Di Leuwimunding Geger Pohon Keluarkan Asap

Di Leuwimunding Geger Pohon Keluarkan Asap

MAJALENGKA – Ruas jalur Prapatan-Rajagaluh tepatnya di sekitar pertigaan tugu Leuwimunding beberapa hari ini dipadati ratusan masyarakat dari berbagai daerah. Mereka ingin menyaksikan fenomena pohon yang mengeluarkan asap. Keluarnya asap dari pohon jenis Kedoya tersebut selalu terjadi saat azan magrib. Masyarakat rela berdesak-desakan untuk menyaksikan dan mengabadikan lewat kamera ponsel. Dari pantauan Radar kemarin, ratusan masyarakat tumpah hingga ke tengah jalan tanpa mempedulikan keselamatan meski lalu lintas di jalur tersebut sangat padat. Kemacetan tidak bisa dihindari karena sepeda motor dan kendaraan mendadak berhenti di bahu jalan. Salah seorang warga, Iid (31) rela dating jauh hanya untuk melihat langsung keberadaan pohon Kedoya yang mengeluarkan asap itu. Terbukti beberapa saat setelah azan magrib berkumandang dari musala setempat, tiba-tiba kepulan seperti asap keluar dari pucuk tertinggi pohon dengan ketinggian sekitar 15 meter tersebut. “Awalnya saya mendapat informasi dari teman saya yang lewat ke jalan sini, karena penasaran maka saya datang dan membuktikan dengan mata saya sendiri. Ternyata memang benar seperti asap putih keluar dari dahan dan ranting pucuk pohon itu,” kata warga Susukan Kabupaten Cirebon ini. Sementara masyarakat setempat, Ade Satibi mengaku hal tersebut dipandang biasa saja. Tidak ada hal yang aneh dari pohon tersebut karena dirinya menilai jika fenomena seperti kepulan asap tersebut hanya hewan kecil seperti hama padi yang keluar dari pohon yang berada di seberang timur pertigaan tugu Leuwimunding tersebut. Muazin dari musala dekat pohon tersebut menyatakan bahwa itu merupakan  hewan yang biasa keluar di malam hari, sehingga ketika memasuki senja sering keluar. Namun karena isu dan berbagai informasi, sehingga banyak masyarakat yang rela menunggu hingga waktu magrib tiba. “Seharusnya magrib itu masyarakat menjalankan salat, bukan malah menunggu disini sambil mengabadikan lewat ponsel. Saya sering mengumumkan lewat speaker musala dan itu bukan asap melainkan hewan kecil. Saya juga membantah keras atas beredarnya informasi fenomena itu di media sosial,” tegasnya. Saking kesalnya, Ade sampai menghubungi pihak kepolisian untuk membubarkan ratusan masyarakat guna menghindari musyrik karena masyarakat mempercayai fenomena tersebut. Ulama dan tokoh masyarakat maupun dinas terkait diminta turun tangan dan menindaklanjuti isu yang hampir menyesatkan masyarakat itu. “Dinas terkait baik Dishutbunak maupun Dinas Pertanian harus segera turun tangan dan membuktikan kebenaran, yang menurut saya adalah hewan-hewan kecil yang beraktivitas di malam hari tersebut. Jangan sampai kondisi ini terus menjerumus ke hal-hal negatif,” tegasnya. Sementara itu, pihak kepolisian Leuwimunding bersusah payah membubarkan ratusan masyarakat yang sudah menunggu di bahu jalan tersebut. Dua unit armada ranger diterjunkan Polsek Leuwimunding untuk membubarkan masyarakat untuk menertibkan lalu lintas yang macet hingga sekitar 1 kilometer. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: