Wabup Prihatin Masih Banyak Angka Kematian Ibu Melahirkan

Wabup Prihatin Masih Banyak Angka Kematian Ibu Melahirkan

INDRAMAYU – Wakil Bupati Indramayu, Drs H Supendi MSi, mengadakan rapat kerja bersama jajaran Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan di Ruang Ki Tinggil Pemkab Indramayu, Kamis (28/4). Rapat ini dihadiri Kepala Dinas Kesehatan, dr Dedi Rohendi MARS, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB), Drs H Wahidin MM, Kepala RSUD, para camat, kepala UPTD Puskesmas, kepala UPTD Pendidikan, kepala UPTB KB, dan pihak terkait lainnya. Wabup Supendi mengungkapkan, Kabupaten Indramayu terus berupaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), melalui pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan dan daya beli. Dikatakan, salah satu faktor yang menentukan IPM adalah bidang kesehatan. Menurutnya, Pemkab Indramayu terus melakukan pembangunan fasilitas kesehatan, serta meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas sumber daya manusia di dalamnya. Wabup juga menyoroti masih tingginya angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). “Kami minta agar semua pihak bekerja bersama-sama untuk menekan AKI dan AKB di Indramayu, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap IPM,” ujar Supendi. Supendi mengatakan, tingginya angka kematian ibu dan bayi harus mendapatkan perhatian serius dan ditangani bersama. Ia menyambut baik keberadaan Pokja Penyelamatan Ibu dan Anak, dan diharapkan bisa menekan angka kematian ibu dan anak. “Keberadaan pokja ini diharapkan bisa ikut mengawal program peningkatan kesehatan ibu dan anak baru lahir atau Expanding Maternal and Newborn Survival (EMAS) yang dicanangkan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID),” tandasnya. Sementara District Team Leader (DTL) Program EMAS Kabupaten Indramayu, Drs H Dedi Suwesdi MSi mengungkapkan, Program EMAS dilaksanakan karena angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Indramayu masih tinggi. Ia berharap, program EMAS yang akan berlangsung hingga Desember 2016 mampu menekan angka kematian ibu dan bayi di Indramayu. Dedi menjelaskan, ada empat pintu keluar dari kematian ibu. Pertama adalah jangan nikah di bawah umur, kemudian program KB dan kesehatan reproduksi yang bisa mengedukasi masyarakat, selain itu juga adanya PONED dan PONEX. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, dr Dedi Rohendi MARS, didampingi Kabid Pelayanan Kesehatan, Yadi Hidayat menjelaskan, pihaknya juga sedang melaksanakan rogram SI IRMA AYU dalam rangka menekan angka kematian ibu dan bayi di Indramayu. Dikatakan, SI IRMA AYU adalah singkatan Sistem Rujukan Maternal Neonatal versi Indramayu. Dengan program ini, bidan yang mau merujuk pasien bisa memberikan informasi tentang kondisi pasien melalui SMS, BBM atai call center 082111502000. Dengan demikian ketika pasien sampai ke rumah sakit yang menjadi rujukan, maka  akan bisa cepat ditangani. “Melalui program ini diharapkan angka kematian ibu dan bayi akan bisa ditekan. Karena 90 persen kematian terjadi di rumah sakit akibat faktor keterlambatan,” tandas Dedi.(oet)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: