Kapolres: Anak Buah Saya Belum Pulang, Kejar Pelaku

Kapolres: Anak Buah Saya Belum Pulang, Kejar Pelaku

CIREBON- Hari ini, Kamis (19/5) tepat satu pekan kasus pembunuhan berencana terhadap Sundusiyah alias Fauziah (43). Hingga hari ini juga, kasus ini belum bisa dituntaskan oleh polisi. Baru empat orang yang diciduk dan 3 orang lagi masih buron. Tiga orang yang buron itu antara lain Maria Quin Tania atau Tania (TN), Fajar (FR),  dan Ismali (IM). Kapolres Cirebon AKBP Sugeng Hariyanto mengakui tim yang dibentuk untuk menuntaskan kasus ini masih terus bekerja. Kapolres bahkan secara khusus memerintahkan anggotanya untuk terus mengejar para pelaku yang masih buron. “Bahkan anak buah saya belum pulang hingga sekarang. Mereka masih melakukan pengejaran,” kata kapolres, kemarin. Saat ini, sambung kapolres, handphone (HP) milik ketiga pelaku dalam posisi off alias tidak aktif. Karena kondisi itu, timnya yang di lapangan  pun mengalami kesulitan untuk melacak keberadaan para pelaku. Meski demikian kapolres memastikan anak buahnya akan terus bekerja sampai mendapatkan hasil. Sementara itu, meski ada empat pelaku yang sudah ditangkap, polisi belum mau membeberkan hasil pemeriksaan 4 pelaku itu ke publik. Polisi beralasan masih harus menunggu penangkapan terhadap 3 pelaku yang masih diburu. Tubuh Fauziah sendiri ditemukan di kompleks pemakaman Desa Tuk Karangsuwung, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Kamis dini hari (12/5) sekitar pukul 03.00. Warga RT 01 RW 01 Blok Budiraja, Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, itu sempat dilarikan ke RSUD Gunung Jati untuk mendapatkan pertolongan medis. Jumat (13/5) sekitar pukul 08.00 Fauziah tak tertolong. Kasus ini terungkap berkat saksi kunci Suryadinata alias Akhli (44). Akhli yang pertama kali menerima pesanan dari Dimang (pelaku yang sudah ditangkap) untuk menggali kubur dengan dalih akan memakamkan orang pada malam hari. Akhli kemudian melapor ke polisi, dan kasus ini terungkap. Sejauh ini pihak keluarga menduga motif utama para pelaku melakukan aksi keji tersebut karena ingin menguasai harta milik korban. Penegasan itu disampaikan Roid, kakak tertua korban. Menurut pria 68 tahun tersebut, isu motif yang berkembang selama ini tidak benar. Dia yakin tidak mungkin adik bungsunya terlibat cinta segitiga ataupun kasus jaringan narkoba. “Itu tidak benar. Saya yakin dan tahu adik saya. Tidak mungkin terlibat hal-hal seperti itu (cinta segitiga dan narkoba, red). Pihak keluarga yakin motif pelaku murni ingin menguasai harta adik saya,” ujarnya kepada Radar, Senin (16/5). Ada beberapa sebab pihak keluarga beropini demikian. Pasalnya, kuatnya dugaan motif pelaku ingin menguasai harta korban, salah satunya ada tiga unit kendaraan milik korban yang sebelumnya raib dan tidak diketahui keberadaannya. “Ada tiga mobil, Avanza, Innova dan satunya Pajero. Yang baru ketemu yang Avanza saja, itu yang dibawa pelaku Sigit yang ditangkap di Jl Pemuda,” imbuhnya. Pihak keluarga pun meminta agar kepolisian bisa mengungkap kasus secara cepat dan pelaku-pelaku lainnya yang belum tertangkap bisa segera ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Yang jelas, kalau pelaku utamanya tertangkap, harus dihukum seberat-beratnya. Siapa yang rela keluarganya disiksa begitu? Kalau perlu gak usah pakai HAM lagi, ini berencana, hukumannya juga harus setimpal,” pungkasnya. (arn/dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: