Ratusan Pedagang Pasar Sumber Demo
Tolak Kehadiran Toko Putra Utama SUMBER – Sekitar 230 pedagang pasar Sumber melakukan aksi demo menolak kehadiran toko “PU” di sekitar areal pasar tersebut, Minggu (3/6). Kehadiran toko yang sebelumnya berjualan di Pasar Tegalgubug itu, membuat pedagang pasar Sumber kehilangan penghasilan. Ketua Ikatan Pedagang Pasar Sumber, H Muhamad Ridwan mengatakan, sekitar 230 pedagang pasar Sumber merasa tidak berkenan jika ada supermarket yang menyediakan item-item kebutuhan masyarakat, yang juga dijual di pasar Sumber. Pasalnya, toko “PU” milik H Sukiyat, berjualan item produk tersebut dengan harga yang lebih murah. “Sebagai contoh, handuk yang dijual di toko H Sukiyat di Tegalgubug harganyacRp12.500 dan yang dijual di toko pasar Sumber harga Rp14 ribu. Sementara, pedagang pasar Sumber menjualnya dengan harga Rp17 ribu,” sebutnya. Disamping perbedaan harga yang mencolok, toko “PU” juga dilengkapi dengan 50 CCTV, AC, dan fasilitas nyaman lainnya. Hal ini, kata H Ridwan, akan membuat ratusan pedagang pasar tradisional menjadi mati. “Kejadian seperti ini sudah terjadi di Majalengka. H Sukiyat juga buka supermarket semodel, akhirnya pedagang pasar tradisional di sana menjadi bangkrut,” ujarnya kepada Radar di sela-sela demo di depan toko “PU” Sumber, kemarin (3/6). Untuk itu, lanjutnya, pedagang menolak toko “PU” sepanjang toko tersebut masih menjual barang dagangan dengan harga lebih rendah dibanding harga item barang yang sama di pasar Sumber. Bahkan, jika dijual dengan harga yang sama sekalipun, ujar H Ridwan, pembeli lebih tertarik ke toko “PU”, karena lebih nyaman. Padahal, lanjut dia, H Sukiyat pernah berjanji tidak akan menjual eceran dan hanya menjual grosir. Atas janji itu, pedagang pasar Sumber yang sebelumnya belanja di toko H Sukiyat yang berada di Tegalgubug, merasa senang karena membeli barang dagangannya menjadi lebih dekat. Namun, janji tersebut tidak terlaksana sampai sekarang. “Awalnya izin buka ruko, tapi dua lantai dipakai jualan semua. Pembeli boleh beli eceran dengan harga jauh lebih murah,” ungkapnya. Pertemuan ini bukan yang pertama. Sebelumnya, sudah disepakati bahwa H Sukiyat tidak akan membuka tokonya, sampai ada kesepakatan lanjutan. Nyatanya, belum juga ada kesepakatan, toko itu tetap buka dengan menjual barang secara eceran dan murah. Terkait hal itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD, Ahmad Aidin Tamim menyatakan, wajar jika para pedagang marah. Jika aturan izin diterbitkan dan menimbulkan persoalan rumit di tengah masyarakat, maka hal ini harus ditinjau ulang. “Ini kontra produktif di tengah lapangan, sangat mungkin saja izin ditinjau kembali,” ucapnya dihadapan ratusan pendemo. Aidin berharap masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, jika belum juga selesai, ia berjanji akan berkoordinasi dengan komisi II DPRD, BPPT, Disperindag, Camat Sumber, Lurah Sumber, pemilik toko Putra Utama dan pedagang pasar Sumber. “Kita akan cari solusi dan bahas bareng. Kalau ditinjau kembali izinnya, kenapa tidak. Kalau ada solusi lain mari kita lakukan,” paparnya. Aksi demo mendapat pengawalan polisi. Nampak hadir Kapolres Cirebon, AKBP Hero Henrianto Bachtiar SIK didampingi Kapolsek Sumber, AKP Wira Sutriana. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: