Polisi Bongkar Makam Nenek Wati

Polisi Bongkar Makam Nenek Wati

MAJALENGKA – Kasus kematian nenek Wati (78) terus didalami oleh Polres Majalengka. Guna kebutuhan kelengkapan berkas penyidikan, petugas membongkar makam korban di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Beusi Kecamatan Ligung, Rabu (6/1). Kapolres Majalengka AKBP Yudhi Sulistianto Wahid SIK melalui Kasat Reskrim AKP Reza Arifian didampingi Kapolsek Ligung AKP Rasja dan Kanit Reskrim Aiptu Rusli menjelaskan, otopsi dilakukan untuk pemenuhan berkas perkara pemeriksaan terhadap tersangka pencurian dengan tindakan kekerasan sampai menimbulkan korban jiwa yang telah diringkus petugas satu pekan setelah peristiwa itu terjadi. Disebukan Reza, petugas dari tim medis forensik RS Bhayangkara Indramayu membongkar jenazah Nenek Wati yang meninggal dunia akibat dibunuh tersangka Kustiawan (28) yang juga tetangga korban. “Tersangka curas yang menewaskan warga Kecamatan Ligung sudah kami tahan. Agar berkas kebutuhan lengkap maka diharuskan melaksanakan otopsi. Baru sekarang (kemarin, red) kami bisa melaksanakan setelah mendapat izin dari pihak keluarga korban,” ungkapnya. Otopsi terhadap jenazah nenek Wati di TPU Desa Beusi, dilakukan langsung oleh tim forensik Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu. “Dokter forensik Mabes Polri dipimpin dr Putu Melati Suci Kusuma. Otopsi untuk kelengkapan berkas perkara dan mengetahui penyebab kematian korban,” imbuhnya. Saat disinggung terkait alasan otopsi tidak dilakukan beberapa saat setelah kasus tersebut terjadi, pihak kepolisian menegaskan hal itu karena pihaknya menunggu hasil kajian pemeriksaan kasus tersebut. Berdasarkan hasil pengembangan, diputuskan perlu dilakukan otopsi guna kelengkapan berkas. “Untuk kelengkapan berkas juga karena jaksa meminta untuk dilakukan otopsi,” paparnya. Kapolsek Ligung AKP Rasja SH menambahkan, otopsi juga membuktikan kepolisian sangat serius mendalami kasus curas tersebut. Pihak kepolisian juga tidak main-main menindak tegas pelaku yang tengah dalam proses penyidikan tersebut. “Ini sebagai bukti bahwa kami tidak main-main memproses tersangka,” tegasnya. Pantauan Radar, ratusan warga setempat menyaksikan prosesi otopsi jenazah dan mengharuskan pihak kepolisian memasang police line (garis polisi) guna kelancaran otopsi. Sementara itu, anggota keluarga menangis histeris dan mengecam tindakan tersangka. Keluarga meminta penegak hukum menghukum tersangka seberat-beratnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: