Gas Metan Dialirkan Gratis untuk Masyarakat

Gas Metan Dialirkan Gratis untuk Masyarakat

CIREBON - Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cirebon akan memaksimalkan gas metan dari tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopiluhur saat musim hujan tiba. Pasalnya, gas metan dapat digunakan sebagai pengganti gas elpiji. Kepala DKP Kota Cirebon Moch Taufan Bharata SSos mengatakan, pengelolaan gas metan merupakan program baru DKP untuk mengurangi bau tak sedap di sekitar TPA Kopiluhur. Keberadaan gas metan ini juga sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan piala adipura. “TPA Kopiluhur akan kita manfaatkan dan menyulap bau sampah menjadi gas metan atau CH4. Kalau kita berhasil melakukan uji coba ini, maka gas metan akan dialirkan ke masyarakat secara gratis,” ujar Taufan kepada Radar, Minggu (29/11). Menurutnya, keberadaan gas metan di TPA Kopiluhur memang masih kecil. Namun, pihaknya akan mencoba untuk memaksimalkan TPA Kopiluhur sebagai penghasil gas metan. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan DKP, hasilnya lumayan bagus. “Gas metan ketika musim panas menguap karena sama-sama panas. Tapi, kebalikannya ketika musim hujan tiba, pemanfaatan gas metan ini juga untuk menghindari terjadinya kebakaran di wilayah sekitar,” paparnya. Untuk mendapatkan gas metan dari tumpukan sampah, kata Taufan, pihaknya harus menggali TPA dengan kedalaman 20 meter yang disebar di 23 titik. Penggalian tumpukan sampah sangat sulit dibandingkan dengan menggali tanah biasa. Sebab, sifat sampah mengikat dengan sampah lainnya. “TPA yang digali sedalam 20 meter itu untuk mengambil gas metan yang ada di dalam tumpukan sampah melalui bambu dan pipa yang ditanam,” bebernya. Munculnya ide melakukan uji coba gas metan ini, karena berkaca dari Kota Malang. Di sana, gas metan sudah dapat dinikmati hasilnya oleh 200 rumah tangga. “Meski Kota Malang lebih dulu mengolah sampah menjadi gas metan, Kota Cirebon jauh bisa lebih baik dari Kota Malang. Jika Kota Cirebon berhasil mengelola gas metan tahun ini, pihaknya akan menggratiskan aliran gas metan tersebut,” katanya. Mantan kepala Dishubin­kom Kota Cirebon itu mengung­kapkan, dari 400 pemulung yang ada di TPA, 80 persennya merupakan warga asli setempat. Oleh karena itu, dengan adanya gas metan, pemulung tidak hanya mengambil barang-barang yang bisa didaur ulang, tapi gas metan dari tumpukan sampah bisa dirasakan manfaatnya. Ditambahkannya, anggaran yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk membuat gas metan ini sekitar Rp150 juta. Rencananya, ketika program ini sudah berhasil, pihaknya akan mengajukan anggaran ke pemerintah pusat tahun 2016 mendatang. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: