Dorong Geng Motor Ikut Program Wajib Bela Negara

Dorong Geng Motor Ikut Program Wajib Bela Negara

CIREBON - Dua video terkait Polisi vs Geng Motor dan Poligami menjadi trending topic di dunia maya. Hal ini menjadi sorotan karena dua video ini juga berkaitan dengan Cirebon. Aksi Geng Motor selama ini memang sudah meresahkan masyarakat Cirebon. Namun Praktisi Hukum, Agus Prayoga SH menyayangkan tindakan kekerasan dalam menangani geng motor. \"Kalau memang itu benar-benar dari kepolisian saya sedikit miris dan prihatin, sebab tegas juga harus seperti apa? Mungkin bisa untuk shock therapy, tapi ini bisa membahayakan pelaku dan korbannya, kalau saya lihat dari video tersebut. Dan itu juga kurang elok dilihat, sebab polisi juga bukan eksekutor, bukan dengan main hakim sendiri,\" ujarnya kepada Radar, Sabtu (31/10). Agus berpendapat, permasalahan geng motor hendaknya tidak diperangi dengan kebrutalan. Lebih baik, dipelajari akar masalah yang menimbulkan geng motor itu bermunculan di Cirebon. \"Jangan asal main sikat saja, brutal tidak harus dilawan dengan brutal. Tapi bisa dicarikan solusi dari akar masalahnya,\" tukas Agus. Di lain sisi, kekerasan polisi dalam memerangi geng motor juga tidak bisa menyelesaikan masalah. Karena selama ini geng motor masih terus muncul. Solusinya, Agus mendorong agar bisa dicarikan akar masalah dari geng motor tersebut. Sementara itu, Pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Cirebon, Bambang Wirawan SH berpendapat, adanya tindak kekerasan polisi terhadap remaja yang diduga geng motor dinilai wajar. Karena selama ini geng motor cukup meresahkan masyarakat. Hal itu juga bergantung konidisi emosi jiwa seseorang. Karena aparat kepolisian juga memang manusia. \"Bukan merasa benci tapi itu sebagai upaya memberikan pelajaran dan efek jera,\" ujarnya. Menurutnya, aksi geng motor dinilai sudah melampui kenalakan remaja. Sehingga dibutuhkan penangan serius oleh pihak kepolisian. Selain juga dilakukan upaya preventif, sehingga generasi muda bisa diarahkan kepada hal-hal positif. \"Saya melihat ini dari tiga sisi, pertama sisi penegakan hukumnya, kedua ketertiban umum dan juga melindungi generasi muda,\" ujarnya. Dirinya lebih setuju, untuk solusi geng motor ini agar bisa diikutsertakan dalam program wajib bela negara. Dengan demikian, generasi muda yang sudah melakukan kesalahan ini bisa diarahkan ke hal-hal positif. \"Saya lebih setuju usulan Menhan tentang bela negara. Jadi kalau ada anak-anak remaja yang tertangkap geng motor, sudah mereka diwajibkan ikut bela negara. Kita juga siap di GP Ansor mendukung upaya itu, karena kita punya Banser, yang juga dilatih fisik dan wawasan kebangsaan,\" ujarnya. Poligami Bergantung Pada Pribadi Terkait dengan adanya fenomena upload video, Bambang juga menilai hal itu karena imbas dari perkembangan teknologi yang semakin pesat. Di lain sisi, karakter orang juga memiliki kekhasan masing-masing. Ada yang suka narsis dan mencari sensasi, tapi banyak juga yang tidak menyukainya. \"Saya lihat itu karena imbas dari kemajuan tekonologi, setiap orang bebas bisa mengupload video. Bergantung dari orang tersebut,\" ujarnya. Hanya saja hal ini tetap harus menjadi perhatian bagi masyarakat pengguna internet. Sehingga mereka masih bisa menyaring apa yang harus diupload dan tidak dipublikasikan. Di lain sisi, terkait dengan aksi unggah video poligami, mantan Kepala Seksi Perlindungan Anak dan Perempuan Badan Perlindungan Masyarakat, Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Kota Cirebon, Titin S mengatakan, permasalahan poligami sebenarnya bergantung dari masing-masing individu. \"Di Cirebon memang ada beberapa kasus poligami, ada yang harmonis karena memang kedua belah pihak saling memahami. Tapi ada pula yang rumah tangganya hancur karena ada yang merasa dirugikan. Ya itu tadi kembali ke induvidu masing-masing,\" jelasnya. Aturan poligami dalam hukum negara diperbolehkan. Namun dari sisi norma di masyarakat masih tabu. Selama ini, ada kasus-kasus kekerasan rumah tangga karena diawali dengan adanya poligami. Namun angkanya tidak terlalu besar. \"Ya mungkin saja ada yang tidak terekspose, tapi kalau memang itu diunggah olehnya kembali lagi ke masing-masing individu,\" ujarnya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: