah SWT yang disebutkan dalam Al quran. “Sehingga, jika ada yang menyatakan tradisi maulid nabi, bidah, itu kelompok yang hanya ingin memacah belah umat,” katanya. (nda/kmg/atn/hsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: