Belum Pasti Kapan Kebun Raya Kuningan Dibuka Lagi
KUNINGAN- Selama setahun ini, masyarakat terpaksa harus menahan keinginannya untuk menikmati keindahan taman dan panorama Kebun Raya Kuningan (KRK). Pasalnya, KRK yang berada di Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan itu kemungkinan baru akan kembali dibuka untuk masyarakat umum di tahun depan atau 2017. Itu pun dengan catatan, semua fasilitas pendukung di dalam KRK dan akses jalan menuju lokasi tersebut sudah terwujud. Pemkab Kuningan sendiri membutuhkan anggaran puluhan miliar rupiah untuk menuntaskan proyek bernuansa alam tersebut. “Sebenarnya saya sudah lama ingin tahu di dalam KRK itu seperti apa, tapi katanya sudah ditutup. Saking penasarannya, saya dan teman pernah datang langsung ke KRK menggunakan motor. Saat masuk dari pertigaan Padabeunghar sih masih bisa masuk. Tapi sampai pintu gerbang, kata petugasnya ditutup. Ya terpaksa pulang lagi, meski hati kesal karena tidak bisa melihat keindahan KRK seperti yang sering diomongkan banyak orang,” sebut Alifia alias Iyan, salah seorang pengunjung. Memang sejak 21 Desember silam, KRK ditutup kembali oleh pemkab setelah sebelumnya dibuka untuk umum. Penutupan terpaksa dilakukan lantaran KRK belum memiliki fasilitas pendukung seperti MCK, kafetaria, sarana ibadah, ruang informasi, dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan pengunjung. Kemudian juga pembangunan taman di dalam KRK, jembatan, serta akses jalan belum sepenuhnya rampung. Pemerintah sendiri atas dukungan dari pemprov dan pemerintah pusat mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk menuntaskan pembangunan kebun raya terbesar di wilayah III tersebut. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Ir Bunbun Budiyasa membenarkan jika pembangunan KRK terus dilakukan pemerintah. Dia belum bisa memastikan kapan KRK akan dibuka kembali bagi masyarakat. Semua itu tergantung dari kelarnya pembangunan di KRK sendiri. “Jika pembangunannya rampung tahun ini, ya bisa saja tahun depan KRK sudah dibuka lagi. Itu semua tergantung selesai tidaknya pembangunan fasilitas di dalam KRK. Disamping itu, pemerintah juga saat ini tengah memikirkan akses jalan menuju KRK dari Desa Pasawahan, dan juga dari wilayah Kabupaten Cirebon,” papar Bunbun kepada Radar. Terpisah, anggota parlemen daerah, Drs H Momon Suherman mendukung sepenuhnya pembangunan KRK yang dianggapnya akan menjadi ikon pariwisata Kabupaten Kuningan di level nasional dan internasional. Keberadaan KRK dan kelengkapan hayatinya dipastikan akan mengundang para peneliti untuk datang. Tak hanya peneliti dalam negeri saja melainkan juga luar negeri. “KRK mempunyai potensi besar mendatangkan pendapatan bagi daerah. Keaneragaman hayati yang ada di KRK menjadi salah satu daya tarik wisatawan dan peneliti datang. Itu berarti akan menambah pundi-pundi pemasukan daerah. Imbasnya, kesejahteraan masyarakat di sekitar KRK juga akan terangkat,” katanya, kemarin. Cuma Momon menyarankan kepada pemerintah untuk memikirkan pelebaran jalan dari arah Pasawahan menuju Padabeunghar. Menurut dia, rute yang ada sekarang sangat tidak layak dan cukup berbahaya bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi. “Kalau dari Pasawahan ke Padabeunghar itu jalannya sempit serta memiliki kelokan dan tanjakan tajam. Sebaiknya dibangun jalan baru yang lebar serta nyaman bagi pengunjung. Saya yakin pemerintah mampu menyediakan fasilitas jalan menuju KRK,” ujarnya. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: