Setnov Gerak Cepat, Pilih Orang Dekat
BADUNG- Kepengurusan pimpinan DPP Golkar langsung bekerja menyusun kepengurusan baru di bawah ketua umum Setya Novanto (Setnov). Setnov yang juga ketua formatur penyusunan kepengurusan DPP Partai Golkar, langsung menetapkan sejumlah orang-orang dekat masuk di jajaran kepengurusan inti untuk mendampingi dirinya. Penetapan itu diumumkan oleh Setnov dalam rapat paripurna terakhir, terkait hasil pembahasan tim formatur Partai Golkar hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) 2016 di Bali Nusa Dua Convention Center, kemarin (17/5). Dia telah menunjuk kader Golkar yang mengisi posisi Sekretaris Jenderal, Bendahara Umun, dan Ketua Harian. “Telah diputuskan dengan berbagai pertimbangan, saya selaku ketum, dan sekjen Idrus Marham, bendahara umum Robert Kardinal, dan ketua harian Nurdin Halid,” katanya menyampaikan hasil formatur. Dengan waktu yang pendek pasca terpilih secara aklamasi kemarin pagi, Setnov menyebut komposisi itu yang sementara dihasilkan formatur. Formatur kemudian akan bekerja dalam waktu cepat untuk menetapkan komposisi kepengurusan DPP Partai Golkar secara lengkap. ”Mohon izin, formatur akan bekerja paling maksimal 15 hari, mohon seluruh formatur bisa menyiapkan semua usul-usul dari segala sesuatu yang terlibat,” ujarnya. Dia berpesan, formatur harus selektif dalam menentukan figur pengurus. Sebab, masa kerja kepengurusan ini maksimal hanya 3,5 tahun, melanjutkan kepengurusan 2014-2019. ”Anggota diharapkan yang betul-betul aktif. Tidak hanya yang ingin ditaruh di posisi-posisi, waktunya pendek. Saya setiap hari akan datang ke DPD I dan II,” ujarnya. Figur Idrus maupun Robert selama ini dikenal dekat dengan Setnov. Pasca menyatakan mundur sebagai bakal caketum Golkar, Idrus disebut-sebut terlibat dalam upaya pemenangan Setnov. Indikasinya adalah pertemuan Luhut dengan sejumlah anggota DPD di Jakarta, atau upaya penggalangan sejumlah DPD Golkar di Bali, pasca pembukaan Munaslub oleh Presiden Jokowi. Sementara Robert Joppy Kardinal adalah sosok yang dekat dengan Setnov di lingkungan parlemen. Dalam beberapa kunjungan kerja keluar negeri sebagai Ketua DPR, anggota Fraksi Partai Golkar dari daerah pemilihan Papua Barat itu juga ikut serta. Pasca menjadi Ketua Fraksi, Robert juga didapuk sebagai bendahara fraksi Partai Golkar. Setnov dalam pidato penutupan Munaslub juga mencanangkan program 100 hari kerja, demi mencapai target rekonsiliasi dan kebangkitan Partai Golkar. Program itu memastikan proses rekonsiliasi berjalan baik dan tepat waktu. Dia juga mewajibkan totalitas, pengabdian pada Golkar sehingga memimpin partai tidak bisa setengah-setengah. “Saya sendiri akan undur diri dari Ketua Fraksi Partai Golkar, saya akan cari waktu yang tepat. Saya akan siap 24 jam, silakan kalau ingin telepon saya,” ujarnya. Ditemui usai penutupan Munaslub, Setnov juga memberi isyarat akan mempertahankan posisi Ade Komarudin (Akom) sebagai Ketua DPR. Menurut dia, Akom sudah menunjukkan kinerja yang baik sebagai pimpinan DPR, melalui berbagai tolok ukur. ”Pak Ade kan kerja baik, menjalankan tugas fungsi secara baik. Kita harapkan bisa menindaklanjuti hubungan dengan pemerintah, terkait komitmen dukungan dengan pemerintah,” ujarnya. Dalam pemilihan bakal calon ketua umum Partai Golkar yang berlangsung sejak dini hari kemarin, delapan bakal caketum dipilih melalui surat suara tertutup oleh 554 pemilik hak suara. Sejatinya, total pemilik suara di Munaslub 2016 adalah 560 orang. Namun, ada sejumlah kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara yang tidak mendapat surat mandat dari provinsi, sehingga tidak bisa memilih, ditambah dua ormas pendiri Golkar, Soksi dan Kosgoro 1957. Dua ormas itu tidak bisa menggunakan hak pilih karena tengah mengalami dualisme kepengurusan. Pemilihan tahap pertama itu menentukan delapan bakal caketum lolos menjadi caketum. Sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Partai Golkar, bakal caketum dinyatakan lolos sebagai caketum bila mendapat dukungan minimal 30 persen pemilik suara. Dalam hal ini, dukungan minimal 166 pemilik suara akan meloloskan bakal caketum menjadi caketum. Proses pemilihan dimulai sekitar pukul 3.15 WITA, diawali dengan memverifikasi setiap pemegang mandat. Para pemilih wajib melingkari nomor urut satu bakal caketum yang dipilih, dan dilarang memberi tanda lain. Proses pemungutan itu berlangsung hingga pukul 05.30 WITA. Setelah dilakukan pencocokan jumlah surat suara yang digunakan, proses penghitungan dilakukan pada pukul 06.30 WITA. Hasilnya, dua bakal caketum, Setnov dan Akom dinyatakan lolos persyaratan menjadi caketum. Setnov mendapatkan 277 suara atau sekitar 50 persen suara, sementara Akom 173 suara dukungan, atau lebih dari 30 persen. Bakal caketum gagal mencapai kuota 30 persen, adalah Airlangga Hartarto (14 suara), Mahyudin (2 suara), Priyo Budi Santoso ( 1 suara), Aziz Syamsudin (48 suara), Indra Bambang Utoyo (1 suara) dan Syahrul Yasin Limpo (27 suara). Lolos sebagai caketum, Setnov dan Akom kemudian berangkulan, dan diminta naik menuju panggung Munaslub. Syahrul kemudian melakukan interupsi, meminta hasil ini disepakati dua bakal caketum sebagai hasil akhir dengan musyawarah mufakat. ”Hasil ini saya anggap sudah maksimal, saran saya tidak usah diteruskan,” kata Syahrul. Menanggapi hal itu, Akom kemudian berbicara di depan panggung. Dia menyatakan menghargai proses yang dilakukan Ketua Munaslub Nurdin Halid. Adalah kerja luar biasa dengan mampu mewujudkan pemilihan demokratis melalui surat suara tertutup. Akom menyatakan sepakat dengan ide yang disampaikan oleh Syahrul. ”Saya sudah berembug dengan teman-teman saya, tim saya, pak ARB (Aburizal Bakrie, red), saya lebih muda dari pak Nov. Pak Nov 60, masih ada kesempatan saya di masa mendatang,” kata Ade. Pernyataan Akom itu disambut tepuk tangan para peserta Munas. Nurdin pun memberikan pujian kepada Akom dan menyatakan Setnov sebagai ketua umum Partai Golkar untuk lanjutan periode 2014-2019. ”Ini adalah cerminan kebangkitan Partai Golkar,” kata Nurdin. Ical yang kini didapuk sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar menyatakan, tugas dirinya sebagai wanbin saat ini lebih banyak di belakang layar, tidak seperti dahulu yang berada di depan layar. Dirinya menjamin dengan posisinya saat ini, tidak akan bersinggungan dengan ketua umum. ”Percayalah, saya tidak akan menjadi matahari kembar. Kepercayaan saya, hanya ada boleh satu matahari, dan matahari di Golkar adalah saudara Novanto. Saya tentu akan memberikan nasihat, bila diminta atau tidak diminta,” katanya. (bay)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: