Dewan Pendidikan Ingatkan Sekolah yang Paksakan Study Tour

Dewan Pendidikan Ingatkan Sekolah yang Paksakan Study Tour

SUMBER - Maraknya sekolah yang menggelar study tour di akhir tahun ajaran baru, menjadi sorotan Dewan Pendidikan Kabupaten Cirebon. Terlebih, dengan adanya beberapa pihak sekolah yang memaksakan study tour bagi siswanya. Bahkan sampai mengorbankan jam belajar siswa lainnya. Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Cirebon, Aceng Sudarman mengatakan, tren study tour ini tidak efektif dan efisien bagi pembelajaran. \"Saya sudah sering tekankan agar study tour ini jangan sampai memberatkan siswa. Dan kalau dipersentasikan, 70 persen Dewan Pendidikan tidak setuju dengan study tour, 30 persen setuju karena memang ada sisi baiknya untuk pembelajaran. Tapi study tour ini bukan berarti wajib, karena tidak ada dalam kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler juga bukan,\" bebernya kepada Radar, Minggu (5/6). Menurutnya, hal yang lebih penting, solusinya ialah pembelajar yang efektif agar mencapai tujuan wajar dikdas sembilan tahun tercapai. Terlebih, ada beberapa oknum yang menjadikan study tour menjadi profit oriented. Hal ini yang dirasa sangat memberatkan bagi siswa yang orang tuanya tidak mampu. \"Memang ada unsur edukasi dari study tour, tapi lebih cenderung tidak efektif. Oleh karena itu, jangan sampai sekolah memaksakan,\" jelasnya. Hal ini karena indeks pemahaman siswa setelah study tour dinilai masih sangat kurang. Selain itu, tingkat kecelakaan juga sangat rawan. Apalagi melihat ada beberapa kasus kecelakaan siswa saat study tour. Dengan begitu, pihaknya mendorong agar Disdik segera memberikan sikap dan keputusan terkait study tour yang dilakukan bagi para pelajar. \"Ya study tour boleh-boleh saja setahun sekali, tapi jangan dipaksakan,\" jelasnya. Selain itu, pihaknya juga menyoroti siswa yang tidak mampu untuk mengikuti study tour agar tidak terlalu dibebankan. Seharusnya, apabila memang akan digelar study tour, ini juga harus berdasarkan keputusan dari semua wali/orang tua siswa. Terlebih, yang berhak menghimpun dana siswa itu ialah komite sekolah. \"Jadi sekolah tidak usah berlebihan. Kalaupun ada siswa yang tidak mampu, seharusnya mereka bisa diikutsertakan karena mereka juga semua peserta didik di sekolah tersebut,\" jelasnya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: