Bang Napi Ikut UN-nya Agak Siang

Bang Napi Ikut UN-nya Agak Siang

CIREBON- Tidak hanya digelar di sekolah-sekolah, ujian nasional (UN) tingkat SMP juga dilaksanakan di lembaga pemasyarakatan (lapas), termasuk Lapas Klas 1 Cirebon (Kesambi). Ada 18 warga binaan yang ikut ujian paket B atau setara SMP. Mereka diawasi aparat keamanan lapas serta dinas pendidikan. Berbeda dengan di sekolah yang dimulai pagi hari, di Lapas Klas 1 Cirebon, UN baru dimulai pukul 13.00 WIB. Kepala Bidang Pembinaan Narapidana Lapas Klas 1 Cirebon Djoko Sunarno mengatakan jumlah peserta ujian paket B di Lapas Klas 1 Cirebon lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. \"Tahun lalu 19, sekarang 18 orang. Sebetulnya bukan berkurang atau bertambah, karena warga binaan di Lapas Klas 1 Cirebon mayoritas sudah berijazah tingkat SMA,\" ujarnya. Walaupun 18 warga binaan ini berada di lapas, namun menurut Djoko, mereka mempunyai hak yang sama dengan masyarakat lain untuk mendapatkan pendidikan sehingga diajukan permohonan ke Pusat Pelatihan Belajar Masyarakat (PKMB). ”Kami sudah bekali dengan pembelajaran sejak awal tahun, dan latihan soal-soal sehingga UN yang akan digelar 3 hari ini pasti berjalan dengan baik dan warga binaan bisa selesaikan soal-soalnya,\" harapnya. TINGKAT KOTA CIREBON Sementara itu, ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tingkat SMP/MTs dan sederajat di Kota Cirebon hanya digelar satu sekolah. Kendala ada pada pengadaan komputer, bukan kemampuan siswa didik. Karena itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon menghitung jumlah komputer yang dibutuhkan untuk pengadaan tahun depan. Walikota Cirebon Drs Nasrudin Azis SH mengatakan UN tingkat SMP pada hari pertama kemarin tak ada kendala. Hanya ada satu siswa yang sakit dan tak dapat mengikuti UN. “Bagi yang sakit, ada ujian susulan,” terang Azis usai mengunjungi beberapa sekolah bersama unsur muspida, Senin (9/5). Hal ini, kata Azis, menunjukan Disdik Kota Cirebon telah melakukan persiapan kegiatan UN secara matang dan sesuai prosedur yang ada. Meskipun demikian, pengawas ujian dan pihak terkait lainnya tetap melakukan tugasnya dengan baik. Sehingga dalam seluruh rangkaian UN tidak terjadi hal-hal yang mencoreng nama baik Kota Cirebon. Jika peserta ujian nyaman, Azis yakin hasil UN akan maksimal. Dengan demikian, program mendidik siswa berprestasi dapat terwujud. Saat mengetahui tidak ada sekolah negeri yang mengikuti UNBK, Azis merasa sedikit terkejut. Pasalnya, secara kemampuan dan teknis diyakini dapat dilakukan ujian dengan sistem komputerisasi tersebut. Namun, faktanya tahun ini diseluruh Kota Cirebon hanya satu SMP swasta yang melakukan UNBK. Untuk itu, Walikota Azis meminta Disdik melakukan penghitungan terhadap kebutuhan komputer untuk sistem UNBK tersebut. “SMP negeri secara teknis mampu. Kendalanya hanya ada pada kelengkapan komputer,” ucapnya yakin. Dengan hitungan yang dilakukan Disdik, dapat diketahui jumlah komputer dan anggaran yang dibutuhkan. Azis akan memasukan dalam APBD murni tahun 2017 dengan harapan UN tahun depan dapat menggunakan UNBK seluruhnya. Baik tingkat SMA maupun SMP.  Anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan kompter tersebut, cukup dari APBD Kota Cirebon. Sebab, ujar pria yang pernah menjabat Ketua DPRD Kota Cirebon itu, anggaran untuk bidang pendidikan di Kota Cirebon sudah sangat berpihak. Dengan sistem UNBK, Azis yakin peserta ujian dapat percaya diri dengan kemampuan dan bisa meminimalisasi kecurangan. Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Dr H Wahyo MPd mengatakan, UN SMP sederajat tahun ini berjalan sesuai harapan. Untuk pelaksanaan UNBK, dibutuhkan ribuan komputer bagi seluruh sekolah negeri di Kota Cirebon. Anggaran yang dibutuhkan ditaksir lebih dari Rp10 miliar untuk pengadaan komputer dan perangkatnya. Hanya saja, angka pasti belum dapat disampaikan karena masih dalam kajian. “Anggarannya cukup besar. Kebijakan walikota menginginkan tahun depan UNBK, kami akan melaksanakan sesuai aturan yang berlaku,” ucapnya kepada Radar usai menadampingi walikota dan unsur muspida meninjau pelaksanaan UN tingkat SMP sederajat, Senin (9/5). Untuk kelulusan sekolah, kata perempuan berkerudung ini, nilai sekolah digabung dengan nilai UN. Secara umum, nilai UN sebenarnya tidak mempengaruhi kelulusan. Tetapi, jika siswa tidak mengikuti UN, otomatis tidak bisa lulus. Karena salah satu syarat kelulusan yaitu mengikuti UN, harus sudah mengikuti seluruh program sekolah, dan berprilaku minimal baik. Khusus untuk siswa SMP yang ingin melanjutkan ke sekolah SMA negeri di Kota Cirebon, nilai UN salah satu yang menjadi pertimbangan untuk diterima. (mik/ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: