Mentah Lagi, Mentah Lagi
Mentok karena Miskomunikasi, PPP Yakin akan Ada Titik Temu KEJAKSAN – Konstelasi politik terkait kandidat wakil walikota, dari waktu ke waktu terus berubah. Mulanya mentok karena keberatan Golkar atas penunjukan Hj Eti Herawati (Eeng Charli) sebagai calon, kemudian mulai cair lagi setelah adanya kepengurusan Golkar versi Agung Laksono dan PPP versi Romahurmuzy. Namun, Selasa (20/10) kemarin, tiba-tiba Mahkamah Agung memenangkan kepengurusan Golkar versi Aburizal Bakrie dan PPP versi Djan Faridz. Apakah putusan MA itu bakal memperpanjang kembali proses menuju pemilihan wakil walikota? Ketua Fraksi Partai Demokrat M Handarujati Kalamullah SSos menegaskan, dengan dimenangkannya Golkar versi Aburizal Bakrie dan PPP versi Djan Faridz oleh MA, maka konstelasi politik khususnya di Kota Cirebon dalam hal pemilihan wakil walikota menjadi berubah. Sebelum munculnya putusan MA, Fraksi Demokrat optimis dengan terwujudkan pemilihan wakil walikota dengan usulan Golkar versi Agung Laksono dan PPP versi Romi. Namun rencana itu menjadi berantakan dan berpotensi menjadi mentah kembali dengan terbitnya putusan MA itu. “Ya semuanya jadi berubah lagi Mas,” kata Andru. Dirinya berjanji akan segera mengkomunikasikan dengan ketua DPC Partai Demokrat atas perubahan konstelasi politik, khususnya menyikapi putusan MA terhadap Golkar dan PPP. “Bapak hari ini ke Jakarta, kayaknya nanti malam baru tiba di Cirebon,” ungkapnya singkat. (abd/sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: