Mimpi Leicester City Belum Berhenti

Mimpi Leicester City Belum Berhenti

LEICESTER- Claudio Ranieri belum pernah mengangkat trofi juara. Apalagi merasakan bagaimana disiram dengan air sampanye sesudahnya. Di King Power Stadium, Leicester, Sabtu malam itu waktu setempat atau Minggu dini hari kemarin WIB (8/5) Ranieri akhirnya merasakan suasana itu, suasana yang selama ini hanya ada dalam mimpinya. Leicester City melanjutkan dominasinya di Premier League dengan mengalahkan Everton 3-1 (2-0). Dua gol Jamie Vardy pada menit ke-5 dan tendangan penalti menit ke-65, serta gol Andy King pada menit ke-33 jadi penentu tuntasnya target 80 poin Premier League yang ditancapkan Ranieri di awal musim. Gol Kevin Mirallas pada menit 88 pun tidak mengganggu pesta Leicester malam itu. Pesta penyerahan trofi itu hanya berlangsung satu malam. Minggu keesokan harinya dan hari-hari berikutnya tantangan terbesar sudah menunggu The Foxes – julukan Leicester. Sempat menarget posisi sepuluh besar musim depan, bisakah Ranieri kembali menuliskan dongeng-dongeng indahnya untuk Leicester musim depan? “Kami tahu semuanya pasti akan berbeda pada musim depan. Namun, fans memang layak untuk bermimpi, dan harus tetap bermimpi. Mengapa mereka harus terbangun dari mimpinya itu?” ungkapnya sebagaimana dikutip dari The Guardian. Ucapan Ranieri itu juga untuk membela anggapan bahwa anak asuhnya hanya one season wonder alias sensasi semusim saja. Sejak pertama kali digulirkan pada musim 1992-1993, baru sejak 2009-2010 silam tidak pernah ada lagi klub yang mampu back to back juara. Chelsea, Manchester United, dan Manchester City saling bergantian mengangkat trofi. Selain itu, mirip dengan kisah dongeng Blackburn Rovers yang menjuarai Premier League 1994-1995, semusim setelahnya Rovers bukan apa-apa. Terlempar ke posisi ketujuh pada musim 1995-1996, lalu ke-13 semusim berikutnya. Leicester pun demikian. Rata-rata bursa taruhan di Inggris tidak berani mengambil risiko menjagokan lagi klub yang dimiliki Vichai Srivaddhanaprabha itu kembali bertahta. Bedanya, jika musim 2015-2016 angka bursa 5000/1, sekarang jadi 200/1. Sama persis seperti saat musim pertama pasca Rovers menjuarai Premier League, Wes Morgan dkk pun diyakini hanya finish di posisi ketujuh. “Bayangkan saja awal musim nanti kami memulainya dengan baik lagi, apa yang terjadi? Saya tidak tahu. Sekarang, biarkan kami pikirkan dulu laga terakhir kami,\'\' kata pelatih dengan jam terbang tiga dekade itu, dilansir dari TalkSPORT. Di Stamford Bridge pekan depan (15/5) Ranieri akan mengakhiri musim ini melawan klub yang pernah menyia-nyiakannya, Chelsea. “Setelahnya, kami akan ke pantai, mengisi kembali baterai kami, dan restart lagi untuk musim depan dengan ambisi yang sama, kerendahan hati yang sama, dan feeling yang sama juga,\'\' imbuhnya. Hanya bermain di kompetisi domestik yang jadi kelebihan Leicester dibandingkan klub-klub di top five Premier League lainnya. Itu pun di akhir-akhir hanya Premier League fokus klub berumur 132 tahun itu. Musim depan, selain Premier League, Piala FA, Piala Liga, Community Shield, pengalaman di Liga Champions sudah menanti Leicester. Sky Sports menyebut, Leicester akan mengisi slot Inggris di pot pertama Liga Champions 2016-2017. Dengan kondisi seperti itu, maka Leicester bisa langsung menghadapi klub-klub elit Eropa yang antara lain Paris Saint-Germain (PSG), Borussia Dortmund, atau Juventus sebagai mantan klub Ranieri di masa lalu. Meski demikian, kapten Morgan sudah menyadari langkah dia dan rekan-rekannya pada musim depan pasti akan digelayuti banyak monyet di punggungnya. Hanya dengan mengangkat trofi juaranya kemarin itu yang bisa meringankan beban tersebut. “Banyak yang berpesan kepada saya supaya jangan sampai trofi itu hilang, tapi itu bukan pressure untuk saya,\'\' ungkap bek tengah berkebangsaan Jamaika itu. Pelajaran dari musim-musim sebelumnya, apabila bermain di Eropa maka peringkat terbaik di Premier League Leicester pun hanya di posisi kesepuluh. “Saya hanya bisa berharap bisa memecahkan itu semua dari sini. Musim depan akan jadi tugas terberat kami, tapi saya hanya ingin mencoba untuk menikmati momen-momen itu. Seperti mimpi, kami hanya ingin menikmatinya,\'\' harapnya. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: