Siap-siap Tamu Tahunan Datang

Siap-siap Tamu Tahunan Datang

Kemarau Kekeringan, Musim Hujan Langganan Banjir Kemarau belum usai, namun ancaman banjir sudah di depan mata. Kondisi ini membuat masyarakat harus segera bersiaga menyambut tamu tahunan. \"coverstory-1\"ANCAMAN banjir bukan isapan jempol semata. Jauh-jauh hari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu memprediksi banjir berpotensi melanda 22 kecamatan di Indramayu barat dan timur. Kepala BPBD Kabupaten Indramayu, Drs Edi Kusdiana MM mengatakan, prediksi itu didasarkan pada kontingensi bencana banjir. Masalahnya, antisipasi banjir perlu anggaran tidak sedikit. Sekitar Rp36 miliar harus disiapkan untuk penanganan pra banjir, darurat banjir dan pasca banjir. “Estimasi anggaran penanganan sudah melalui pembahasan dengan 50 SKPD dan instansi terkait. Kemudian, pembahasan mengerucut dengan dibentuknya tim khusus yang berasal dari 15 instansi,” tandas Edi, kepada Radar, belum lama ini. Dijelaskan, kontingensi bencana banjir ini dibahas bersama dengan mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain kondisi geografis, jumlah penduduk, kesehatan, curah hujan dan lain-lain. Estimasi anggaran sebesar Rp36 miliar masih hitungan sementara. Anggaran itu berdasar rekapitulasi biaya sektor manajemen dan posko sebesar Rp250.630.800, sektor evakuasi dan SAR sebesar Rp2.859.402.000, sektor sosial dan logistik Rp14.032.240.500 serta sektor sarana dan prasarana Rp4.887.908.000. Edi berharap bencana banjir tidak tiba pada akhir tahun ini, meski hujan diprediksi mulai turun pada November 2015 dan puncaknya Februari 2016. \"Semoga saja kalaupun terjadi banjir tidak pada akhir tahun. Karena anggaran kemungkinan akan masuk dalam APBD 2016 yang saat ini sedang dibahas DPRD,” tuturnya. Di satu sisi siap-siap menangani banjir, di sisi lain masyarakat juga masih berkutat dengan kekeringan. BPBD memerkirakan krisis air bersih kini terjadi di 43 desa. Data itu didasarkan pada pengajuan permintaan bantuan air bersih. Edi menyebutkan, warga yang mengalami krisis air bersih itu tersebar di 15 kecamatan. Mereka kekurangan air bersih sejak Juni 2015. Adapun ke-15 kecamatan itu, yakni Kecamatan Tukdana, Patrol, Juntinyuat, Indramayu, Krangkeng, dan Gantar. Selain itu, Kecamatan Sukagumiwang, Losarang, Arahan, Kandanghaur, Kedokanbunder, Pasekan, Sukra, Sindang dan Karangampel. Edi menyatakan, selama ini pihaknya terus mendistribusikan bantuan air bersih ke desa-desa yang mengalami krisis air bersih. Air bersih itu diambil dari empat instalasi pengolahan air bersih milik PDAM Indramayu, di wilayah kota dan timur. \'\'Sejak Cimanuk ditutup, sekarang hanya tinggal tiga (instalasi) yang air bersihnya bisa diambil untuk didistribusikan ke desa-desa yang kekurangan air bersih,\'\' terang Edi. Sementara di sektor pertanian, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Indramayu memperkirakan 12 ribu hektare sawah atau hamper 10 persen dari 102.000 hektare realisasi tanam mengalami gagal panen. Gagal panen disebabkan musim gadu dan imbas penutupan Sungai Cimanuk untuk pengisian Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang. Selain gagal panen, produktivitas padi pun menurun bila dibandingkan dengan musim rendeng. Data tersebut dirili pada September 2015. Mayoritas sawah yang mengalami puso berada di hilir atau ujung saluran irigasi. Setidaknya ada 18 kecamatan dari 31 kecamatan yang mengalami kekeringan, yaitu Kecamatan Kandanghaur, Losarang, Gantar, Haurgeulis, Cikedung, Terisi, Gabuswetan, Lohbener. Kemudian, di Kecamatan Arahan, Cantigi, Krangkeng, Karang ampel, Juntinyuat, Balongan, Jati Barang, Indramayu, Pasekan dan Sindang. Selain gagal panen, kemarau juga menurunkan produktivitas hasil panen. Evaluasi per awal September, produktivitas panen baru mencapai 53,1 kuintal per hektare, sedangkan targetnya 73,10 kuintal per hektare. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: