Kehidupan Female DJ Cirebon

Kehidupan Female DJ Cirebon

\"\"Berusaha Menjaga Diri Hidup di dunia malam memang tidak mudah. Terkadang, pandangan miring tentang dunia malam tertuju pada pekerjaan seorang Disc Jockey (DJ). Apalagi Female DJ, yang jumlahnya terhitung jarang di Cirebon. PILIHAN menjadi seorang Female DJ harus dipikirkan dengan baik. Selain harus memiliki kemampuan memainkan piringan hitam, tahan terhadap kerasnya dunia malam pun menjadi penyempurna. Agar tetap berjalan di jalan yang benar. Female DJ Ina (37) yang menjadi Disc Jockey di Mithas Pub and Resto Cirebon ini pasti sudah tahu hitam dan putihnya kehidupan malam. Sejak tahun 1994, berkecimpung di dunia perdisjokian. “Wah kalau ditanya sejak kapan, sudah lama. Sejak tahun 1994 sampai sekarang masih nge-DJ. Tapi kalau di Mithas, hampir 12 tahun,” katanya, Rabu (8/2). Diakui Ina, pekerjaannya yang selalu bertemu dengan malam hari membuat harus siap membentengi diri. Dari pandangan-pandangan negatif. “Ya, saya mengerti mengenai pandangan negatif tentang DJ. Apalagi perempuan. Tapi semuanya balik lagi ke pribadi masing-masing. Tergantung kitanya bagaimana,” aku warga asal Cideng ini. Selama hampir 18 tahun menjadi seorang female DJ, Ina menyampaikan sebenarnya menjadi DJ bukan hal mudah. Baginya yang sudah lama terjun di dunia perdisjokian, berpesan kepada para pemula agar selalu memperhatikan kualitas penampilan. “Persaingan di luar memang sangat ketat. Apalagi karena ini bukan kota besar seperti Jakarta dan Bandung, jadi harus benar-benar memperhatikan kualitas performance,” jelasnya. Senada disampaikan DJ Yogi Sanchez 2Noizepolution. Pengajar sekaligus Director 2Noizepolution, “Ya memang penampilan itu menunjang sekali, terutama perempuan,” jelasnya. Sementara, Female DJ Viorra (28) di Hotel Flaminggo, Losarang, Indramayu ini mengatakan, dirinya berminat menjadi seorang DJ demi menyambung hidup. “Awalnya sih karena sering lihat DJ tampil. Lama kelamaan jadi suka dan tertarik untuk menjadi DJ. Kebetulan orang tua saya sudah tidak ada, jadi nggak masalah. Mulai terbiasa dengan dunia malam,” tuturnya kepada Radar. Seperti Viorra, Dinda Restu Febriani (21) yang baru saja menyelesaikan sekolahnya di LKP Cirebon DJ School menyatakan siap menjadi female DJ. Meski orang tuanya belum memberi izin sepenuhnya, namun Dinda berusaha memberikan pengertian. “Menjadi Female DJ itu nggak mesti ketemu dengan dunia malam kok. Banyak DJ yang tampil di siang hari. Bahkan, sekarang mulai banyak DJ tampil untuk mengiringi aerobic, acara di mal, dan sebagainya,” papar perempuan warga Drajat ini. Sebagai pemilik LKP Cirebon Disc Jockey School, DJ Teddy Popo Jr senang melihat persaingan di antara male dan female DJ. Karena permintaan female DJ yang memang sudah semakin meningkat, dirinya selalu berpesan kepada para siswinya untuk bisa menjaga diri. “Setelah dilepas dari Cirebon, Disc Jockey School dan mendapat Surat Tanda Selesai Belajar dari Dinas Pendidikan, para DJ perempuan harus bisa menjaga diri. Orang tua harus menyetujui, meskipun tidak semua DJ tampil di malam hari,” katanya. (adinda pratiwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: