Jangan Lupakan Daerah Perbatasan

Jangan Lupakan Daerah Perbatasan

\"grfs-kaleidoskop\"SUMBER – Walau sudah ada perbaikan dari sisi program, Pemerintah Kabupaten Cirebon masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk membenahi sektor pendidikan. Kepada Radar, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Bejo Kasiyono mengatakan keberadaan tenaga pendidik sangatlah penting untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Cirebon. Apalagi, saat ini pendidikan menjadi salah satu program utama dalam pembangunan daerah. “Saya melihat, di desa-desa terpencil masih kekurangan guru,” katanya. Kemudian, dari segi infrastruktur, penunjang pelaksanaan pendidikan harus terus ditingkatkan. Seperti penyediaan ruang kelas yang layak, ruang laboratorium untuk praktik. Sekolah yang berada di wilayah perbatasan atau desa terpencil harus memiliki fasilitas yang sama dengan sekolah yang berlokasi di wilayah ibukota kabupaten. “Pemerataan pembangunan infrastruktur harus terus ditingkatkan,” imbuh pria yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Cirebon ini. Akses jalan dan sarana transportasi juga perlu disediakan, sehingga memudahkan anak-anak menuju sekolah. “Ini juga perlu diperhatikan,” tambahnya. Dari segi dukungan anggaran, sebenarnya Pemerintah Kabupaten Cirebon sudah sejak lama mengalokasikan anggaran bidang pendidikan lebih dari 20 persen. Bahkan tahun 2016 mendatang mengalokasikan sebanyak 40 persen. Namun, persentasi alokasi anggaran masih didominasi untuk belanja tak langsung. “Ini yang harus segera dievaluasi, sehingga pos anggaran untuk belanja langsung dan tak langsung di bidang pendidikan bisa fifty-fifty,” ujarnya. Harapannya di tahun 2016, pria kelahiran Kebumen Jawa Tengah ini menyampaikan pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Pendidikan harus segera memperbaiki kekurangan yang terjadi di tahun 2015. Apalagi, sebentar lagi akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sehingga menuntut daerah untuk menyiapkan SDM yang berdaya saing tinggi, sehingga mampu bersaing dengan SDM dari sesama negara ASEAN. “Jangan sampai kita menjadi penonton di negeri sendiri, terutama SMK-SMK yang ada di kita harus didorong untuk membuka jurusan-jurusan yang dibutuhkan oleh industry saat ini,” pungkasnya. (jun)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: