PKL Sumber;  Boleh Berdagang, Asal Taat Aturan

PKL Sumber;  Boleh Berdagang, Asal Taat Aturan

Kawasan Sumber sudah semakin banyak menjamur pedagang kaki lima. Salah satu kawasan yang menjadi titik PKL ialah kawasan Jalan P Cakrabuana samping Yogya Sumber. Menjamurnya pedagang kaki lima disebut sebagai salah satu penyebab gagalnya Kabupaten Cirebon menyabet Piala Adipura. Laporan: JAMAL SUTEJA, Sumber SAAT melakukan sosialisasi ketertiban umum, Petugas Gabungan Satpol PP, Polisi, dan TNI mendapati para pedagang kaki lima sudah mulai banyak yang mendirikan panggung di atas saluran air. Mereka juga memasang kabel listrik di atas saluran yang membahayakan. Selain di titik Jalan Pangeran Cakrabuana, pedagang kaki lima juga sudah menjamur di Jalan Fatahillah Watubelah dan sekitarnya. Kepala Seksi Trantib, Untung Sumargo menjelaskan, pada dasarnya pihaknya tidak melarang para pedagang mencari nafkah. Hanya saja, ada aturan yang harus ditaati. Aturan itu dibuat agar menjaga ketertiban dan juga fungsi fasilitas umum. Dalam UU No 38 Tahun 2004, disebutkan bahwa bahu jalan, saluran air dan sempadan jalan tidak boleh digunakan untuk aktivitas berdagang. Hal ini dimaksudkan agar saluran air tersebut bisa berfungsi dengan maksimal. Sehingga tidak menyebabkan banjir. \"Kalau sudah ditutupi oleh pedagang kaki lima, bagaimana bisa dibersihkan?\" ucapnya kepada Radar, belum lama ini. Sehingga ia pun meminta agar para pedagang bisa melaksanakan peraturan yang ada. Para pedagang harus memahami dan mengikuti peraturan. \"Harapan kami, masyarakat bisa mengikuti aturan yang ada. Karena banyak sampah plastik tidak bisa diangkat akibat tertutupi oleh pedagang. Kalau sudah begini kan bisa mengakibatkan banjir,\" ujarnya. Salah seorang Pengawas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, Kadana mengatakan, banyaknya pedagang kaki lima yang beraktivitas di atas saluran air, sangat menyulitkannya dalam merawat dan membersihkan saluran air. Terlebih, banyak juga saluran air yang rusak karena aktivitas pedagang. \"Kami ingin saluran air ini bisa steril. Karena kalau banjir, kami kesulitan untuk mengangkat sampah-sampah yang tersangkut di dalam saluran air,\" ujarnya. (*)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: