Dilanjutkan Generasi Keempat dengan Mandi Air Kembang

Dilanjutkan Generasi Keempat dengan Mandi Air Kembang

Melihat Tradisi Pewarisan Tari Topeng Randegan Jatitujuh Seni tari topeng Randegan terus diupayakan untuk tetap lestari dan dikembangkan generasi muda, terutama oleh para penerusnya. Maestro tari topeng Randegan, Ita Rawita yang kini berusia 76 tahun melakukan pewarisan tari topeng kepada anak dan cucunya di kediamannya RT 2 RW 2 Dusun Pahing Desa Randegan Kulon, Kecamatan Jatitujuh kemarin (14/10). Almuaras, Jatitujuh DI rumah bilik sangat sederhana milik Ki Dalang Ita Rawita, acara tradisi pewarisan tari topeng digelar mulai pukul 10.00. Hadir Kepala Balai Taman Budaya Provinsi Jawa Barat Drs H M Darojatun MSi, Iwan Gunawan dari Disbudpar Jawa Barat,  kurator tari topeng juga dosen ISBI Bandung Toto Amsar Suwanda, dan sejumlah seniman dan budayawan asal Kota Angin. Diantaranya Tini Hartini Suharta, Endang Azam, penari Lilis Suryani dan sejumlah warga. Prosesi pewarisan diawali dengan doa bersama di kediaman Ita Rawita dengan ditandai dikeluarkannya sejumlah topeng dan pakaian penari topeng. Selanjutnya Dalang Ita memandikan tiga penerusnya dengan air kembang di depan rumahnya disaksikan warga. Suasana terasa haru usai siraman, ketika  Dalang Ita menyalami dan memeluk para pewaris topeng Randegan tersebut. Meski kondisi Dalang Ita yang sudah renta, tapi tampak masih enerjik dan daya ingatnya masih kuat. Diungkapkan Dalang Ita, pewarisan seni tari topeng melalui upacara siraman dengan air suci plus kembang menandai seni topeng yang telah diajarkan kepada  anak dan cucunya agar terus dikembangkan dan dilestarikan. “Saya wariskan tari topeng kepada dua anak saya dan cucu saya agar terus dilestarikan dan dikembangkan, saya titipkan kepada para pewaris untuk melanjutkan,” tutur Dalang Ita. Prosesi mandi air kembang itu sebagai simbol agar kotoran yang ada pada tubuh anak cucunya bersih, sehingga bisa melanjutkan dan melestarikan tari topeng Randegan dengan baik. Dirinya menggeluti seni tari topeng Randegan sejak tahun 1957 yang diwariskan dari orang tuanya bernama Karma. “Ini adalah generasi keempat dan berharap seni tari topeng Randegan ini terus lestari,” harapnya. Dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Toto Amsar Suwanda mengaku prihatin dengan minimnya minat dan penerus penabuh musik atau nayaga untuk seni tari topeng Randegan ini. Selama beberapa bulan, dirinya melakukan konservasi pelestarian seni tari topeng Randegan di Kabupaten Majalengka yang melibatkan para mahasiswa ISBI. Disebutkan Toto, musik tari topeng Randegan berbeda dengan musik tari topeng lain atau seni tradisi lainnya. Terkesan lebih sulit dan unik. Diungkapkan Toto, seni topeng mulai berkembang dan sangat diminati masyarakat pada era tahun 1940 sampai 1950-an. “Kami berharap agar seni tradisional tari topeng Randegan ini bisa terus dilestarikan,” harapnya. Sementara itu, Kepala Balai Taman Budaya Provinsi Jawa Barat, Drs H M Darojatun MSi mengapresiasi acara pewarisan tari topeng Randegan tersebut. Dirinya berharap seni tradisi tari topeng dapat dilestarikan dan terus dikembangkan. “Kami berharap seni tradisional tari topeng khas Randegan Jatitujuh ini dapat dilestarikan dan dikembangkan oleh para pewaris dan seniman Kabupaten Majalengka,” ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: