Asian Games 2016, Maskot dan Logo Lebih Punya Filosofi

Asian Games 2016, Maskot dan Logo Lebih Punya Filosofi

JAKARTA – Komitmen Inasgoc dan pemerintah Indonesia untuk menjadi tuan rumah Asian Games (AG) 2016 yang sukses kembali terlihat. Sayembara maskot dan logo baru AG 2018 akhirnya diumumkan di depan media, kemarin siang (28/7). Bertempat di kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jakarta, maskot dan logo baru tersebut menggantikan desain yang lama yang dirasa kurang kekinian. Kritikan masyarakat yang juga diawali oleh Jawa Pos (Radar Cirebon Group) membuat Kemenpora dan Inasgoc memutuskan untuk melakukan perbaikan maskot dan logo lama. Maskot baru kini dihiasi tiga jenis satwa dari Indonesia. Sedangkan untuk logo baru, desain awal Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) inspirasi Feat Studio, tim desain grafis yang memenangkan sayembara yang digagas Kemenpora, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Jefferson Edri C, Creative Partners Feat Studio menjelaskan bahwa timnya ingin membawa semangat founding father Indonesia, Ir Soekarno saat mempersiapkan Asian Games ke-4 1961 silam ke dalam maskot yang baru. ”Kami usung tema keep the dream life untuk mewujudkan mimpi dan visi Bung Karno di masa lalu,” terang pria yang karib di sapa Jeff itu. Salah satu filosofi yang cukup mengena adalah tentang visi logo baru yang mengambil desain awal SUGBK. Energy of Asia yang menjadi tema awal Asian Games sebelum sayembara di mulai juga terlihat cukup jelas. Delapan pintu keluar kompleks SUGBK direpresentasikan cukup bagus untuk menyebarkan Energy of Asia ke seluruh penjuru dunia. ”Kami memang berusaha menerapkan tema yang diusung sebelumnya supaya lebih mengena,” sambung Jeff. Proses pengerjaan desain tersebut berlangsung selama tiga pekan setelah mendapat briefing dari Bekraf. Feat Studio memaksimalkan waktu yang ada untuk melakukan riset dan proses kreatif lainnya demi logo dan maskot baru yang lebih punya makna. Dalam pengenalan logo dan maskot tersebut kemarin, turut hadir Kepala KSP Teten Masduki, Menpora Imam Nahrawi dan jajarannya, Wakil Ketua KOI Muddai Madang, serta Triawan Munaf, kepala Bekraf.  Pemilihan Feat Studio sehingga menjadi pemenang melalui tahapan yang cukup panjang. Setelah menandatangani nota kesepahaman dengan Kemenpora, Bekraf lalu melanjutkan proses seleksi hingga memunculkan tiga desain terakhir setelah menggelar presentasi di depan panelis. Baru pekan lalu, Triawan memperlihatkan dua desain terpilih yang akhirnya mendapatkan satu desain terbaik berdasarkan rekomendasi Presiden Joko Widodo. ”Yang perlu diingat, desain ini bukan hanya sekadar logo dan maskot baru, tetapi lebih jauh untuk sistem identitas event Asian Games secara menyeluruh,” sebut Triawan. Menurutnya, proses kreatif yang mengedepankan originalitas desain dan konsep yang kuat membuat pihaknya menjatuhkan pilihan kepada Feat Studio. Selanjutnya materi turunan maskot dan logo baru nantinya akan lebih variatif. Termasuk untuk materi iklan, baliho dan yang lainnya. Semula, pengenalan logo dan maskot tersebut direncanakan berlangsung pekan lalu. Tetapi, lantaran belum mendapatkan restu dari OCA, Inasgoc memilih untuk mengundurkan waktu. Imam Nahrawi menjelaskan, pihaknya mendapat informasi dari KOI bahwa surat balasan OCA terkait restu menggunakan logo dan maskot baru diterima 26 Juli lalu. ”Kami sadar Asian Games ini momentum internasional, maka harus dikemas dengan lebih baik,” terangnya. (nap)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: