Bisa Mengulang Musim 2010
Yamaha Harus Siapkan Skenario Damai VALENCIA- Rasa kecewa Valentino Rossi terhadap hasil balapan GP Valencia belum berujung. Acara gala penutupan musim yang biasanya digelar di malam usai seri penutupan di Valencia kemarin (8/11) tak dihadirinya. Pihak manajemen menyatakan the Doctor absen karena sakit. Alasan yang bisa dengan mudah dilontarkan. Bisa jadi sakit fisik. Tapi yang lebih pasti adalah sakit hati, Usai balapan 30 lap di Sirkuit Ricardo Tormo legenda hidup MotoGP tersebut terus terang mengecam adanya kolusi antara rival utamanya Jorge Lorenzo dan rekan senegaranya yang juga pilar Repsol Honda Marc Maquez. Rossi dengan tegas menuduh Marquez menjadi bodyguard-nya Lorenzo sepanjang balapan. Kecepatannya mumpuni, peluang untuk melakukan overtaking juga terbuka, tetapi tak mau menyerang. Namun ketika Dani Pedrosa melewatinya di dua lap tersisa dan mengancam posisi Lorenzo di depan Marquez tiba-tiba agresif lalu memberikan perlawanan sengit. “Penutup musim yang memalukan,” ketus Rossi dilansir Motorsport. Setelah semua komentar panasnya itu sudah bisa dipahami bahwa undangan hadir ke acara gala bukanlah pilihan bagi Rossi. Acara tersebut digelar untuk menganugerahkan gelar rider-rider terbaik musim ini. Kepada Danny Kent di kelas Moto3, Johann Zarco untuk Moto2, dan yang membuatnya menolak hadir tentu saja Jorge Lorenzo di kelas MotoGP. Usai acara giliran Lorenzo yang mengumbar komentar. Menurutnya semua teori konspirasi yang diutarakan rekan satu timnya itu buah dari rasa frustasinya karena gagal bersaing dengan rider-rider muda saat ini. Bahkan dia menyebut musim 2015 mungkin adalah peluang terakhir dimana Rossi bisa jadi juara dunia. “Ini fakta bahwa banyak rider-rider muda yang lenih cepat dibandingkan dia (Rossi) dan statistik membuktikan itu semua,” ujar rider berjuluk Black Mamba itu di hadapan media Spanyol. Rider 28 tahun itu menambahkan, jika Rossi memang punya kecepatan yang sama dengan dirinya dan juga Marquez, sudah pasti jelang GP Valencia keunggulan poinnya sudah sangat lebar. Apalagi Lorenzo mengawali musim dengan sangat buruk. “Segala komentar kontroversial itu tidak akan muncul jika dia memenangi balapan lebih banyak dan punya kecepatan lebih dari aku dan Marc,” yakinnya dilansir Crash. Jika melihat perseteruan antara Rossi dan Lorenzo, kondisi tim Yamaha musim depan akan semakin rentan akan konflik internal. Perseteruan bisa terjadi langsung antara keduanya. Atau dipantik oleh pihak ketiga. Kalau musim ini pemantiknya Marquez, tahun depan bisa yang lainnya. Bisa-bisa kondisinya akan kembali musim 2010 dimana puncak ketegangan antara keduanya pernah terjadi. Saat itu paddock kedua pembalap sampai harus dipisah agar tidak terjadi saling intip setup motor. Di akhir musim 2010 dimana Lorenzo meraih gelar juara dunianya yang pertama bersama Yamaha, Rossi akhirnya memilih hengkang ke Ducati. Saat itu the Doctor merasa Yamaha lebih berat sebelah terhadap Lorenzo dalam memperlakukan rider-ridernya. “Terutama Lorenzo yang sangat cepat, Ben Spies juga rider bagus,” katanya waktu itu. Usai GP Valencia Rossi menegaskan musim 2016 akan dihadapinya dengan semangat yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Berbagai drama yang terjadi di musim ini tidak akan memengaruhinya. “Aku tidak khawatir dengan musim depan. Maksudku kisah kontroversi di akhir musim ini tidak akan mengubah rencanaku untuk membalap minimal dua musim lagi (sampai akhir 2016) dan tahun ini aku sangat kompetitif. Kita lihat tahun depan dan di sana aku akan menentukan masa depanku,” ucapnya. Yamaha diprediksi juga bakal merumuskan strategi baru agar konflik ini tidak berlarut-larut. Karena dua rider-nya sudah menandatangani kontrak sampai akhir musim depan langkah yang tidak terlalu berisiko bisa jadi akan diambil. Menghentikan kontrak salah satu rider-nya di tengah jalan tentu bukan pilihan bijak. Atau kemungkinan membelah tim Yamaha menjadi dua organisasi terpisah? Layak ditunggu. (cak)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: