Premier League, Teka-teki Terbesar Ranieri

Premier League, Teka-teki Terbesar Ranieri

LEICESTER – Arsenal itu seperti batu. Setidaknya batu yang nyaris mengganggu jalan Claudio Ranieri untuk mengangkat trofi juara Premier League pertamanya bersama Leicester City di musim lalu. Sebab, hanya Arsenal lah, satu-satunya klub yang selalu mengalahkan The Foxes –julukan Leicester– di home ataupun away. Leicester ketika bermain di King Power Stadium dipermak Arsenal dengan skor 2-5, 26 September 2015. Begitu bertandang ke Emirates lima bulan kemudian (14/2) lagi-lagi Ranieri harus dibuat bertekuk lutut dengan kekalahan 1-2. Nah, bagaimana dengan pertemuan pertama dua penghuni top two di musim lalu itu malam nanti? Akankah Ranieri bertekuk lutut lagi untuk yang ketiga kalinya secara beruntun dari Arsenal saat lanjutan pekan kedua Premier League 2016-2017 di King Power Stadium, Leicester? \'\'Kami akan coba, dan mencari solusi terbaik untuk mengalahkannya (Arsenal),\'\' sebut The Tinkerman –julukan Ranieri– dikutip situs resmi klub. Leicester mematok target bangkit di pertandingan ini setelah pekan lalu menyerah 1-2 di tangan Hull City. Minimal tidak sampai mengalami back to back tumbang di dua laga Premier League. Selama ini, hanya Manchester United yang mampu mengangkat trofi juara sekalipun tumbang di dua laga awal Premier League 1992-1993. Ranieri mengaku sudah mempelajari permainan Arsenal. Tepatnya ketika Arsene Wenger, pelatih Arsenal, dipermalukan Liverpool di depan publiknya sendiri dengan skor 3-4. Menurut Ranieri, Arsenal tetaplah Arsenal yang mampu bermain bagus sekalipun tidak dalam kondisi 100 persen. \'\'Yang dibutuhkan untuk menghadapi klub sekelas Arsenal hanya perlu lebih, lebih dan lebih konfiden lagi,\'\' lanjutnya. Bedanya, Arsenal yang dihadapi Ranieri malam nanti bakal ketambahan beberapa amunisi lagi. Itu seiring dengan keputusan Arsene Wenger memanggil kembali Laurent Koscielny, Mesut Oezil, dan Olivier Giroud yang baru pulang dari liburan pasca Euro 2016. Koscielny akan menambah kekuatan di lini pertahanan Arsenal. Sedangkan Oezil dan Giroud memperkuat daya dobrak Arsenal setelah ditinggal Aaron Ramsey yang absen tiga pekan karena cedera hamstring. Oezil dan Giroud lah sosok di balik hegemoni Arsenal atas Leicester musim lalu. Oezil dengan bola-bola panjangnya di depan gawang Kasper Schmeichel, di depan sudah menanti Giroud yang siap mengeksekusi bola-bola atas Oezil tersebut. Belajar dari pengalaman di KCOM Stadium –kandang Hull– pekan lalu, gol-gol yang merobek gawang Leicester bermula dari bola-bola atas. Dari corner kick dan crossing. Skema seperti itulah yang bisa saja dilakukan Oezil dan Giroud untuk menjebol gawang Schmeichel. Untungnya, di lini belakang juara bertahan Premier League itu sudah diperkuat Robert Huth. Dibandingkan dengan Luis Hernandez yang dimainkan pekan lalu, Huth lebih bagus untuk jadi tameng bola-bola atas. Huth bagus dalam duel udara. Musim lalu, pemain yang berkebangsaan Jerman itu mencatatkan 63,3 persentase menang duel udara. Yang terbaik di antara back four Leicester musim lalu. Untuk lini tengah, Nampalys Mendy sepertinya bakal menjadi starter setelah di pekan lalu Andy King belum nyetel dengan Danny Drinkwater. Kombinasi di antara Drinky –sapaan akrab Drinkwater– dan Mendy ini yang diyakini bakal banyak mengalirkan bola ke kuartet pemain menyerang Leicester. Demarai Gray, Riyad Mahrez, Ahmed Musa dan Jamie Vardy. Dari sisi formasi permainan, Leicester masih tetap dengan 4-4-2-nya. Hanya, adanya Musa akan mengubah formasi cenderung jadi 4-4-1-1. Ranieri mengingatkan kepada pemainnya untuk cepat dalam melakukan transisi ketika bertahan dan menyerang. \'\'Saat saya merasa pemain sudah bekerja baik, saya selalu konfiden. Keseimbangan di tim selalu mudah untuk naik dan turun. Tapi yang terpenting skema permainan berjalan dengan baik,\'\' ungkap pelatih berkebangsaan Italia itu. Wenger sendiri dalam konferensi persnya di London Colney, Kamis malam WIB (18/8) sudah dihujani banyak pertanyaan terkait dengan pertahanannya. Terutama setelah dikritik habis-habisan saat memasang dua bek tengah minim jam terbang seperti Rob Holding dan Calum Chambers di balik hasil negatif di tangan Liverpool lalu. Koscielny baru sepuluh hari ini berlatih bersama rekan-rekannya di Arsenal. \'\'Saya akan berjudi (dengan memainkan Koscielny). Namun, saya masih punya waktu 48 jam untuk memutuskannya. Yang pasti dia (Koscielny) sudah hampir bermain lagi,\'\' beber Wenger menjelaskan kemungkinan comeback-nya Koscielny dikutip Mirror. Pertanyaannya, kalau Wenger berani berjudi dengan Koscielny lalu siapa yang bakal menemani bek berkewarganegaraan Prancis itu di jantung pertahanan Arsenal? Dari kekalahan atas Liverpool 3-4 kemarin, performa Holding dan Chambers tidak berbeda jauh. Dari sisi duel udara sukses misalnya. Di satu sisi, Chambers hanya unggul satu kali duel udara sukses dari Holding. Delapan kali untuk Chambers, dan tujuh kali Holding. Hanya saja, permainan Holding di dalam laga debutnya yang tenang bisa dicoba Wenger kembali di laga ini. Dengan jumlah duel udaranya yang hanya terpaut satu kali, Holding punya nilai plus dari 2 kali intersep, 2 tekel sukses dan akurasi passing 74 persen. Menurut Wenger, hanya dengan membenahi lini pertahanannya itulah kunci utama skuadnya di dalam misi mencatatkan kemenangan ke-14 atas Leicester di King Power. Sekaligus mencatatkan poin penuh pertamanya musim ini. \'\'Itu artinya, kami harus lebih berbahaya ketika membangun serangan ke depan,\'\' koar Wenger. Dengan formasi 4-2-3-1, absennya Ramsey langsung bisa ditutupi Oezil. Pemain berkebangsaan Jerman itu akan berdiri di belakang Giroud. Oezil akan mendapatkan dukungan dari Alexis Sanchez di posisi sayap kiri, dan Theo Walcott di posisi sayap kanannya. Ketiga pemain inilah yang akan mencoba membongkar defense Leicester bersama Giroud. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: