Bantah Diamuk Warga, Ustaz Solmed: Murni karena Salah Paham

Bantah Diamuk Warga, Ustaz Solmed: Murni karena Salah Paham

JAKARTA - Ustaz Solmed membantah kabar terkait dirinya diamuk warga saat hendak mengisi ceramah agama di Desa Pasauran, Serang, Banten. Menurutnya, kejadian itu murni karena kesalahpahaman dengan panitia. \"Saya tidak tau siapa yang menghembuskan isu kalau saya dikeroyok. Kalau dikeroyok pasti saya akan membela diri. Alhamdulillah saya sehat wal afiat,\" kata Solmed kepada JawaPos.com (radarcirebon.com group), Senin (9/5). Dalam pesan yang sama, pemilik nama lengkap Sholeh Mahmoed Nasution itu menegaskan, tidak menerima bayaran hingga Rp 15 juta untuk mengisi pengajian di Banten seperti yang diisukan. \"Isu yang menyebut saya dibayar Rp 15-25 juta juga bohong. Sepeser pun saya tidak terima. Saya tantang silakan cari dan laporkan polisi oknum siapa yang memakan uang itu kalau memang ada,\" jelasnya. \"Kalau tidak ada dan tidak benar berarti itu hanya bumbu penyedap berita saja, biar HOT,\" sambung Solmed. (ded/jpg) Ustaz Solmed pun membeberkan kronologis kejadian pada Jumat pekan lalu itu. Berikut kronologis kejadian yang dikirim JawaPos.com melalui pesan singkatnya, Senin (9/5). 1. Tanggal 29 April 2016 saya mendapat undangan acara ke Serang Timur yang lokasinya, kata panitia, hanya 10 menit dari keluar tol Serang Timur. 2. Sampai keluar tol Serang Timur pukul 21.45 WIB. 3. Saya telpon panitia kalau saya sudah sampai tol Serang Timur. Tiba-tiba panitia mengubah lokasi dengan menyebut keluar tol Cilegon Barat. 4. Saya tanya berapa lama jarak dari Cilegon Barat ke lokasi acara? Panitia sebut hanya 3 KM (kurang lebih 10 menit). 5. Ternyata dari keluar tol Cilegon Barat saya harus menempuh perjalanan hampir 2 jam, lokasinya ternyata di Karang Bolong, Banten. 6. Wajar kalau saya sampe jam 00.00 malam, saya merasa sedang dikondisikan harus telat sampai lokasi. 7. Panitia di lapangan dengan penjemput pasti ada koordinasi, sehingga tahu di mana posisi saya. Mengapa saat saya sudah dekat dengan lokasi jemaah dibubarkan. 8. Sampai di sana (lokasi), saya langsung kumpulkan panitia dan masyarakat. Saya sampaikan kronologisnya seperti apa dan mereka menerimanya. 9. Bahkan kita masih sempat foto bersama dengan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: