Kurang Sosialisasi, Petugas Sensus Alami Kendala di Lapangan

Kurang Sosialisasi, Petugas Sensus Alami Kendala di Lapangan

KEJAKSAN –Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH tak luput dari sensus ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon. Petugas BPS mendatangi walikota di ruang kerjanya. “Saya jual beli mobil bekas,” ujar walikota kepada petugas sensus, Senin (2/5). Sedangkan anak-anaknya, membuka usaha bengkel dan laundry. Usai disensus, Azis berharap semua pelaku usaha memberikan data yang sesuai. “Ini untuk pendataan ekonomi, jadi mohon masyarakat yang disensus memberi data yang sebenar-benarnya karena hasil sensus ini akan jadi tolak ukur,” tuturnya. Kepala BPS Kota Cirebon, Imron Budiarto mengapresiasi walikota yang telah menjadi contoh baik untuk responden. Pasalnya, petugas di lapangan kerap menemui kendala dan penolakkan dari responden. Bahkan, banyak yang tak mau membuka pintu ketika petugas BPS datang. “Dari pengusaha besar sampai PKL yang ada di Kota Cirebon, semua akan didata sensus ekonomi. Tapi banyak responden belum paham, sehingga kita mengalami kendala di lapangan,” tuturnya. Untuk mempercepat program sensus ekonomi, pihaknya menambah jumlah petugas survei hingga 668 orang. Sensus dilaksanakan 1-31 Mei 2016. Dengan waktu satu bulan, pria berkacamata itu yakin sensus ekonomi kepada seluruh elemen masyarakat yang memiliki usaha, dapat memberikan gambaran data dasar seluruh kegiatan ekonomi, kecuali sektor pertanian. Soal kurangnya sosialisasi, Imron tak memungkiri, banyak responden menolak untuk dilakukan pendataan. Namun, petugas tidak sudah memiliki prosedur tersendiri. Bila ada penolakkan, petugas harus menghubungi Ketua RT dan RW, agar bersama-sama terjun melakukan pendataan ke masyarakat. “Pendekatan yang dilakukan dengan cara persuasif,” tuturnya. Pendataan sensus ekonomi, ujar Imron, menyasar pada jenis usaha yang dilakukan masyarakat. Dengan demikian, bagi warga luar Kota Cirebon yang memiliki usaha di Kota Cirebon, tetap mengikuti sensus ekonomi dari petugas BPS Kota Cirebon. Dari ragam jenis usaha yang dilakukan seperti online, menjadi tantangan tersendiri bagi petugas di lapangan. Dengan sistem dari pintu ke pintu, para petugas sensus ekonomi mencari usaha yang tidak terlihat secara jelas. “Usaha online juga kita data sensus ini. Karena masuk ke dalam kategori usaha,” terangnya. (ysf)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: