Euro 2016, Italia Berusaha Patahkan Prediksi

Euro 2016, Italia Berusaha Patahkan Prediksi

  MANTAN pelatih Juventus dan AC Milan Carlo Ancelotti berkata, Italia bukanlah favorit di Euro 2016 kali ini. Peluang Gianluigi Buffon dkk untuk mengangkat trofi dinilainya kalah jauh dari juara bertahan Spanyol, juara dunia Jerman, tuan rumah Prancis, bahkan Inggris sekalipun. Tentu allenatore yang musim depan membesut Bayern Muenchen itu tidak asal bicara. Ada beberapa alasan yang melandasi argumennya. Pertama, performa uji coba mereka yang kurang meyakinkan. Sejak November, Buffon dkk menjalani lima uji coba dan hanya sekali menang. Yakni 1-0 atas Skotlandia (29/5). Sisanya, mereka dikalahkan Belgia 1-3 (13/11), lalu dihajar Jerman 1-4 (29/3). Juga imbang 2-2 saat menjamu Rumania (17/11), dan ditahan Spanyol 1-1 pada 24 Maret lalu. Selain itu, allenatore Antonio Conte memilih tidak menyertakan dua nama yang saat ini berkiprah di Major League Soccer, Sebastian Giovinco dan Andrea Pirlo. Padahal, keberadaan Pirlo sangat krusial untuk membantu sisi serangan Italia. Terlebih dalam kondisi saat ini, ketika mereka sedang krisis tukang gedor mumpuni. Di antara lima striker Azzurri yang dibawa ke Prancis, praktis hanya Graziano Pelle yang cukup subur. Dia menjadi top scorer Italia di kualifikasi dengan torehan empat gol dari 11 caps. Itupun masih kalah jauh jika dibandingkan torehan Daniele De Rossi yang sudah menyumbangkan 17 gol sepanjang karirnya. \'\'Dalam opiniku, Italia mulai kehilangan kualitas dibanding Euro empat tahun lalu,\'\' ujar Ancelotti sebagaimana dilansir Omnisport. Giorgio Chiellini tentu tidak sependapat akan hal itu. Setidaknya, dalam pandangannya, Italia masih memiliki kekuatan yang bakal membantu mereka menaklukan Belgia, Republik Irlandia, maupun Swedia. Kekuatan itu terletak pada pertahanan yang kokoh. \'\'Menurutku kami seharusnya menang dengan skor 1-0, 2-0, dan bukan 4-3,\'\' kata Chiellini kepada La Gazzetta dello Sport. Itu merujuk kepada pemahaman bahwa mencetak gol sebanyak-banyaknya tidak ada gunanya jika kebobolan banyak juga. Artinya, jika defense kuat, sektor lain akan mengikuti. \'\'Kami harus meminimalkan celah kami sesempit mungkin,\'\' lanjut bek Juventus tersebut. Tidak berbeda dengan Chiellini, Conte mengatakan bahwa mereka bakal mempertahankan gaya pertahanan gerendel catenaccio sebagai identitas mereka. Strategi kuno itu bekerja baik sekali di Euro 2000, ketika mereka dibesut mantan kiper timnas Dino Zoff. Sehingga ketika publik Negeri Pisa melihat permainan Buffon dkk, mereka melihat permainan yang sesuai dengan semangat Italia. \'\'Ini adalah perjalanan sulit. Dan di tengah-tengahnya, tentu dibutuhkan pengorbanan serta kerja keras dari kami semua,\'\' ucap Conte seperti dilansir BBC. Dalam merealisasikan pertahanan yang tangguh itu, Chiellini bakal ditopang oleh Andrea Barzagli dan Leonardo Bonucci. Pertahanan itu makin kuat karena Daniele De Rossi juga mumpuni untuk mencegah tim lawan bisa leluasa menguasai permainan. Sementara di lini tengah, tanpa Claudio Marchisio yang mengalami cedera, Conte bakal menggantungkan asa kepada De Rossi, dengan mendapat bantuan dari Stefano Sturaro maupun Emanuele Giaccherini. By the way, ini bukan kali pertama Italia memasuki major tournament dalam posisi tidak diunggulkan. Ingat Euro 2012, ketika mereka terseok-seok di kualifikasi maupun fase grup? Toh merekalah yang mendampingi Spanyol ke partai puncak. Dalam perjalanan itu, di semifinal mereka mengalahkan Jerman yang jauh lebih dijagokan. So, soal mematahkan prediksi, bisa banget! (apu/na)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: