Sudah 4 Kali Pengajuan

Sudah 4 Kali Pengajuan

HARJAMUKTI – Entah siapa yang mesti bertanggung jawab. Di balik kritisnya dua gedung sekolah dasar negeri yang kritis, rupanya kepala UPTD di masing-masing kecamatan telah mengajukan jauh-jauh hari untuk diperbaiki. Bahkan, untuk SDN Galunggung pengajuan mendesak itu telah diajukan sejak dua tahun lalu. ”Sejak Maret 2009, perbaikan rehab berat untuk SDN Galunggung sebenarnya sudah diajukan. Hanya belum ada realisasi,” ujar Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Harjamukti, Drs Uu Suhaemi, Selasa (10/8). Sampai dengan 2010, setidaknya pengajuan resmi dari 2009 terhitung sudah empat kali. Pertama diajukan 24 Maret 2009, lalu 14 Agustus 2009, kemudian Januari 2010, terakhir pada Maret 2010 diajukan secara khusus oleh kepala SDN Galunggung menggunakan proposal. Semuanya diusulkan dengan kategori rehab berat. ”Baik plafon maupun kuda-kuda sudah rusak berat,” terangnya kepada koran ini saat ditemui di ruang kerjanya di Jl Rajawali Perumnas. Kondisi rusak berat itu diperparah dengan terjadinya gempa di Tasik beberapa waktu lalu. Artinya, jika tidak segera ditangani khawatir terjadi force major (di luar perkiraan), akhirnya menimpa siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dan ruang kelas itu masih digunakan karena memang kekurangan ruangan. ”Harapan saya, mudah-mudahan para pengambil kebijakan bisa melaksanakan rehab SD Galunggung demi keamanan dan keselamatan anak,” ucap mantan sekretaris KPU Kota Cirebon ini. Meski mengaku cemas dengan keselamatan siswa, Uu tidak merasa kecewa jika SD Galunggung belum kunjung diperbaiki. Dengan anggapan, mungkin ada hal lain yang lebih didahulukan oleh dinas. Hanya menjadi catatan adalah, jangan sampai kejadian tidak diinginkan terhadap siswa sampai terjadi. ”Naudzubillahi min dzalik, pokoknya jangan sampai itu (siswa kerobohan atap) terjadi,” tandasnya. Alasan berbeda terdengar dari penjelasan Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Lemahwungkuk Dra Jumini Purpitawati. Meski baru sekali mengajukan persoalan plafon rusak berat ke bagian Sarana Prasarana Dinas Pendidikan, itupun secara lisan, dirinya mengaku sebagai kepala UPTD sudah bekerja maksimal terkait sarana prasarana di sekolah. ”Awal tahun 2010 memang kepala SDN 1 Pegambiran sudah laporan. Meski plafon mau ambruk, tapi masih layak ditempati. Dan waktu itu saya langsung mengusulkan secara lisan ke Sarpras. Kalau gak salah ke Pak Doddy,” paparnya ditemui juga di ruang kerjanya. Juju, sapaan akrabnya, menyatakan dirinya melapor ke Disdik tidak secara kedinasan, sebab kelas masih layak ditempati kegiatan belajar mengajar. Dan yang menentukan sebuah kelas layak atau tidak ditempati kegiatan belajar mengajar sepenuhnya menjadi tanggung jawab kepala sekolah. ”Saya sendiri memang belum lihat separah apa kondisi kelasnya. Setelah laporan awal tahun, baru lihat kemarin,” ungkapnya. Dia menyatakan, bangunan yang saat ini dalam kondisi parah belum mendapat perbaikan, karena ada bangunan kelas lain yang kini diperbaiki di SDN 1 Pegambiran. ”Yang sekarang katanya plafonnya ambruk itu akhirnya tidak jadi prioritas, karena kan sudah disangga pakai kayu, dan sedang ada pembangunan di kelas yang lain,” bebernya. Saat dikonfirmasi terkait penanganan cepatnya sebagai kepala UPTD terhadap SDN 1 Pegambiran, Juju malah mempermasalahkan siapa pihak yang membocorkan persoalan ini ke media. (hen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: