Penderita DBD Tembus 1.166 Orang

Penderita DBD Tembus 1.166 Orang

Warga Diimbau Perhatikan Kebersihan Lingkungan SUMBER- Memasuki musim penghujan, warga perlu lebih waspada terhadap penyakit demam berdarah. Pasalnya berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, penderita DBD sejak Januari hingga November mencapai 1.166 orang. 41 penderita diantaranya meninggal dunia. Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, H Engku Nursyamsu MSi mengatakan, serangan DBD tidak kenal batas usia. Bila dilihat dengan tahun-tahun sebelumnya, jumlah penderita DBD di tahun 2015 meningkat cukup tajam. Berdasarkan laporan yang ada penderita DBD di tahun 2014 sebanyak 857 kasus. Sementara di tahun 2013 ditemukan 821 kasus. i 2012 ditemukan 357 kasus dan di tahun 2011 sebanyak 480 kasus. “Saat ini sudah ada 1.166 kasus DBD, data ini berasal dari rumah sakit dengan kelanjutan hasil pemeriksanaan laboratorium,” ujarnya pada Radar, Minggu (6/12). Oleh karenanya, pihaknya mengimbau masyarakat melakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Termasuk juga melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan melaksanaka tiga M yaitu menguras, menutup dan mengubur tempat-tempat penampungan air. Kemudian warga juga diimbau untuk olahraga rutin, serta memakan makanan sehat dan bergizi meskipun itu bukan makanan mahal. Kabupaten Cirebon itu termasuk daerah endemis DBD, dari data yang tercatat memang meningkat dari tahun sebelumnya,”ungkapnya. Dijelaskan Engku ada tiga kecamatan yang paling banyak kasusnya yakni Kecamatan Weru, Depok dan Plumbon. “Ya ada tiga Kecamatan yang potensi endemis. Selain upaya dari pemerintah, masyarakat juga harus terlibat aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk,” terangnya. Selain DBD memasuki musim hujan ini, Engku juga meminta masyarakat mewaspadi penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) seperti influenza, batuk, gatal-gatal, diare, tifus, penyakit kulit dan lain-lain. Menurutnya, datangnya musim hujan menyebabkan perubahan pada suhu lingkungan. Tidak hanya pada manusia, perubahan suhu juga berdampak pada kehidupan mikroba yang tersebar di lingkungan sekitar. Pada beberapa jenis mikroba, perubahan ini menyediakan kemudahan untuk berkembang biak. Akibatnya, mikroba makin mudah menginfeksi tubuh dan menyebabkan sakit. “Faktor kebersihan menjadi unsur utama dalam pencegahan infeksi kuman penyebab penyakit. Jangan lupa cuci tangan dan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Makanan pastikan selalu diberi penutup sehingga aman dari serangan lalat,”tuturnya. Ia juga menambahkan, Dinas Kesehatan dan puskesmas sudah siaga memantau desa-desa terhadap kemungkinan timbulnya berbagai penyakit di masyarkat. Pihaknya mengaku telah mengerahkan petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi PHBS, 3M serta memberikan abatisasi yakni serbuk abate untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. “Saat men­dapat informasi dan laporan dari masyarakat, kami lang­sung turun kelapangan untuk melakukan survei dan me­la­kukan fogging (penga­sapan),”pungkasnya. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: