Ratusan Warga Sende Mengamuk
Tuntut Pemilihan Kuwu Diulang ARJAWINANGUN – Ratusan warga di Desa Sende Kecamatan Arjawinangun melakukan perusakan dan membakar fasilitas desa, di depan Kantor Desa Sende. Jumat (30/10). Mereka menuntut pemilihan kuwu (pilwu) ulang. Aksi perusakan yang dilakukan warga tersebut, merupakan puncak dari kekesalan mereka. Pasalnya, aduan kecurangan-kecurangan dalam pilwu serentak pada Minggu (25/10), tidak pernah ditanggapi dengan baik oleh panitia maupun dari pemerintah desa setempat. Sehingga masyarakat Desa Sende mengamuk melakukan perusakan dan membakar investaris desa, seperti kursi, pagar, dan peralatan lainnya. Massa yang sudah memanas karena lama menunggu tetapi tidak satupun panitia dan dari pemerintah desa yang mau menemuinya. Massa mulai beringas saat mendengar tidak ada satupun panitia pilwu ataupun aparat perintahan desa yang datang, hingga anarkis tidak bisa dihindarkan. Sjumlah massa masuk balai desa dan mengambil kursi yang ada di balai desa kemudian melemparkannya ke luar. Tidak hanya kursi-kursi yang dilemparkan keluar balai desa, massa yang sudah beringas membongkar paksa pagar balai desa dan menutupnya dengan tujuan untuk menyegel balai desa. Beberapa warga lainnya menumpuk kursi-kursi yang sudah dilempar dan membakarnya. Massa semakin beringas tanpa komando langsung menggotong pagar yang sudah dirobohkan dan membakarnya bersama kursi-kursi. Beruntung dalam kejadian itu aparat langsung datang dan langsung menghalau massa yang sudah beringas. “Kami kesal karena tidak satupun panitia dan pemerintahan desa datang untuk menemui kami, sehingga kesabaran kami hilang. Kami hanya minta penghitungan pilwu diulang atau digagalkan karena calon no 1 yang menang telah main curang dengan membagikan uang demi kemenangannya,” kata Casmita salah satu warga sekitar. Junira, warga Desa Sende mengatakan pihaknya yang mengamuk di depan desa ini tak lebih sebuah ekpresi kekecewaan kepada panitia pemilihan kuwu. Panitia pilwu tersebut dinilai tak menjalankan proses pemilihan dengan baik, sehingga menimbulkan polemik pada warga setelah pemilihan kuwu ini. “Pemilihan kuwu (pilwu) kemarin itu kacau mas, jadi warga tadi mengamuk di depan kantor kuwu, karena aspirasi tidak pernah ditanggapi,” ujarnya. Menurutnya, surat suara juga banyak kejanggalan, di TPS 1 saja yang masuk 1.012 pemilih tapi ketika diperhitungan hanya 1.005. Ini juga berlaku kepada jumlah sisa surat suara yang harusnya 240 tiba-tiba di akhir pemilihan menjadi 213. “Itu lari kemana semua surat suaranya, kok bisa hilang begitu saja,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua Panitia Pilwu Sende Nurdin mengatakan pihaknya tak berhak memutuskan untuk menuruti keinginan warga. “Saya gak bisa mutuskan apakah pilwu bisa diulang atau tidak, silakan saja mereka ke bupati meminta untuk putuskan pilwu ulang. Dan saya tegaskan, kita sebagai panitia telah melakukan proses pemilihan sesuai peraturan bupati,” tegasnya. (arn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: