SUNGAI MASIH PENUH SAMPAH

SUNGAI MASIH PENUH SAMPAH

Mulai Musim Hujan, Waspada Banjir Musim hujan segera datang, namun tumpukan sampah masih menggunung di berbagai titik. Tak sedikit sungai yang beralih fungsi menjadi tempat pembuangan sampah warga.   TUMPUKKAN sampah begitu nampak di Sungai Kemlaka Gede, Kecamatan Tengahtani. Sampah-sampah itu begitu banyak sehingga mengganggu arus air sungai. Sayangnya, hingga saat ini, pemerintah ataupun masyarakat tak kunjung berinisiatif untuk membersihkan sungai tersebut. Padahal musim hujan sudah di depan mata. Kepala Seksi Operasi Pemeliharaan Sumber Air, Rachman Hidayat ST mengklaim selama ini telah melakukan antisipasi banjir. Sejumlah tindakan pencegahan pendangkalan sungai pun sudah dilakukan. Dinas PSDAP mengklain telah melakukan kegiatan normalisasi saluran sungai di beberapa muara sungai. \"Kami rutin melakukan pengerukan normalisasi sungai, apalagi menghadapi musim penghujan. Hanya saja ada beberapa kendala yang masih kami hadapi yakni terkait kewenangan, terbatasnya anggaran dan juga kesadaran masyarakat itu sendiri,\" katanya Senin (10/11). Dijelaskan, di Kabupaten Cirebon terdapat 53 muara sungai yang sebetulnya kewenangannya milik Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC). Namun dalam pengelolaannya, pemerintah daerah, provinsi dan juga pusat turut ambil bagian. Normalisasi di muara sungai sendiri dilakukan dengan cara pengerukan sedimentasi dengan menggunakan alat berat. Sejumlah lokasi pun sudah dinormalisasi seperti, Sungai Singaraja Lembahabang, Sungai Pengarengan Astanajapura, Sungai Cimanuk-Cimanis Astanajapura, Sungai Rengas Gegesik, Sungai Palasah Gunungjati, Sungai Cipager Sumber, dan lain-lain. \"Ada 53 muara sungai di Kabupaten Cirebon, namun kewenangannya dibagi,\"tuturnya. Di samping itu, dalam melakukan pengelolaan sungai, Dinas PSDAP tidak dapat bekerja sendirian. Hal ini, perlu dukungan dari masyarakat juga instansi terkait seperti Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) juga Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Cirebon. Bahkan dikatakannya, hingga saat ini masyarakat pun belum sadar dan peduli terhadap sungai. “Kami sudah bersinergi dengan BLHD dan DCKTR. Tapi masyarakat sendiri nampaknya belum juga sadar. Setelah kami keruk keesokan harinya ada lagi. Membuang sampahnya juga dini hari dan nggak tanggung-tanggung dalam volume yang besar,” jelasnya. Ia pun meminta masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan. Karena kebersihan sungai merupakan kepentingan bersama. Senada, Kasi Rehabilitasi Pemeliharaan Muara Pantai DPSDAP, A Rizal ST MT mengungkapkan, Dinas PSDAP terus berupaya memonitor sungai dengan piket siaga banjir. Juga melakukan antisipasi bahan banjiran seperti pemberian bronjong, karung, pasir, pompa air dan lain-lain. \"Untuk antisipasi banjir kami telah kerahkan tim piket siaga banjir. Kami juga kerahkan bantuan berupa bronjong, karung, pasir juga pompa air,\" lanjutnya. Sementara, Kepala bidang Tata Lingkungan BLHD Kabupaten Cirebon, Hj Rita Susana API MM mengaku telah melakukan pemberdayaan rutin terhadap masyarakat mengenai cara pemilahan sampah yang baik. Program pendampingan pemberdayaan pengelolaan sampah menjadi nilai ekonomis terus gencar dicanangkan. \"Pemberdayaan terhadap pengelolaan sampah menjadi nilai ekonomis sangat banyak manfaatnya. Selain dapat menguntungkan juga setidaknya sampah tidak tercecer atau berserahkan,\" ungkapnya. Terpisah, LSM Buruh Lingkungan Hidup Yoyon Suharyono pun mengajak masyarakat agar menjaga lingkungannya masing-masing. \"Karena masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Program yang dijalankan tidak akan ada perubahan. Jadi saya harap, mari masyarakat bersama-sama untuk terketuk hatinya dan sadar diri agar tidak membuang sampah secara sembarangan, karena jikalau terjadi bencana yang rugi adalah masyarakat itu sendiri,\" singkatnya. (nur via pahlawanita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: