Atasi Macet, Usul Pintu Tol Ciledug Dibuka
CILEDUG – Kemacetan di pintu keluar tol Brebes Timur pada puncak arus mudik beberapa hari yang lalu, sempat menghebohkan jagat nasional dan internasional. Pasalnya, kemacetan parah tersebut menyebabkan puluhan nyawa melayang akibat kelelahan. Berkaca pada pengalaman tersebut, Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Perhubungan sudah mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan agar pintu exit Ciledug Tol Kanci-Pejagan dibuka. Sehingga, manakala ada kemacetan di Brebes, kendaraan bisa diurai dengan dialihkan ke jalur alternatif. “Saya sudah sampaikan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan saat melakukan monitoring arus balik ke pintu tol Brebes Timur, dua hari yang lalu,” papar Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon Dr Iis Krisnandar SH CN, kemarin. Kemudian, diusulkannya pembukaan pintu Tol Ciledug, merupakan salah satu bagian pemerataan pembangunan di Kabupaten Cirebon. Artinya, akses keluar masuk tol ini sebuah peluang bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah Kecamatan Ciledug dan sekitarnya. “Tinggal tata ruangnya ditata dengan baik, permudah perizinan investasi dan dibangun infrastruktur transportasi sebagai penunjangnya,” tambahnya. Selain itu, dia juga mengusulkan agar ada pengaturan interval waktu antara pemberangkatan dengan pembelian tiket di luar tol dengan penetapan waktu berangkat. Sehingga, ketika memasuki gerbang tol tidak perlu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan transaksi. “H-7 harus sudah diatur intervalnya, sehingga pemudik yang sudah punya tiket tinggal serahkan saja ke petugas, karena dia sudah melakukan transaksi sebelumnya,” imbuhnya. Kemacetan tidak hanya di Brebes, Jawa Tengah. Kabupaten Cirebon pun mengalami hal yang sama, khususnya di jalur utama pantura, khususnya yang melintasi wilayah Kecamatan Tengahtani sampai dengan Plered. Pasalnya, dijalur tersebut merupakan wilayah perdagangan dan pusat kuliner khas Cirebon. Sementara, lahan parkir untuk kendaraan para pengunjung sangat terbatas. Hal ini menimbulkan banyak kritikan dan masukan kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon untuk membenahi persoalan ini. Menjawab persoalan tersebut, Iis menyampaikan bahwa ada beberapa opsi guna mengatasi persoalan tersebut. Salah satunya memindahkan para penjual kuliner ini ke Pasar Batik Plered. Meski di sana ada lahan kosong. Tapi, ada rencana akan dibangun gedung laboratorium metrologi. “Nanti, kita akan buat kajian teknisnya, agar jangan sampai salah kebijakan dan juga meminta saran dari masyarakat,” pungkasnya. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: