Masih Polemik, Investor Pasar Balong Siap Balik Kanan

Masih Polemik, Investor Pasar Balong Siap Balik Kanan

KEJAKSAN – Perbedaan keinginan antara satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dengan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar terkait revitalisasi Pasar Balong dan tak kunjung adanya titik temu, membuat calon investor Pasar Balong berniat hengkang. Pasalnya, sejak mengemuka ke publik dan adanya penolakan dari beberapa kalangan pedagang, kontrak kerja antara Perumda Pasar dan investor juga belum ditandatangani. “Kalau tidak ada titik temu yang jelas untuk peruntukan Pasar Balong, investor mempertimbangkan untuk mengembangkan usaha pada lokasi lain,” ujar Direktur Operasional Perumda Pasar, H Didi Mahdi SE MM, kepada Radar, Senin (2/5). Menurut Didi, investor merasa tidak ada kepastian terkait perencanaan Pasar Balong. Sebab, SKPD memunculkan rencana menjadikannya kantong parkir, ada juga yang merencanakan menjadi sentra pedagang kaki lima (PKL). Kondisi itu, membuat investor semakin merasa terganggu. Padahal, niat investor melakukan revitalisasi Pasar Balong semata-mata untuk memberikan karya bakti kepada kota kelahirannya. “Sulit sekali cari investor untuk Pasar Balong. Semoga investor yang ini jadi bekerjasama,” harapnya. Kerjasama revitalisasi Pasar Balong, kata dia, sangat menguntungkan pedagang, Pemerintah Kota Cirebon dan masyarakat secara umum. Apalagi, ada potensi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari Pasar Balong, karena nantinya akan menjadi pasar sandang dan pusat keramaian baru. Ditempat terpisah, Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH mulai bersikap. Setelah mendapat penjelasan dari Perumda Pasar dan bertemu dengan investor, dia mendukung langkah dan program revitalisasi menjadi pasar sandang. “Saya sudah mendapatkan laporan perkembangan dari Perumda Pasar, kondisi Pasar Balong harus mendapatkan sentuhan investor secepatnya,” ujar Azis. Program revitalisasi yang telah direncanakan bersama investor, kata dia, menjadi salah satu upaya mengembalikan Pasar Balong menjadi salah satu ikon Kota Cirebon. Soal perkembangan perencanaan dan adanya pro kontra, Azis menilai, hal itu merupakan dinamika yang sangat wajar tapi harus dicarikan solusi terbaik. “Untuk saat ini saya menilai kebijakan yang dibuat Perumda Pasar menjadi prioritas. Peruntukan Pasar Balong sejak berdiri hingga saat ini menjadi sentra sandang dan segala kebutuhan masyarakat,” ebernya. Direksi Perumda Pasar, sambung dia, secara khusus sudah memberikan laporan.              Karena itu, dirinya sangat menyambut baik bila ada investor yang berminat serius untuk melakukan revitalisasi. Dia juga menginstruksikan Perumda Pasar untuk melakukan tindak lanjut. “Dalam perjalanan Pasar Balong sejak tidak lagi dikelola pihak ketiga yang bekerjasama pada sekitar 10 tahun lalu, terkesan tidak terawat dengan baik. Mencari investor dengan nilai Rp60 miliar sangat sulit. Kalau ada yang mau, segera ditindaklanjuti,” pesannya. Untuk itu, Azis berharap semua pihak duduk bersama agar mendapatkan solusi. Karena pada prinsipnya, semua usulan yang disampaikan untuk kemajuan Kota Cirebon. Poin utama yang ditekankan, agar program Perumda Pasar berjalan dengan optimal sesuai rencana yang dibuat. Dengan demikian, revitalisasi Pasar Balong dan menjadikan sentra pakaian menjadi salah satu alternatif yang bisa didiskusikan dengan kajian mendalam. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: