Baru 2 Hari, 2 Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci

Baru 2 Hari, 2 Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci

MADINAH - Dalam dua hari terakhir, dua calon jamaah haji (CJH) Indonesia meninggal di tanah suci. Pertama atas nama Senen bin Donomejo (79), CJH asal Ponorogo, Jatim. Dia meninggal di Masjid Nabawi pada Jumat (12/8) pukul 19.00 waktu Arab Saudi atau pukul 23.00 WIB. Yang kedua atas nama Siti Nurhayati binti Saib (68), CJH asal Aceh. Dia meninggal di Rumah Sakit King Fahad Madinah pada Sabtu, pukul 03.00 waktu Arab Saudi atau pukul 07.00 WIB. Senen juga tercatat sebagai CJH Indonesia yang pertama meninggal di tanah suci pada musim haji tahun ini. Dia berasal dari Ponorogo dan tergabung dalam kloter 07 Embarkasi Surabaya. Bardasar surat keterangan kematian yang diterbitkan Kantor Misi Haji Indonesid di Madinah, Senen meninggal akibat cardiac arrest atau henti jantung setelah sebelumnya mengalami dehidrasi. ”Salah satu permasalahan jamaah haji di tanah suci memang dehidrasi. Sudah sering diingatkan agar banyak minum, tapi banyak yang lupa lagi,” ujar Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Madinah dr Tjetjep Ali Akbar kemarin. Senen dan Rombongannya tiba di Bandara Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz Madinah pada 12 Agustus 2016 pukul 06.45. Setelah menjalani proses imigrasi, dia diberangkatkan menuju hotel. Mengacu data kedatangan dan penempatan CJH, kloter 07 Embarkasi Surabaya menempati Hotel Dar Al Rahmah. Diduga karena kelelahan dan memaksakan diri segera menjalani ibadah arbain, Senen akhirnya mengalami dehidrasi, hingga akhirnya henti jantung. ”Semestinya, jamaah yang tiba di tanah suci istirahat dulu. Jangan memaksakan diri langsung menjalani ibadah arbain. Apalagi CJH yang lanjut usia,” terang Tjetjep. Sementara itu, Siti Nurhayai binti Saib tercatat sebagai CJH yang tergabung dalam kloter 02 Embarkasi Aceh yang tiba di Madinah pada 10 Agustus 2016 pukul 13.38 waktu Arab Saudi. ”Dia sempat ikut rombongan ke hotel, namun hari itu juga langsung dikirim ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah,” ujar Tjetjep. Nurhayati didiagnosis mengalami septic shock sebelum meninggal. Warga Prapat Hilir, Aceh tenggara itu mengalami nyeri hebat pada perut saat dibawah ke KKHI. Namun, fasilitas kesehatan di KKHI tidak mempu menangani sakit yang dialami Nurhayati. Dia akhirnya dikirim ke RS King Fahad saat itu juga. ”Hanya sebentar di KKHI untuk diagnosis awal. Pasien akhirnya dirujuk ke RS King Fahd,” ujarnya. (jpg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: