Pengurus RW Kompak Mengundurkan Diri

Pengurus RW Kompak Mengundurkan Diri

Buntut Kekecewaan Atas Hasil Pilwu Desa Bandengan MUNDU-Kecewa dengan hasil pemilihan kuwu 25 Oktober lalu, sejumlah pengurus RT, RW serta Linmas Desa Bandengan kompak mengundurkan diri. Sebanyak 7 ketua RT, 2 Ketua RW dan 4 Linas Desa Bandengan memilih untuk berhenti menjalankan tugasnya. Mereka kecewa karena pemilihan kuwu yang telah berjalan tidak cukup membawa perubahan pada desanya. Mengingat, pada pemilihan kuwu, yang dimenangkan ada calon incumbent yang selama ini dianggap bekerja kurang maksimal Ketua RT yang mengundurkan diri, Nursalim mengaku kecewa dengan kuwu terpilih karena selama ini tidak ada perubahan di desanya. “Saya mengundurkan diri karena keinginan saya pribadi. Saya kecewa karena kuwu yang terpilihkan mantan kuwu, sehingga saya yakin tidak ada perubahan dalam pembangunan Desa Bandengan ini,” jelasnya. Maish menurut Nursalim, era pemerintahan kuwu sebelumnya, administrasi ataupun keuangan yang ada tidak transparan. Padahal sebagai ujung tombak pemerintah desa di masyarakat, RT ataupun RW wajib mengetahui anggaran yang ada. “Soal administrasi, kan di RT disediakan surat formulir, tapi kenapa warga kalau mau ngurus administrasi bisa langsung ke desa. Masalah anggaran juga nggak terbuka. Sementara banyak bantuan. Kita baru tahu ada banyak bantuan setelah sekarang dipimpin PJ Kuwu,” ujarnya. Kekecewaan itu bertambah ketika lima tahun lalu, ada pemutihan sertifikat tanah di Desa Bandengan. Pasalnya saat itu, Nursalim bersama rekan lainnya sibuk mengurus sertifikat 187 warga. Namun kerja keras Nursalim dan rekannya tidak dihargai. Padahal setiap warga dikenakan biaya Rp300 ribu. “Itu kami yang ukur-ukur tanah sampai panas-panasan dan jebur ke saluran air. Kami dijanjikan uang lelah dan liburan ke Jogjakarta, tapi sampai sekarang, seribu rupiah saja tidak pernah diberikan kepada kami,” lanjut dia. Sementara salah seorang Linmas yang mengundurkan diri, Kasdari mengaku tak pernah dihargai saat menjabat sebagai Linmas. “Gaji saya 65 ribu satu tahun. Kuwu dulu itu tertutup masalah anggaran. Nah saya baru tahu bahwa Linmas juga ada anggarannya waktu sekarang Pj Kuwu. Bayangkan saja seragam saya ini sampai sobek-sobek sampai ditambal,”ujarnya. Pria yang sudah 30 tahun menjadi Linmas ini pun kecewa karena cucunya sendiri tidak dapat bantuan apapun. “Keluarga saya khususnya anak saya yang suaminya meninggal dan punya anak nggak pernah dapat bantuan. Bahkan anak saya bilang, masa bapak Linmas nggak bisa usahakan dapat bantuan. Kalau gitu keluar saja dari Linmas. Anak saya sampai begitu,”ujar Kasdari. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: