Dari Keluarga Pas-pasan tapi Pintar,  Niya Amelia Ingin Masuk SMAN 1

Dari Keluarga Pas-pasan tapi Pintar,  Niya Amelia Ingin Masuk SMAN 1

Banyak siswa pintar tapi kurang beruntung. Tak ayal, mereka harus berjuang di tengah keterbatasan yang dimiliki. Hal itu yang terjadi pada Niya Amelia. Kerja kerasnya berhasil menorehkan prestasi untuk almaternya. Laporan: YUSUF SUEBUDIN, Cirebon SEMPAT ditawari orang tuanya berhenti sekolah, Niya Amelia tak lantas menyerah. Dia justru kian bersemangat membuktikan bahwa pendidikan harus diperjuangkan. Ayah Niya hanya penarik becak, sedangkan ibunya buruh cuci pakaian yang penghasilannya tak tentu. Kondisi ekonomi yang pas-pasan tak membuat Niya kecil hati. Dia memacu diri untuk bisa keluar dari kesulitan. Kerja kerasnya untuk belajar menorehkan sejumlah pencapaian. Sejak SD, dia selalu dipantau gurunya. Prestasi yang ditunjukan menjadi bukti kualitas diri. Karena itu, sebagai ibunda, Catu (35) tidak ingin anaknya berhenti sekolah. “Ayah kandung Niya sudah meninggal. Suami saya yang sekarang tukang becak. Kata saya tidak usah sekolah lagi, tapi Niya ngotot ingin sekolah,” ucapnya dengan isak tangis saat berkunjung ke rumah Anggota DPRD, Jafarudin. Warga Jalan Samadikun Gang III RT 02 RW 01 Kelurahan Kesenden itu meraih nilai tinggi. Tertinggi kedua di SMPN 18 Kota Cirebon. Almamater Niya Amelia selama menempuh pendidikan menengah. Dalam mata pelajaran Ujian Nasional (UN), Niya meraih nilai 100 untuk IPA dan Bahasa Inggris. Sedangkan Bahasa Indonesia dan Matematika masing-masing 94 dan 95. Totalnya 389. “Itu dia belajar dengan kondisi rumah hampir rubuh. Penerangan seadanya. Saya yakin Niya lebih bisa berprestasi,” ucap Catu, menceritakan perjuangan anaknya. SMAN 1 Kota Cirebon menjadi sekolah tujuan perempuan kelahiran 28 Oktober 2000 itu. Namun, karena dikenal sebagai sekolah paling favorit, Niya merasa minder dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Karena itu, meskipun yakin lolos dalam seleksi penerimaan siswa baru di SMAN 1, Niya tidak yakin untuk mencobanya. Atas dasar itu, Catu membawa serta anaknya ke rumah Jafarudin. Tujuannya, agar diberikan motivasi dan keyakinan. Dengan nilai 389 dapat bersaing dengan lulusan lain. Jafarudin pun menyambut baik kehadiran Niya. Sebagai warga Samadikun, politisi Hanura ini merasa bangga ada warganya yang berprestasi. Terlebih dengan kondisi ekonomi yang sangat. “Ini aset, semangat Niya harus menjadi inspirasi anak-anak lain yang tumbuh di tengah keluarga memadai,” tandasnya. Karena itu, Jafarudin akan berupaya membantu Niya mendaftar di SMAN 1 Kota Cirebon melalui jalur penerimaan siswa baru reguler. Karena Jafarudin yakin, dengan nilai UN tinggi Niya mampu bersaing dan lolos di SMAN paling favorit itu. (*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: