2 Nama dari Cirebon Ada di Panama Papers, Siapa Saja?

2 Nama dari Cirebon Ada di Panama Papers, Siapa Saja?

CIREBON- Panama Papers, bocoran data yang dirilis konsorsium wartawan investigasi internasional (ICIJ), menghebohkan dunia. Dokumen itu berisi data pemilik special purpose vehicle (SPV) yang didirikan di negara suaka pajak (tax havens). Dalam dokumen itu, disinyalir ada 800-an nama orang Indonesia yang tercatat memiliki SPV di luar negeri. Nah, dari ratusan nama orang Indonesia, ada dua nama dari Kota Cirebon. Dua pengusaha asal Cirebon itu teridentifikasi dari data awal yang disajikan dokumen Panama Papers. Radar  kemudian berhasil membuka dokumen dari International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ) Offshore Leaks. Dokumen itu salah satu cikal bakal dari Panama Papers. Sebelum lebih jauh, perlu dijelaskan apa yang dimaksud offshore. Jangan sampai salah tangkap, karena banyak yang salah arti dan mengira offshore yang dimaksud adalah perusahaan minyak lepas pantai. Offshore yang dimaksud dalam dokumen ICIJ adalah perusahaan bentukan (bisa jadi fiktif). Perusahaan ini kebanyakan dibuat di negara-negara berpajak rendah dan memberlakukan tax heaven. Kembali ke soal Panama Papers dan dua listed address dari Kota Cirebon. Meski dokumen itu bocor ke beberapa situs, namun tidak ada yang mengungkap keterkaitan secara mendetil antara nama pemilik akun, perusahaan offshore dan alamat korespondensi. Dari data awal berupa listed address itu, tercantum alamat di Jl Siliwangi dan Jl Pulasaren Kota Cirebon. Penelurusan yang dilakukan dalam dokumen offshore leaks itu kemudian mengerucut kepada dua nama yakni, DG sebagai Officer and Master Clients dari alamat korespondensi Jl Siliwangi Kota Cirebon. Kemudian, pencarian berhasil membuka nama berikutnya yakni, JG yang berhubungan dengan alamat korespondensi di Jl Pulasaren. Uniknya, dua alamat itu mengerucut pada satu nama yakni inisial ON. Selidik punya selidik, ON ini mengarah pada RL yang kini tinggal di Amerika Serikat. Keterkaitan keluarga ON dengan dua alamat di Kota Cirebon memang unik. Masalahnya, minim referensi mengenai trah ON ini. Dari penelusuran itu, paling tidak bisa disimpulkan bahwa DG dan JG bisa jadi sebatas perantara antara RL sebagai pemilik akun dengan offshore yang menurut offshore leaks berada di Pulau Cooks, New Zealand. Sebuah negara kepulauan yang menurut dokumen itu punya kebijakan tax heaven. Kesimpulan itu didasari penjelasan ICIJ atas istilah master client. “Often an intermediary or go-between who helps a client set up and offshore entity (Biasanya sebagai perantara atau pihak yang membantu klien dalam membuat entitas offshore),” tulis ICIJ dalam dokumen Data Caveats and Limitations. Lantas siapa RL, tak banyak data juga yang bisa disajikan atau profil singkat mengenai beliau. Namun, dokumen yang dibocorkan offshore leaks mencantumkan sejumjah nama terlibat di dalamnya sebagai beneficiary yakni, Family Radio, Trustcorp Limited, EO, ELS, First Baptist Church, UFM International, DG, JG, Mr EG, dan lain-lain.  Dalam penjelasan ICIJ, beneficiary adalah penerima manfaat dari offshore itu. Meski ada penjelasan lanjutan, bahwa penerima manfaat itu bisa jadi tidak tahu mengenai perannya dalam entitas, karena sangat dimungkinkan tidak ada pemberitahuan dari pemegang aset. Soal keberadaan JG dan DG, hingga kini belum bisa terdeteksi. Dari beberapa kali penelurusan wartawan Radar, kabarnya DG sudah meninggal dunia. Sedangkan RL yang kini tinggal di New Jersey adalah anaknya. Upaya penelusuran lantas dilakukan ke alamat Jalan Siliwangi yang kabarnya pernah menjadi alamat  DG. Tempat itu rupanya sudah berulang kali berpindah kepemilikan dan sekarang menjadi salah satu kafe, dengan pemiliknya termasuk salah satu orang terkaya di Kota Cirebon. “DG sudah meninggal dan anaknya ada yang tinggal di Amerika,” ujar sumber Radar, yang mengakui mengenal sosok DG. Pengakuan sumber ini cocok dengan data yang diperoleh Radar. Masih kata sumber yang namanya minta tidak dikorankan, ada kemungkinan LR adalah anaknya DG yang tinggal di Amerika. Hanya saja dirinya tidak cukup yakin DG memiliki kekayaan  besar hingga namanya masuk dalam daftar di Panama Papers. “Saya yakin tidak sejauh itu  karena saya tahu persis orangnya,” ungkap dia. Namun demikian dirinya tidak menampik bisa jadi nama DG digunakan oleh seseorang yang meminjam nama tersebut. Sebab, pinjam meminjam nama untuk kepentingan bisnis sudah bukanlah hal yang aneh. “Setahu saya uangnya tidak sebanyak orang kaya Cirebon yang ada sekarang Mas. Mungkin saja namanya dipinjam oleh seseorang untuk menutupi kekayaan orang tersebut,” tuturnya. Sayangnya, konfirmasi dari pemilik akun offshore ini belum berbalas. Chating via sosial media Facebook yang dilayangkan wartawan koran ini belum dibalas RL. Begitu juga surat elektronik yang dikirimkan sejak 11 April, belum juga berbalas. Korespondensi dalam bahasa Inggris itu menemui jalan buntu. Hanya saja, dari email terakhir yang diterima wartawan Radar ini dari Tim ICIJ menyebutkan bahwa di awal Mei, mereka akan kembali membuka skandal penggelapan pajak tersebut ke publik. “ICIJ will release in early May the names of the more than 214,000 offshore entities incorporated by Mossack Fonseca and the people connected to them. The exact release date will be confirmed soon. Sign up to our newsletter to be the first to know (ICIJ akan merilis lebih dari 214 ribu data offshore yang terkait dengan Mossack Fonseca dan orang-orang yang terkoneksi dengan mereka. Kepastian tanggal rilis akan dikonfirmasi kemudian,” tulis ICIJ. (yud/abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: