Ramadhan Dan Dzikir

Ramadhan Dan Dzikir

SIAPAPUN pasti akan mendakwakan diri cinta kepada Allah, kecuali orang-orang yang sudah rusak fithrahnya, termasuk mereka orang-orang diluar islam. Bahkan orang-orang musyrikin Quraisy pada zaman Nabi kita shalallahu ‘alaihi wasallampun mengatakan demikian (cinta mereka kepada Allah), mereka berkata : “Sesungguhnya kami adalah kaum yang mencintai Allah, maka Allah ta’ala menurunkan firman-Nya yang maknanya :”Katakanlah (wahai Muhammad):”Jika memang kalian mencintai Allah maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (QS. Ali Imran : 31) Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa kecintaan kepada Allah ta’ala bukan sekedar ucapan tetapi ada syarat yang harus dipenuhi yaitu mengikuti petunjuk Nabi -Nya shalallahu ‘alaihi wasallam, bila syarat ini tidak dipenuhi berarti kecintaan kpada-Nya adalah kecintaan kosong atau palsu, dan diantara tanda seseorang mencintai Allah ta’ala adalah senantiasa menyebut nama-Nya atau yang biasa disebut dengan berdzikir. Berdzikir kepada Allah ta’ala merupakan salah satu bukti kecintaan kepada Allah ta’ala, akan tetapi dalam berdzikirpun tidak boleh semau kita atau dengan lafadz-lafadz yang kita mau tidak tetapi sesuai dengan petunjuk dari ayat tersebut maka tidak boleh lepas dari cara-cara atau lafadz-lafadz yang telah dicontohkan oleh Nabi kita shalallahu ‘alaihi wasallam. Demikianlah kalau kita cermati keseharian Nabi kita shalallahu ‘alaihi wasallam dari sejak bangun tidu sampai tidur kembali semuanya diisi dengan dzikr kepada Allah ta’ala, seperti dzikir bangun tidur, dzikir masuk kamar mandi, dzikir makan, dzikir keluar rumah dst, jadi dalam berdzikirpun tetap kita diperintahkan oleh Allah untuk mengikuti Nabi-Nya shalallahu ‘alaihi wasallam. Keutamaan dzikir kepada Allah Dzikir kepada Allah ta’ala bukan sekedar lafadz-lafadz yang diucapkan sebagai suatu ibadah, akan tetapi memiliki keutamaan yang besar, diantaranya adalah :

  1. Sebagai aamal terbaik seorang hamba dan yang paling tulus, meninggikan derajat dan lebih baik dari infak yang besar serta berjihad, sebagaimana disabdakan oleh Nabi kita shalallahu ‘alaihi wasallam yang artinya : “ Maukah kalian aku beritahukan amal terbak yang kalian kerjakan, paling tulus disis Rabb kalian, paling tinggi derajatnya serta lebih baik bagi kalian daripada infak dengan emas dan perak, dan daripada kalian berjumpa dengan musuh-musuh kalian lalu kalian memenggal leher-leher mereka dan mereka memenggal leher-leher kalian ?” mereka berkata : tentu ya Rasulullah ! “ Maka beliau menjawab :” Dzikir kepada Allah ta’ala.”
  2. Selalu disebut namanya oleh Allah ta’ala, sebagaimana Allah ta’ala menyebutkan sendiri tentang hal tersebut didalam kitab-Nya yang maknanya : “Berdzikirlah kalian kepada-Ku maka Aku pasti menyebut nama kalian.” (QS. Al Baqarah : 152)
  3. Mendapatkan jaminan kebahagiaan dari Allah ta’ala, sebagaimana Allah ta’ala sebutkan didalam firman-Nya yang maknanya :”berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak kalian pasti mendapatkan kebahagiaan.” (QS. Al Jum’ah : 10)
  4. Disediakan Ampunan dosa dan pahala yang besar, tentang hal ini Allah ta’ala berfirman yang artinya :”Kaum laki-laki dan kam wanita yang berdzikir kepada Allah dengan dzikir yang banyak maka Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dosa dan pahala yang besar.” (QS. Al Ahzab : 35)
Masih banyak keutamaan lainnya yang tidak cukup tempat bila disebutkan semuanya didalam kesempatan yang mulia ini, tetapi cukuplah dengan beberapa keutamaan tersebut untuk memotivasi kita akar bersemangat untuk berdzikir kepada Allah ta’ala. Mari kita manfaatkan bulan mulia yang tinggal sepuluh hari tersisa ini untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah ta’ala khususnya adalah dzikir kepada-Nya, semoga dengan itu kita termasuk orang-orang yang dipilih oleh-Nya untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut, dan ditempatkan ditempat yang mulia disisi-Nya, amiiin.(*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: