Syawal, Warga Indramayu Ramai Gelar Pesta Hajatan  

Syawal, Warga Indramayu Ramai Gelar Pesta Hajatan  

HAURGEULIS – Bulan Syawal, sebagian masyarakat pedesaan di wilayah Kabupaten Indramayu ramai-ramai menyelenggarakan hajatan. Mereka meyakini, pasca lebaran merupakan bulan baik untuk mengadakan pernikahan, khitanan maupun rasulan anak mereka. Apalagi, di sejumlah daerah sudah memasuki musim panen padi dengan hasil panen yang cukup memuaskan. Tak mengherankan, bagi warga yang mampu, biasanya budaya selamatan dimeriahkan dengan berbagai macam hiburan. Contohnya, tradisi khitanan yang dilakukan oleh penduduk di Kecamatan Haurgeulis. Untuk membahagiakan anak mereka, para orang tua sengaja menyewa Sisingaan lengkap dengan badutnya untuk mengarak pengantin sunat keliling kampung. Dengan biaya sewa sisingaan plus organ keliling sampai jutaan rupiah, warga juga melengkapinya dengan pementasan tarling, sandiwara atau organ dangdut. Kesenian hiburan ini sengaja dihadirkan, untuk menghibur para tamu undangan maupun warga di sekitar lokasi hajat. Jelas biaya yang dikeluarkan jumlahnya sangat besar. “Budaya hajatan sudah berlangsung turun temurun, biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan baik seperti Syawal setelah hari raya Idul Fitri ini. Dalam satu hari, bisa terdapat 10 orang hajatan sekaligus,” ujar Warsana (41) warga Desa Cipancuh kepada Radar, Sabtu (30/7). Hanya saja kata dia, seiring fenomena zaman yang sudah berubah, menggelar hajatan bagi si empunya, juga dimanfaatkan untuk menarik telitian (hutang kondangan, red) yang dulunya pernah ditebar. Bahkan sampai-sampai, jika ada warga yang tidak kondangan namun memiliki utang telitian, langsung ditagih d irumahnya. “Jadi pada prinsipnya, kalau ada orang kondangan itu diumpamakan sedang nitip uang jadi statusnya memberi utang. Bisa ditagih kalau dia hajatan,” tandasnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: