Kak Jums, Pendongeng Satu-satunya di Cirebon

Kak Jums, Pendongeng Satu-satunya di Cirebon

Boni si gajah pink yang baik, boneka elmo, sapi dan harimau selalu dibawa Ikhwan (44) alias Kak Jums dalam tasnya. Lewat karakter-karakter tersebut, ia punya misi menyampaikan pesan moral yang baik untuk anak-anak. \"Dongeng sebelum tidur...ceritakan yang indah biar \'ku terlelap. Dongeng sebelum tidur.. mimpikan diriku, mimpikan yang indah..\" Sebagian orang mungkin masih ingat dengan lirik lagu Dongeng yang dibawakan grup musik Wayang itu. Tapi, bagaimana dengan kondisi sekarang? Di zaman yang serba canggih, gadget dengan beragam aplikasi rasanya lebih digemari oleh anak-anak di perkotaan. Dongeng yang disampaikan orang tua kepada anak-anak sebelum tidur sepertinya sudah jarang ditemui. Melihat kondisi tersebut, Ikhwan semakin bersemangat menjadi seorang pendongeng. Ia ingin mengajak para orang tua untuk kembali bercerita kepada anak-anak menjelang tidur. Berbekal kedua telapak tangannya yang terbungkus boneka-boneka berkarakter, pria yang akrab disapa Kak Jums ini keliling menyampaikan cerita ringan penuh pesan moral kepada anak-anak. Setiap melakukan aksinya, anak-anak yang didampingi orang tua tampak menghayati pesan yang dikisahkan Kak Jums. Sesekali terlihat ia tertawa nyaring sambil menggerak-gerakkan boneka di telapak tangan kanannya. Menit berikutnya, mulutnya cemberut sambil terisak-isak menangis, memainkan telapak tangan yang lain. \"Dongeng bisa menjadi salah satu sarana untuk mendidik anak dan merangsang semua inderanya, seperti kuping, hidung, mata, dan perasa anak,\" ujarnya saat berbincang dengan Radar, Senin (7/3). Kak Jums awalnya hanya ingin mendidik anaknya sendiri dengan dongeng. Ia selalu membacakan dongeng kepada putri pertamanya sejak kecil. Hingga sekarang, kebiasaan itu menular pada putri pertamanya yang juga jago mendongeng. Kak Jums memang punya bakat seni. Dia pernah tergabung di salah satu lembaga seni Kota Cirebon. Minat Kak Jums di dunia seni dan hiburan membawanya dalam dunia mendongeng. Kak Jums pernah menjadi seorang penyiar radio. Bahkan, di tempat ia bekerja sebagai penyiar radio sempat ada program mendongeng. Saat itu, ia dan putri pertamanya dipercaya membawakan program mendongeng. Sayang, program tersebut responsnya kurang. Akhirnya, ia memilih fokus bekerja sebagai penyiar radio dan jurnalis. \"Sebenarnya dari tahun 2005 mulai mendongeng, tapi sempat vakum karena sibuk dengan kerjaan sebagai penyiar dan jurnalis,\" ungkapnya. Kak Jums mulai kembali aktif mendongeng sejak 2015. Ia sering mendapat undangan untuk mendongeng di acara-acara sosial, family gathering, promo lembaga pendidikan, hingga acara CSR perusahaan. Dalam setiap acara, Kak Jums tak memasang tarif. \"Apalagi acara sosial, ya kita sukarela berbagi cerita. Sekaligus membumikan kembali tradisi mendongeng di zaman sekarang,\" tuturnya. Keinginan untuk mendongeng kembali didukung oleh keluarga dan orang terdekat Kak Jums. Ia juga aktif di berbagai forum pendongeng Indonesia dan mendapat dukungan dari rekan-rekannya yang sudah menjadi pendongeng nasional. Melihat hal tersebut, Kak Jums mendirikan \"Griya Dongeng\" di zaman digitalisasi dan menjadi pendongeng satu-satunya di Cirebon. Ia pun berusaha melengkapi boneka karakter sebagai alat peraga dalam aksinya. \"Sampai bikin karakter elmo supaya mulutnya bisa digerakin, saya bongkar itu boneka, hehehe,\" bebernya. Lewat mendongeng, Kak Jums ingin menyampaikan bahwa dongeng adalah media yang sangat ampuh untuk menyampaikan pesan tanpa menggurui. Dan baginya, inilah bentuk dakwah dan bukan main-main hanya sebagai bentuk profesi mencari profit. \"Anak belajar menyampaikan perasaan, ditambah ikatan batin antara orang tua dan anak semakin kuat. Hal itu disampaikan oleh pesan dan nasihat dalam cerita yang didongengkan. Anak akan mudah mencerna,\" terangnya. Ke depan, akan ada program dongeng yang dilakukan dengan perpustakaan Kabupaten Cirebon. “Nama kegiatannya adalah dongeng keliling di wilayah Kabupaten Cirebon,\" pungkasnya. (mike)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: