JK: Tak Ada Lagi Kubu Ical dan Agung

JK: Tak Ada Lagi Kubu Ical dan Agung

Mulai Hari Ini Gedung DPP Golkar Bisa Dipakai Bersama JAKARTA- Perseturuan di tubuh Golkar sepertinya segera berakhir. Dua kubu, yakni Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono menjadikan agenda silaturahmi nasional (silatnas) tadi malam sebagai jembatan merajut lagi kebersamaan yang selama ini terkoyak. Wapres Jusuf Kalla (JK) yang juga tokoh senior Golkar mengatakan silatnas bisa menyatukan kubu Ical dan Agung. Dia juga menegaskan penggunaan kantor DPP Golkar di Slipi akan dipakai secara bersama-sama, baik kubu Ical maupun Agung. “Nanti besok (hari ini, red) berkantor bersama-sama di sini,\" ujar JK kepada pers di kantor DPP Golkar. Meski demikian, masalah sepertinya belum selesai. JK mengatakan pengunaan kantor secara bersama ini masih bersifat transisional karena masih harus menyelesaikan perbedaan lain antara kubu Ical dan Agung. “Jadi itu transisional. Setelah itu kita selesaikan satu hal,\" sebut JK. JK juga menyinggung soal pilkada serentak di berbagai daerah yang akan digelar 9 Desember 2015. Dengan situasi itu, dia meminta Golkar bersatu. Dikatakan, salah satu upaya Golkar untuk memenangkan pilkada, maka dualisme kepengurusan harus dihentikan. “Tak ada lagi kubu Ancol maupun kubu Bali, yang ada Slipi satu untuk semua,\" pangkas JK. Ical sendiri berani menyebut bahwa mulai hari ini, Senin (2/11), pihaknya sudah bisa menggunakan kantor DPP Golkar secara bersama. \"Iya besok (hari ini, red) dipakai bersama,\" katanya. Sementgara itu, Agung Laksono menyadari perpecahan di partainya menjadi bahan tertawaan pihak lain. Makanya, dia menginginkan agar partai beringin kembali bersatu. “Tanpa terasa hampir setahun di antara kita telah terjadi perpecahan atau konflik perselisihan kepengurusan. Kita saling serang-menyerang padahal teman, saling tuding dan saling menertawakan. Ini yang membuat kita akan ditertawakan orang lain,\" katanya. Agung pun menyampaikan ikrarnya bahwa Partai Golkar ingin membuktikan keinginan sungguh-sungguh untuk kembali bersatu. ”Malam ini (tadi malam) mereka akan respek pada kita semua. Beratnya permasalahan yang kita hadapi selama ini, selama kita masih punya tekad dan keinginan yang kuat untuk menyelesaikannya maka saya berkeyakinan bahwa badai itu pasti berlalu,\" jelasnya. Agung pun memuji Partai Golkar. Pasalnya meski berkonflik tetapi kepentingan yang lebih besar demi agenda politik nasional seperti pilkada serentak kader-kader mau melepaskan ego. Dia juga bercerita bahwa selama ini ada kesepahaman dengan kubu Munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie (Ical). Menurut Agung, dirinya bersama Ical siap mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). \"Saya bersama Pak Ical menyatakan untuk terus mendukung pemerintahan Jokowi-JK secara terus. Dukungannya adalah loyal kritis, loyal tapi terbuka untuk kritik sepanjang konstruktif dan membangun,\" beber Agung. Setelah 11 bulan berseteru, Agung dan Ical sepakat bersatu. Putusan Mahkamah Agung (MA) mengembalikan kepengurusan DPP Golkar yang sah ke hasil Munas Riau 2009 dan tujuan bersama untuk memenangkan Pilkada serentak 2015 menjadi alasan utama untuk islah. \"Lobi politik sudah mulai dilakukan saya dengan Pak Ical satu kali di suatu tempat. Akan disusul pertemuan-pertemuan berikutnya,\" ujar Agung lagi. “Tidak ada kepengurusan yang disahkan MA maka jalur perdamaian sangat diharapkan, perselisihan kepengurusan harus diselesaikan secara tuntas. Kita jadikan sebagai titik balik yang bermuara ke musyawarah nasional,\" tegasnya. (rmol/wah/mas/jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: