Aksi Solidartias Penyebab Lapas Banceuy Bandung Rusuh

Aksi Solidartias Penyebab Lapas Banceuy Bandung Rusuh

BANDUNG - Lapas Banceuy Kelas IIA Bandung mencekam. Itu setelah peristiwa  kerusuhan antara narapidana dan sipir yang mengakibatkan kebakaran hebat, sekitar pukul 07.30, Sabtu (23/4). Kerusuhan itu membuat 1.000 personel pasukan huru-hara dari Satuan Sabhara dan Brigade Mobil Polda Jabar diturunkan ke lapas khusus warga binaan kasus narkotika tersebut. Sejumlah napi sempat melempari pasukan huru-hara yang ada di dalam. Batu-batu pun melayang ke luar lapas. Sempat terjadi suara dentuman menyerupai petasan di dalam. Api pun berkobar di kantor bagian depan lapas. Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Jodie Rooseto mengatakan, kericuhan di dalam lapas dipicu aksi solidaritas warga binaan. Pasalnya, salah satu warga binaan mempertanyakan kematian seorang rekannya. Setelah mengetahui temannya gantung diri, muncul solidaritas. Mereka melakukan tindakan anakis. “Mungkin tidak terima dengan keadaan itu tadi malam dia melakukan gantung diri. Bukan dianiaya, bukan faktor kekerasan, tetapi karena gantung diri,” ucap Jodie, di lokasi kejadian. Salah seorang napi yang meninggal diketahui bernama Abah Undang. Dia tewas lantaran gantung diri di dalam sel pengasingan. Konon peristiwa itu terjadi Jumat (22/4), namun pihaknya masih melakukan penyelidikan mengenai hal tersebut. “Kemudian para napi mengetahui rekannya yang gantung diri, sehingga muncul empati dan mempertanyakan hal itu ke petugas lapas. Namun tidak ada tanggapan yang jelas, sehingga para napi melakukan aksi seperti itu,” tutur Jodie. Kepolisian dibantu TNI menerjunkan sekitar 1.000 personel dalam rangka menenangkan warga binaan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun sejumlah petugas mengalami luka-luka akibat pelemparan batu yang dilakukan para napi dari dalam. “Saat ini, para napi sudah diamankan di selnya masing-masing dengan penjagaan personel Brimob yang dilengkapi dengan senjata,” ungkap mantan Kapolda Lampung itu. Situasi Lembaga Pemasyarakatan Banceuy berangsur kondusif setelah pasukan huru-hara Polda Jabar terjun ke lokasi. Api pun mulai bisa dijinakkan petugas dari Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung serta Kota Cimahi. Sementara, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly yang datang langsung meninjau, menyatakan, bakal melakukan pembersihan total di lapas tersebut dan menyerahkan penyelidikan lebih lanjut ke pihak berwenang. “Kita serahkan penyelidikan semuanya ke kepolisian, untuk mengungkap penyebab terjadinya huru hara ini dan lakukan pembersihan total. Bangunan yang mengalami kerusakan akan langsung diperbaiki, kita sudah minta anggarannya,” jelas Yasonna. Disinggung adanya kabar penyiksaan yang dilakukan sipir, Yasonna menyerahkan seluruhnya pada polisi. “Kalau ada anggota kita yang melakukan pelanggaran dengan melakukan penyiksaan, ya silakan tindak. Dalam penyelidikan kita nggak akan tutup-tutupin. Kalau perlu saat otopsi keluarga korban harus menyaksikan dengan jelas supaya tidak ada yang disembunyikan,” serunya. Yasonna berharap, selain melakukan penyelidikan terhadap oknum anggota sipir yang melakukan penyiksaan, dirinya pun meminta kepolisian memeriksa provokator yang picu kerusuhan di lembaga permasyarakatan khusus terpidana penyalahguna narkoba itu. “Kita akan terbuka dan tidak akan melindungi atau menutup-nutupi siapa yang salah. Biarlah polisi bekerja untuk mengungkap kasus ini. Selain itu, kami pun telah menurunkan tim dari dirjen (direktorat jenderal) untuk mengungkap kerusuhan ini, dan akan merapatkan ke tingkat kementerian koordinator dan presiden,” ucapnya. Terkait Peraturan Pemerintah No 99 Tahun 2012 tentang pembatasan remisi, politikus PDI Perjuangan itu menuturkan, banyak warga binaan mengeluhkan hal tersebut. Pembatasan remisi itu dinilai tidak adil karena ada yang dapat dan ada yang tidak, sehingga banyak warga binaan yang frustasi. “PP 99 ini memang harus direvisi. Apalagi tahanan kita narkoba hampir 60 ribu, pendekatan harus berbeda. Akhirnya dengan persoalan itu, segala pemicu bisa meledak,” kilahnya. Di tempat sama, Kepala Lapas Kelas IIA Banceuy Agus Irianto membenarkan adanya warga binaan yang tewas setelah gantung diri. Warga binaan bernama Abah Undang itu tewas di dalam sel pengasingan, Sabtu (23/4) dini hari. “Yang bersangkutan gantung diri menggunakan tali celananya. Petugas menemukan sudah menggantung di pintu,” terang Agus. Menurut Agus, Undang merupakan warga binaan yang sedang memasuki tahapan asimilasi, lantaran sebentar lagi akan keluar dari lapas. Dia dijebloskan ke sel pengasingan karena diduga lakukan pelanggaran berat. “Jadi Undang ditemukan tewas tadi sekitar pukul 00.15. Sebetulnya jam 22.00 kami cek yang bersangkutan masih ada, tapi tengah malam ditemukan tergantung,” akunya. Agus membantah jika Undang tewas lantaran disiksa petugas sipir seperti yang ditudingkan warga binaan. Dia meyakini jika tudingan penyiksaan itu ulah provokator, sehingga memicu kerusuhan. “Mungkin ada provoksi yang diembuskan seperti itu dan dengan spontan kepancing semua sewaktu para warga binaan dikeluarkan tadi pagi. Awalnya mereka hanya melempar batu ke arah kantor. Baru berlanjut membakar mobil ambulans,” tukasnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun, warga binaan yang meninggal dengan cara gantung diri bernama Undang Kosim als Uwa (54), warga Kota Bandung. Dia terjerat Pasal 114 UU No 35/2009 tentang Narkotika. Korban divonis kurang lebih empat tahun di Pengadilan Negeri Bandung. Dirinya sudah menjalankan masa tahanan tiga tahun, serta sedang menjalani asimilasi dan bakal menghirup udara bebas empat bulan lagi. Di tempat terpisah, Walikota Bandung Ridwan Kamil menyesalkan terjadinya kerusuhan dan kebakaran yang terjadi di Lapas Banceuy. “Ya, ini kan urusan internal di dalam dari Lapas Banceuy, saya sesalkan tentunya,” kata Emil -sapaan akrabnya, di Crowne Plaza Hotel. Emil menginginkan adanya peningkatan kualitas manajemen keamanan di Lapas Banceuy. Hanya saja, mengenai kurangnya pengamanan pihaknya tidak bisa menebak. “Tentunya Bandung mah kondusif, aman. Everybody happy,” pungkasnya. (yul/nit/vil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: