Keadaan Manusia Dan Shalat

Keadaan Manusia Dan Shalat

SUDAH dijelaskan pada edisi terdahulu pentingnya kedudukan shalat bagi manusia, yaitu sebagai penentu diterima atau tidaknya seluruh amal manusia. Namun kitapun perlu mengetahui keadaan manusia dengan shalatnya karena akan menentukan masa depannya dihadapan Allah ta’ala kelak di Hari Kiamat. Kalau kita mencermati pelaksanaan shalat baik yang kita lakukan sendiri ataupun yang dilakukan oeh orang lain maka kita akan mendapati cara pelaksanaan yang beraneka ragam, bukan gerakan atau bacaan shalat yang berbeda-beda tetapi dalam cara menunaikannya. Demikian pula dijelaskan dalam syariat ( Al Qur’an dan Hadits Nabi ‘alaihishalatu wa sallam) keadaan manusia dalam mengerjakan shalat dan akibatnya, yaitu :

  1. Mereka yang meninggalkan shalat dan tidak peduli dengan kewajiban shalat atau dengan ancaman Allah ta’ala yang ditujukan kepada mereka, golongan ini disebutkan oleh Allah ta’ala didalam surat Al Mudatsir : 42-43 yang maknanya :”Apa yang menyebabkan kalian masuk kedalam neraka Saqar ? mereka menjawab : Kami dulu tidak melaksanakan shalat...”. Ayat ini menjelaskan bahwasanya me ninggalkan shalat dapat menyebabkan seseorang dimasukkan kedalam adzab diakhirat bila terus dilakukan sampai akhir hayatnya, karena Allahpun menyebutkan setelahnya (maknanya):”sampai datang kematian kepada kami.”
  2. Mereka yang melaksanakan shalat tetapi dicela oleh Allah ta’ala, mereka adalah orang-orang yang melaksanakan shalatnya bila sudah diakhir waktunya atau sudah berakhir waktunya, seperti melaksanakan shalat ashar sesaat menjelang matahari tenggelam atau saat matahari sudah tenggelam, golongan ini disebutkan oleh Allah ta’ala didalam Kitab-Nya dalam surat Al Ma’un: 4-5) yang maknanya :”Maka celaka bagi orang yang shalat yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya.” Kebanyakan ulama tafsir mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang menyia-nyaikan shalatnya kurang peduli dengan pelaksanaannya walaupun tetap melaksanakannya.
  3. Mereka yang melaksanakan shalatnya dengan terburu-buru, tidak menunaikan thuma’ninah didalam shalatnya, shalatnyadilaksanakan dengan cepat seperti ayam mematuk makanan, tentang golongan ini disebutkan oleh Nabi kita ‘alaihishalatu wa sallam dari Abi Hurairah yang artinya : “Seseorang memasuki masjid dan Nabi ‘alaihishalatu wa sallam saat itu berada disuatu sudut masjid,lalu dia datang dan menyampaikan salam kepadanya, maka belia menjawab:” ‘Alaika salam, shalatlah lagi karena engakau belum shalat !” maka diapun kembali setelah shalatnya dan beliau tetap bersabda dengan sabda yang sama yaitu:” Shalatlah lagi karena engkau belum shalat !”. dilakukanya sampai tiga kali, dan dikali yang ketiga dia mengatakan:” Wahai Rasulullah aku tidak dapat mengerjakan yang lebih baik dari ini maka ajarilah aku.” Maka beliaupun menjelaskan :”Bila engkau shalat maka bertakbirlah kemudian bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Qur’an kemudian ruku’lah dan tuma’ninahlah dalam ruku’mu ...(dst).” ( HR. Muttafaqun ‘alaih), didalam hadits ini Nabi ‘alaihishalatu wa sallam tidak menganggap shalat orang tersebut, mengapa ?  karena ternyata tidak ada thuma’ninah dalam shalatnya.
  4. Mereka yang melaksanakan shalatnya tidak sempurna dalam menunaikan bagian-bagian shalatnya, seperti yang disebutkan oleh Nabi ‘alaihishalatu wa sallam dalam sabdanya yang artimnya :”Seseorang selesai dari shalatnya tetapi tidaklah dicatat untuknya pahala kecuali sepersepuluh, sepersembilan,seperdelapan,sepertujuh,seperenam atau setengahnya.” ( HR. Ahmad, Abu Dawud dll ), mereka melaksanakan shalat tetapi kurang sempurna dalam melaksanakannya, sehingga nilainyapun kurang sempurna.
  5. Mereka orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya yaitu orang-orang yang menghadirkan seluruh gerakan shalat seperti yang dicontohkan oleh Nabi ‘alaihishalatu wa sallam, seperti beliau sabdakan yang artinya :”shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat !” dan hatinya penuh dengan keikhlasan, harapan pahala dari Allah dan rasa takut dari adzab-Nya saat shalatnya, inilah golongan yang berbahagia dan beruntung golongan orang-orang yang beriman, seperti yang disebutkan oleh Allah ta’ala didalam firman-Nya yang maknanya :”Pasti beruntung orang-orang yang beriman yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” ( QS. Al Mu’minun : 1-2 )
Semoga Allah ta’ala menjadikan kita orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya dan mendapatkan keberuntungan didunia dan diakhirat, amiiin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: