2 Bulan Diintai, Polisi Ungkap Penyelundupan Sabu 62 Kg

2 Bulan Diintai, Polisi Ungkap Penyelundupan Sabu 62 Kg

JAKARTA - Jaringan narkotika Nigeria-Indonesia tampaknya sudah kehilangan akal untuk menyelundupkan narkotika. Kemarin (27/7) Bareskrim dan Ditjen Bea Cukai mengungkap penyelundupan 62 kg sabu dengan modus dimasukkan ke dalam filter alat berat. Pelaku tidak jera meski modus seperti itu sudah berulang kali terjadi. Wakabareskrim Irjen Antam Novambar mengatakan, pengungkapan penyelundupan 62 kg sabu ini merupakan hasil kerja sama antara Bareskrim dan Bea Cukai. “Kerjasama ini perlu ditingkatkan,” jelasnya. Menurut dia, penyelundupan sabu menggunakan filter alat berat melalui jalur udara merupakan modus lama. “Sebelumnya, mereka favorit menggunakan kapal,” ujar mantan Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipid Narkoba) Mabes Polri itu. Direktur Dittipid Narkoba Brigjen Dharma Pongrekun menambahkan, proses pengungkapan penyelundupan sabu itu dilakukan selama dua bulan. Awalnya, polisi menerima informasi pengiriman narkoba melalui pesawat Turkish Airlines. “Kami buntuti semuanya,” jelasnya. Namun, lanjut dia, proses pengiriman sabu berlangsung dua gelombang. Yang pertama 33,5 kilogram dan kedua 28,5 kg. Setelah ditunggu dua bulan itu, semua barang telah dipastikan telah sampai ke penerimanya. Dua tersangka jaringan Nigeria-Indonesia berinisial ZL dan MN pun akhirnya bisa tertangkap. “Kami pastikan mereka akan dihukum berat,” tuturnya. Sabu tersebut ternyata dikirim dari Nigeria menuju ke Turki dan tujuan akhirnya merupakan Jakarta. Yang pasti, masih ada target pelaku lain yang juga terlibat. “Ini jaringan besar ya,” ucapnya. Sementara itu, Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan bahwa pengiriman narkoba dimasukkan ke filter mesin ini sudah beberapa kali terjadi. Yang sebelumnya, sabu juga dimasukkan ke filter penyaring air. “Bahkan, sabunya juga pernah dicor dengan baja agar mengelabui petugas,” paparnya. Pengungkapan itu merupakan hasil analisa dari manifest pesawat terbang. Dengan informasi dari Bareskrim, Bea Cukai mendeteksi kemungkinan di pesawat mana dan di barang apa narkotika diselipkan. “Hasilnya ya ini, di pesawat Turkish Airlines,” ungkapnya. Mengapa narkoba yang sempat transit di Turki itu masih bisa sampai Indonesia? Dia menerangkan, pengawasan barang yang transit biasanya tidak terlalu ketat. Dengan demikian, sabu tersebut begitu mudah sampai ke Indonesia. “Mereka kurang peduli dengan barang transit, itu terjadi di berbagai negara,” terangnya. Sementara Wakabareskrim menambahkan bahwa ada kemungkinan jaringan tersebut juga melibatkan napi yang masih berada di penjara. Semua itu sedang didalami. “Kami mengarah kesana,” ujarnya. (idr/agm)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: