Setelah Veto Keluar, Assad Kian Nekad

Setelah Veto Keluar, Assad Kian Nekad

Bombardir Homs dan Serang Wilayah Lain BEIRUT – Kegagalan Dewan Keamanan (DK) PBB mengesahkan resolusi yang mendukung supaya Bashar al-Assad mundur dari pemerintahan di Syria justru membuat sang presiden kian nekat. Pernyataan oposisi Syria bahwa veto Rusia dan Tiongkok terhadap resolusi DK PBB justru memberikan legitimasi dan lisensi (izin) bagi rezim Assad untuk terus membantai warganya yang anti-pemerintah pun terbukti. Tentara pemerintah kembali membombardir Kota Homs, salah satu pusat perlawanan atas pemerintahan Assad yang terletak sekitar 162 km utara Damaskus, kemarin (6/2) dan merenggut sedikitnya 17 orang. Tetapi, pemerintah Syria berdalih bahwa kelompok teroris-lah yang berada di balik serangan tersebut. Serangan pada hari ke-3 atas kota di barat Syria kemarin itu sengaja menarget rumah sakit darurat dan permukiman warga.Tak seperti dua hari sebelumnya, serangan atas kota berpenduduk 1,2 juta jiwa tersebut kali ini melibatkan lebih banyak artileri (meriam dan senjata berat). Karena itulah, sebagian korban kemarin tewas akibat tembakan meriam. Sebelumnya, sebagian besar korban tewas akibat tank dan tembakan senapan otomatis. ’’Sampai pukul 06.30 pagi ini (pukul 11.30 kemarin WIB), aktivitas tembakan terus meningkat menjadi tiap dua menit sekali,’’ kata Omar Sheker, aktivis oposisi dari Baba Amr. Sejak Homs berubah menjadi medan pertempuran oposisi dan pasukan pemerintah, Baba Amr yang terletak di pinggiran pun tak pernah sepi dari desing peluru. Hal yang sama terjadi di kawasan Khaldiyeh, Inshaat, dan Bab Sbaa. ’’Kami tak bisa tidur sepanjang malam. Rezim ini terus-menerus melancarkan aksi kriminal yang terencana untuk membantai warga sipil,’’ keluh Majd Amer, seorang aktivis oposisi dari Khaldiyeh. Dia menambahkan, serangan di wilayah permukimannya terjadi sejak pukul 03.00 dini hari (pukul 08.00 WIB) kemarin. Akibat serangan bertubi-tubi itu, listrik di wilayahnya padam. Local Coordination Committees (LCC) mengungkapkan bahwa serangan tentara pro-Assad itu memorakporandakan rumah sakit darurat di Baba Amr. ’’Dua tewas seketika dalam serangan di rumah sakit darurat tersebut. Paramedis dan sukarelawan luka-luka,’’ kata Sheker. LCC dan Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) malah menyebut korban tewas di Homs berjumlah lebih dari 17 orang. Selain di Kota Homs, pasukan Assad juga melancarkan sedikitnya serangan di tiga lokasi lain yang terpisah. Yakni, pinggiran Damaskus, Aleppo, dan Zabadani. Serangan di di kawasan Sarghaya, pinggiran Damaskus, menewaskan dua orang. Seorang di antaranya adalah anak-anak. Sedangkan di Aleppo dan Zabadani masing-masing seorang tewas. ’’Serangan di Zabadani menyebabkan sedikitnya 17 orang luka. Sampai sekarang (kemarin), kendaraan militer masih mengepung kota ini,’’ ujar SOHR dalam pernyataan tertulis. Konon, lebih dari 200 kendaraan militer kemarin mengepung Zabadani dan Kota Madaya yang letaknya berdekatan. Itu termasuk sejumlah tank. Kantor berita Reuters melaporkan bahwa korban tewas akibat serangan di berbagai kota Syria kemarin mencapai 50 orang. ’’Sesuai informasi yang dihimpun dari beberapa kelompok aktivis independen, korban tewas sedikitnya 50 orang. Sebagian besar di antaranya adalah warga sipil,’’ kata Catherine al-Talli dari Dewan Nasional Syria (SNC), organisasi kelompok oposisi, lewat telepon kemarin. Meski begitu, pasukan pemerintah membantah tudingan bahwa mereka sengaja mengepung Homs dan beberapa kota lain. Melalui stasiun televisi pemerintah, rezim Assad justru menimpakan kesalahan kepada ’’teroris’’. Menurut mereka, serangan itu dilancarkan karena tentara pemerintah sedang memburu para tersangka teror. ’’Pasukan Syria mengejar para teroris dan terlibat kontak senjata dengan mereka,’’ terang jubir pemerintah dalam siaran TV nasional kemarin. Terkait ledakan sejumlah bom yang merenggut nyawa korban sipil, rezim Assad menyebut para teroris-lah yang menanam bom di wilayah Khaldiyeh dan Dablan. Mereka juga menyebut para teroris sengaja membantai warga sipil di tengah pelarian. Bahkan, stasiun TV pemerintah itu mengklaim bahwa teroris juga menyerang tentara pro-Assad. Sedikitnya, tiga serdadu tewas dalam serangan di pos pemeriksaan Jabal al-Zawiyah, Provinsi Idlib. Sedangkan serdadu-serdadu lain yang bertugas di pos itu ditangkap dan disandera. Sayang, laporan tersebut tak bisa dikonfirmasikan kebenarannya. Sementara itu, reaksi kemarahan atas veto Tiongkok dan Rusia dalam sidang DK PBB belum mereda. Demonstran asal Syria dan Libya melempari Kedubes Tiongkok di Kota Tripoli dengan batu, telur, dan tomat kemarin. Sekitar 50 demonstran juga menghancurkan kaca jendela, mencoret-coret tembok, dan mengibarkan bendera oposisi Syria di depan kedubes. Tetapi, tentara pemerintahan transisi Libya (NTC) membubarkan massa dengan tembakan ke udara saat mereka coba menerobos masuk. Sehari sebelumnya, Kedubes Rusia di Kota Tripoli juga menjadi target unjuk rasa massa. Mereka merobek bendera Rusia di sana dan menggantikannya dengan bendera NTC dan oposisi Syria. ’’Semuanya dipicu oleh apa yang terjadi (pembantaian) di Kota Homs. (Demo) ini juga gara-gara veto Rusia dan Tiongkok,’’ seru Ahmed Mourad, warga Syria di Libya. Tetapi, Tiongkok membela diri atas veto mereka. Negeri itu menuding bahwa Barat sengaja terlibat dan melakukan intervensi senjata di Libya, Afghanistan, dan Iraq untuk menjatuhkan rezim yang berkuasa. Hal sama bisa terjadi di Syria. Menurut juru bicara Kemenlu Tiongkok Liu Weimin, resolusi DK PBB atas Syria terlalu dipaksakan sebelum  semua pihak menyetujui. ’’Praktik seperti itu tak membantu persatuan di DK PBB maupun menyelesaikan masalah,’’ kilahnya. Dia pun menampik bahwa pihaknya mendukung rezim Assad yang menindas warganya. ’’Soal Syria, kami tak melindungi seseorang atau menentang pihak lain. Kami sangat mendukung dialog untuk mengakhiri kekerasan (di Syria),’’ lanjutnya. (AP/AFP/RTR/BBC/hep/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: