Maharani, Berprestasi di Sekolah Pinggir Kota
Jalan Kaki ke Sekolah Sejauh Lima Kilometer Prestasi bisa diraih siapa pun, termasuk bagi yang memiliki keterbatasan ekonomi dan sekolah di daerah terpencil, seperti dialami Maharani (10). Adinda Pratiwi, Harjamukti SEMANGAT belajar terus melekat pada Maharani (10) yang tak pernah terlihat capek di setiap perlombaan. Ia terkenal sebagai anak yang sering mengikuti lomba di berbagi kegiatan. Dalam sebuah acara pemilihan dai cilik, Maharani menjadi peserta di dalamnya. Siapa sangka, dia adalah siswi kelas V SDN Kebon Pelok, jauh dari pusat kota. “Hallo teh, lama nggak ketemu,” sambutnya mengulurkan tangan, Kamis (2/8). Ya, kami memang bukan pertama kali bertemu. Setiap perlombaan tingkat anak-anak, ia selalu hadir menjadi peserta. Beruntung, ia kerap menjadi pemenangnya. “Aku sudah tampil teh. Doakan ya semoga juara,” ujarnya saat duduk santai di teras Masjid Raya At-Taqwa. Melihat gadis cilik ini, ia pasti selalu didampingi ibunya, Nining (38). Kemana-mana, anak yang yang biasa disapa Non ini selalu bersama sang bunda. “Aku kemana-mana selalu dengan bunda, yang selalu mendukungku,” katanya. Non kembali bercerita tentang impiannya. Tentang prestasinya yang selama ini sudah diraih. Meski bukan dari kalangan berada, terbukti, Non berhasil meraih beasiswa. Sejak TK hingga saat ini duduk di kelas V SD. “Karena Non ingin membahagiakan kedua orang tua. Nggak ada rasa minder sama sekali, terus belajar dan bangkit. Maka dari itu Non selalu semangat,” beber wanita berlesung pipi ini. Dengan semangat tinggi, Non bahkan rela berjalan kaki sejauh lima kilometer, dari rumah menuju sekolah. Sampai akhirnya saat ulang tahun, ia mendapat hadiah sepeda dari ayah. “Dulu pulang pergi sekolah jalan kaki nggak masalah kok. Karena Non niat untuk belajar,” kata anak yang sempat meraih Juara II Pildacil sewilayah III Cirebon ini. Nining lantas tersenyum mendengar sang anak bicara demikian. Ia memahami, meski selalu ada menemani Non, ia belum bisa memberikan yang terbaik. “Karena kami memang bukan dari kalangan berada,” kata istri Bobi (36), seorang pekerja di bengkel reparasi mobil. Nining nampak beruntung memiliki malaikat kecil seperti Non. Bagaimana tidak, dalam kondisi ekonomi seperti ini, Non tak pernah mengeluh. Non justru mau terus belajar demi mengangkat derajat kedua orang tua. “Dia anaknya semangat dalam belajar. Tidak hanya pendidikan, tapi agama. Dia anak yang serba mau bisa,” ujarnya, seraya menyampaikan dirinya selalu mencari informasi tentang kejuaraan untuk diikuti Non. Ia selalu berpesan pada Non, untuk terus semangat dan pantang menyerah. Sebab dengan belajar, dirinya akan terus mendapat ilmu, serta menjadi pribadi yang cerdas. “Karena saya ingin anak saya lebih baik dari saya dan bapaknya. Untuk anak, selalu kami perjuangkan,” ungkapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: