Investor Masuk Pasar Balong, Pedagang Takut Tergusur

Investor Masuk Pasar Balong, Pedagang Takut Tergusur

KEJAKSAN - Sejumlah pedagang Pasar Balong rata-rata menolak rencana bila renovasi dan revitalisasi Pasar Balong dialihkan ke pihak investor. Salah satu pemilik toko pakaian Yohanan Style Shop di lantai dasar Pasar Balong, Rahmat Hidayat menyampaikan, rencana Perumda Pasar Kota Cirebon perlu dikaji lagi, karena ada keterlibatan pihak ketiga. \"Kami bukannya nolak diperbaiki (renovasi). Tapi penolakan ini berkaitan dengan investor, bila mana investor masuk dalam renovasi Pasar Balong saya sangat tidak setuju,\" tutur Rahmat, saat dijumpai Radar, Rabu (20/4). Menurut Rahmat, adanya campur tangan investor dipastikan merugikan para pedagang. Bukan tanpa alasan, sebab investor lebih mementingkan keuntungan tanpa mempedulikan kondisi para pedagang nantinya. Sebagai contoh, pasar yang dibangun atas dasar modal investor dipastikan harga sewa bangunannya jauh lebih mahal dan tidak diperkenankan menyewa pertahun, melainkan minimal 10 atau 20 tahun. \"Investor sama dengan kapitalis, lihat saja (menyebut salah satu mall) di lantai dasar kan sepi, karena harga terlalu mahal dan sewa tidak boleh tahunan,” tuturnya. Dia berharap pemerintah kota bijak dalam hal ini. Lebih baik menganggarkan renovasi dan mengelola sendiri melalui PD Pasar. Pemerintah diyakini pedagang, akan memiliki tambahan PAD secara langsung ketimbang mengajak serta investor. “Saya ngontrak dikios ini sudahjalan lima tahun, harga pertahunnya masih standar yakni Rp6 juta. Kalau sudah ada ditangan investor harganya bisa empat sampai lima kali lipat dan sewanya tidak boleh tahunan,\" katanya. Pemerintah, kata dia, punya kewajiban melindungi pedagang. Di Pasar Balong banyak pedagang kecil dan pemula. Bila harus menggunakan sistem kontrak 10-20 tahun, pedagang yang baru saja memulai berwirausaha bisa bangkrut. \"Kasihan mending kalau laku. Jangan sampai renovasi malah pedagang tidak jalan, malahan ekonomi pedagang semakin menurun,\" terangnya. Adanya rencana revitalisasi Pasar Balong yang akan dijadikan seperti Pasar Tanah Abang mesti dikaji ulang. Rahmat menduga adanya rencana tersebut hanya menguntungkan salah satu pihak tanpa peduli nasib rakyat cilik. \"Saya rasa pemerintah juga dapat fee. Dan rencana ini dari dulu, apalagi yang merencanakan ini orang-orang yang akan pensiun,\" tegasnya. Pedagang elektronik di Pasar Balong, Maria pun mengaku tidak setuju adanya rencana tersebut. Para pedagang sudah tenang berjualan di Pasar Balong. Sehingga kalaupun ada renovasi, tidak perlu membawa pihak ketiga. \"Tidak setuju. Apa investor bisa jamin tempatnya rame? Pemerintah jangan membebani rakyat,” tegas dia. Pedagang pakaian Nia Collection, Hj Nia meminta PD Pasar dan investor memberi jaminan. Pedagang pada dasarnya melihat peluang usaha. Bila Pasar Balong setelah direnovasi kemudian sepi dan harga kiosnya mahal, sudah dipastikan pedagang akan kabur dan bangunan empat lantai itu mangkrak lagi. \"Kalau jadi nambah rame dan maju sih setuju-setuju saja,\" katanya. Ditemui terpisah, Kepala Pasar Balong, Heri Suheri mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut soal kehadiran investor di Pasar Balong. Baginya, rencana tersebut belum jelas. \"Belum. Belum ada deal-deal-an. Tapi kalau ada investor yang meninjau memang ada,” ungkapnya. Menurut Heri, ada sekitar dua investor yang baru-baru ini meninjau. Namun kelanjutan dari dua investor itu dirinya tidak mengetahui. Disebutkannya, Pasar Balong memiliki empat lantai kios. Namun hanya lantai dasarlah yang ditempati para pedagang dengan luas 1.867 m2. Pedagang dilantai dasar ini 99.99 persen merupakan pedagang pakaian. \"Hampir 100 persen pedagang pakaian,\" tandasnya. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: